Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due to malnutrition in the womb. Stunting cases in Indonesia have decreased every year, but the handling in each region has not been evenly distributed, so there are still many stunting cases, especially in villages. The purpose of this service is to succeed in government programs in reducing stunting rates in Somoketro Village, Salam District, Magelang Regency and to improve community skills in innovating food manufacturing to increase nutritional intake. The service is carried out using the Participatory Rural Appraisal (PRA) method which actively involves the community. The results of this service have a positive impact, namely increasing community knowledge and innovation about stunting prevention by utilizing Family Medicinal Plants (TOGA).
Extraction and Identification of Secondary Metabolites from AL6 Isolates and Its Potential as Antibacterial against Escherichia coliABSTRACTSecondary metabolites in the form of antibiotics can be produced by rhizospheric bacteria. AL6 bacterial isolate, which is one of the bacterial isolates from the rhosphere of Saccarum officinarum L., is known to produce antibiotic compounds. This study aims to determine the activity of antibiotics from AL6 ethyl acetate extracts produced by AL6 bacterial isolates, to analyze the minimum inhibitory concentration (MIC) and the similarity of the active substances using GCMS. The ethyl acetate extract obtained was tested for MIC at 1.25%, 2.5%, 5.0%, 10.0%, 20%, and 40% concentrations. Detection of potential antibiotic spots was carried out using bioautographic thin layer chromatography (TLC). Compounds responsible for antibiotic activity were analyzed using GCMS. Minimum inhibitory levels obtained reached 2.5%. The active spots responsible for antibiotic activity against Escherichia coli at Rf 0.94. Components detected using GCMS and suspected to be antibiotics include chloroform; ethane, 1,1-dimethoxy-(CAS) dimethyl acetal; dan 1,3-dioxolane, 2-methoxymethyl-2,4,5-trimethyl.Keywords: AL6 bacterial isolate; antibiotic; Escherichia coli; GCMS; MICABSTRAKMetabolit sekunder berupa antibiotik dapat diproduksi oleh bakteri rizosfer. Isolat bakteri AL6, salah satu isolat bakteri dari rizosfer Saccarum officinarum L., diketahui dapat menghasilkan senyawa antibiotik. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibiotik dari ekstrak etil asetat antibiotik AL6 yang dihasilkan isolat bakteri AL6, menganalisis kadar hambat minimum (KHM), serta kemiripan zat aktif menggunakan GCMS. Ekstrak etil asetat yang diperoleh diuji KHM-nya pada konsentrasi 1,25%, 2,5%, 5,0%, 10,0%, 20%, dan 40%. Deteksi bercak yang berpotensi sebagai antibiotik dilakukan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) bioautografi. Senyawa yang berperan dalam aktivitas antibiotik dianalisis menggunakan GCMS. Kadar hambat minimal yang diperoleh mencapai 2,5%. Hasil uji KLT bioautografi memperlihatkan bercak aktif sebagai antibiotik terhadap Escherichia coli pada Rf 0,94. Komponen senyawa yang terdeteksi menggunakan GCMS dan diduga sebagai antibiotik antara lain chloroform; ethane, 1,1-dimethoxy-(CAS) dimethyl acetal; dan 1,3-dioxolane, 2-methoxymethyl-2,4,5-trimethyl.
Pendahuluan: Di era Jaminan Kesehatan Nasional, masalah pengelolaan obat di puskesmas masih sering terjadi sehingga perlu dilakukan evaluasi yang berkelanjutan untuk menjamin ketersediaan dan pelayanan obat yang optimal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan menganalisis terjadinya obat kadaluwarsa, obat rusak dan stok mati, sehingga dapat memberikan rekomendasi kebijakan untuk perbaikan pengelolaan obat. Metode: Penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif analisis, yang dianalisis secara deskriptif dan kualitatif. Sampel yang digunakan untuk mengevaluasi obat kadaluwarsa dan obat rusak adalah seluruh obat tahun 2019, sedangkan sampel untuk evaluasi stok mati menggunakan kombinasi obat indikator dan obat e-katalog yang paling banyak dikonsumsi pada tahun 2019. Faktor yang mempengaruhi hambatan pengelolaan obat dilakukan observasi dengan wawancara. Hasil: Obat kadaluwarsa di Puskesmas X dan Y sebesar 24% dan 18%, stok mati sebesar 40% dan 20%, tidak ditemukan obat rusak di kedua puskemas. Masalah pengelolaan obat yang dominan terjadi di puskesmas, disebabkan adanya faktor perubahan pola peresepan, tanggal kadaluwarsa yang terlalu pendek dan tidak sesuainya permintaan dengan penerimaan obat dari UPT Instalasi Farmasi. Kesimpulan: Persentase obat kadaluwarsa dan obat stok mati belum sesuai dengan indikator penelitian (0%), sehingga dengan temuan ini perlu dilakukan validasi perencanaan obat yang disesuaikan dengan kebutuhan obat serta peningkatan manajemen pengelolaan obat kadaluwarsa dan penguatan sistem penerimaan obat di puskesmas.
Kasus infeksi bakteri dapat diatasi dengan penggunaan antibakteri, namuSSSSn penggunaan antibakteri saat ini sangatlah sering dilakukan sehingga menimbulkan resistensi, maka perlu dilakukan pengembangan antibakteri baru dengan memanfaatkan tanaman herbal yang poten meminimalkan efek samping penggunaan antibakteri. Bahan alam yang dapat berguna sebagai antibakteri salah satunya adalah tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.). Hampir seluruh bagian tanaman mengkudu berkhasiat sebagai obat terutama pada buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan faktor yang mempengaruhi daya hambat antibakteri tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in vitro. Metode yang digunakan adalah literature review menggunakan database Google Scholar diperoleh sebanyak 13 artikel terbitan 10 tahun terakhir (2011-2021). Berdasarkan hasil review tanaman mengkudu mampu menghambat pertumbuhan bakteri, namun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi luas diameter daya hambat bakteri meliputi lokasi asal tanaman, varietas tanaman, metode ekstraksi yang digunakan, kandungan senyawa kimia, jenis bakteri, metode pengujian antibakteri dan ukuran sediaan. Berdasarkan hasil kajian literature disimpulkan bahwa tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) perpotensi menghambat bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Daya hambat antibakteri yang paling efektif ditunjukkan pada biji, buah, daun dan batang. Perbedaan hambat bakteri yang terbentuk dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi senyawa kimia, varietas tanaman, pelarut yang digunakan untuk ekstraksi, metode ekstraksi, metode pengujian, stain bakteri dan bentuk sediaan (ekstrak atau nanopartikel).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.