Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak contract farming terhadap kinerja usahatani kopi di Lampung. Penelitian dilakukan di Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus yang merupakan sentra produksi kopi di Lampung. Survei rumahtangga petani dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2018. Sampel pada penelitian ini berjumlah 170 responden yang terdiri dari 98 petani kontrakdan72 petani non kontrak. Penelitian ini mengestimasi dampak contract farming menggunakan teknik Propensity Score Matching (PSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa contract farming berdampak positif terhadap produktivitas, harga, dan pendapatan usahatani kopi. Mempromosikan dan mendorong penyebaran contract farming secara lebih luas dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas kopi nasional, daya saing dan kesejahteraan petani.
Sistem produksi dan perdagangan kopi di dunia telah berubah dalam dua dekade terakhir. Namun, jarang studi yang mengaitkan perubahan tersebut secara langsung dengan tren produksi dan perdagangan negara-negara penghasil kopi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) memprediksi tren produksi dan perdagangan di sepuluh negara produsen kopi terbesar di dunia, dan (2) mengidentifikasi jalan (pathway) yang berpotensi meningkatkan keberlanjutan (sustainability) produksi dan perdagangan kopi Indonesia. Penelitian ini menggunakan data time series FAOSTAT (1993 - 2020) yang diproyeksikan 10 tahun (sampai 2030) dengan metode double exponential smoothing. Penelitian ini memprediksi bahwa produksi dan perdagangan kopi dunia akan semakin dinamis. Beberapa negara (seperti Guatemala, Brazil, dan Ethiopia) diprediksi akan memperluas areal kopinya dengan tingkat pertumbuhan yang cukup signifikan, sementara negara lain (seperti Vietnam dan Kolombia) diprediksi akan mengejar pertumbuhan yang tinggi dalam hal nilai ekspor biji kopi olahannya. Selain itu, beberapa negara (seperti Meksiko, Peru, dan Indonesia) diprediksi akan lebih fokus pada konsumsi domestik dalam negerinya. Dinamika tersebut memiliki implikasi pada produksi dan perdagangan kopi Indonesia. Namun, Indonesia secara makro memiliki modal institusional yang relatif baik, yaitu lingkungan pendukung untuk investasi (misalnya dalam hal ukuran pasar, ketersediaan infrastruktur, dan keterbukaan perdagangan) yang berpotensi mendukung keberlanjutan produksi dan perdagangan kopinya.
<p><span lang="EN-US">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan sistem agribisnis jagung pada korporasi petani yang terdiri dari subsistem sarana produksi, usahatani, pengolahan, pemasaran, dan jasa layanan penunjang. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Lokasi penelitian ditetapkan di Desa Marga Catur Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan dengan pertimbangan lokasi tersebut sedang menerapkan Program Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) dengan melakukan kegiatan budidaya jagung. Jumlah responden sebanyak 21 orang petani jagung yang dipilih dengan metode sensus, 3 orang pedagang pengumpul pipilan jagung yang dipilih dengan metode <em>snowball sampling</em>, dan 2 orang pengolah jagung yang dipilih dengan metode sensus. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2020. Metode analisis</span><span lang="IN"> data</span><span lang="EN-US"> dilakukan dengan menggunakan indeks sistem agribisnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa , indeks sistem agribisnis pada korporasi petani belum baik dengan total nilai sebesar 10,82 atau sebesar 56,73% dari nilai maksimal yaitu 19,07. Indeks sistem agribisnis jagung subsistem sarana produksi, usahatani, dan pengolahan dalam kategori baik. Namun, pada subsistem pemasaran dan jasa layanan penunjang belum baik</span></p>
Global demand standard on agri-food needs quality, quantity and product readiness real time. The sustainability of raw material supply is the key to optimize the benefit. Contract farming is well known as a method to fulfil the raw material needs for industries. The study offered the key factors which were determined the coffee farmers participation in contract farming. Research location took place in coffee production center in Tanggamus and West of Lampung Region. The farmer household survey was conducted in May-June 2018. Respondent sampling amounted to 170 respondents consisting of 98 farmers who participated in contract farming and 72 non participant farmer. The logit regression model applied to determine the influencing factors of farmers' participation in contract farming. The results showed that farmer participation in contract farming was influenced by the age of the family head, number of family members, coffee harvest area, distance to the KUB, distance to the collector, market distance, and proportion of income from coffee farming.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.