Sampah menjadi masalah yang krusial di daerah pesisir karena kebiasaan masyarakat yang membuang sampah langsung ke laut. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengelola sampah dengan memberdayakan aset yang dimiliki oleh masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan. Tahap persiapan dilakukan dengan menginventarisi aset yang dimiliki oleh masyarakat, melakukan sosialisasi, mempersiapkan materi dan bahan yang dibutuhkan untuk pelatihan pengolahan sampah. Aset yang teridentifikasi dimiliki oleh masyarakat terdiri dari aset fisik, aset manusia, aset sosial, aset finansial, dan aset alam, berupa lahan perkebunan dan pertanian yang menjadi sumber sampah organik sekaligus sebagai tempat mengaplikasikan pupuk kompos hasil pengolahan sampah organik tersebut. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta yang hadir tidak mencapai target karena kegiatan melaut yang dilakukan warga. Peserta yang mengikuti kegiatan pengolahan sampah cukup antusias mengikuti materi dan simulasi. Diharapkan peserta yang mengikuti pelatihan dapat mengolah sampahnya sendiri dan memotivasi warga lain untuk mengolah sampahnya masing-masing.
Personal hygiene will have an impact on the food produced by a food handler. To carry out its functions, Islamic boarding schools have a food management system which is carried out by food handlers. This study aims to see the personal hygiene of food handlers at the Pondok Pesantren, Biringkanaya District, Makassar City. The research method used is descriptive research. The sampling method used was total sampling with a total of 30 samples. The results of the study prove that of the 30 respondents, 100% in good category for the application of personal hygiene. The work period of less than or 5 years was 17 respondents (56.7%) and respondents with a working period of more than 5 years were 13 respondents (43.3%). Of the 30 respondents (100%) only 1 respondent (33%) had work experience as food handlers in another place, namely, for 15 years at other Islamic boarding schools, 29 respondents (96.7%) had no work experience as food handlers. The application of personal hygiene to food handlers is fairly good, all respondents have good personal hygiene, but the application of washing hands before and after work and after leaving the bathroom is not in accordance with good and correct handwashing procedures according to WHO or the Indonesian Ministry of Health, this is evidenced by the unavailability of handwashing facilities. Provision of education, media-related information personal hygiene should be performed periodically to increase awareness of food handlers, as well as providing training, SOP, APD, P3K box, and checks periodically
Pendidikan seksual anak usia dini menjadi salah satu upaya untuk mencegah berbagai bahaya kejahatan seksual dan penyimpangan seksual pada anak. Keluarga menjadi wadah utama bagi anak untuk memperoleh pendidikan, termasuk pendidikan seksual. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui gambaran pendidikan seksual anak usia dini dalam keluarga sejahtera III plus di Kecamatan Tallo.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif survei pada keluarga sejehtera III plus di Kecamatan Tallo.Dari populasi 567 keluarga diperoleh sampel sebanyak 180 keluarga menggunakan purposive sampling dengan kriteria keluarga sejahtera III plusyang memiliki anak usia 8-12 tahun.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik (93,4%), kontrol diri yang baik (51,7%), sikap positif (93,4%), tindakan yang baik (81,1%), lingkungan sosial yang baik (82,2%) dalam memberikan pendidikan seksual anak dalam keluarga. Sehingga pendidikan seksual anak usia dini pada keluarga sejahtera III plus di kecamatan Tallo sudah baik, meskipun masih terdapat beberapa responden yang tidak pernah memberikan pendidikan seksual dalam keluarganya (41,1%). Oleh karena itu, orang tua diharapkan secara aktif dan terbuka dalam berkomunikasi masalah seksual dengan anak serta menjadi teladan dengan menanamkan nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari merupakan bagian dari pendidikan seksual anak usia dini dalam keluarga
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran gender dalam pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi di Puskesmas Pattallassang Kabupaten Gowa. Penelitian ini adalah survey deskriptif untuk mengetahui peran gender dalam pengambilan keputusan pemilihan jenis kontrasepsi pada pasangan usia subur. Sampel sebanyak 86 responden merupakan isteri dari pasangan usia subur yang merupakan akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang Gowa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suami mendominansi pengambilan keputusan menggunakan kontrasepsi (89,5%), dan pemilihan metode kontrasepsi (57,0%) di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang Kabupaten Gowa. Sementara isteri masih lebih banyak yang mempercayakan pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi kepada suami (57,0%), namun perannya lebih terlihat dalam mempertahankan pilihan ketika telah merasa nyaman pada metode kontrasepsi tertentu (72,1%). Keputusan suami menjadi penentu dalam pengambilan keputusan metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh pihak isteri. Disarankan adanya diseminasi kepada masyarakat setempat tentang kesetaraan gender dalam pengambilan keputusan khususnya dalam pemilihan kontrasepsi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.