Kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi COVID-19 menimbulkan masalah baru bagi pendidikan anak usia dini. Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran telah mengalami perubahan yang drastis. Pembelajaran tidak lagi menggunakan pertemuan konvensional tatap muka, tetapi mulai diintegrasikan dengan pembelajaran online. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran bahasa Inggris selama periode pandemi di SDIT Nurul Yaqin dengan menggunakan metode blended learning. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Instrumen penelitian adalah siswa dan guru kelas 4A SDIT Nurul Yaqin yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan metode blended learning. Teknik analisis data mengacu pada konsep Miles Huberman melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi yang baik antara guru, siswa, dan orang tua dapat mengatasi masalah dalam mengadaptasi metode blended learning pada saat pandemi. Penerapan metode blended learning dalam pembelajaran bahasa Inggris menuntut guru untuk kreatif dalam menyediakan platform pembelajaran bahasa Inggris berupa link YouTube, video atau powerpoint. Keaktifan siswa di Google Meet dan orang tua mendampingi siswa selama pembelajaran online sangat membantu kemajuan PJJ selama pandemi.
Abstrak Penyampaian informasi atau pesan tersebut tentunya dengan menggunakan kata pada unggahan media sosial dalam bahasa tulis. Maka, agar pesan yang disampaikan oleh penutur dapat diterima oleh penerima hendaknya perlu memerhatikan penyusunan kata dengan baik dan benar. Fenomena komunikasi yang banyak ditemui saat ini satu diantaranya adalah melalui media sosial akun Instagram. Pada Instagram, umumnya mengabaikan dan sering memperlihatkan kesalahan berbahasa. Akun salah satu figur masyarakat, yang memiki jumlah pengikut terbesar di Indonesia, yaitu akun Raffi Ahmad dan Nagita Slavina (@raffinagita1717) layak untuk diteliti. Unggahan yang terdapat pada Instagram Rafii Ahmad dan Nagita Slavina ini akan dianalisis kesalahan berbahasa dari sisi kesalahan morfologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan ada tidaknya kesalahan morfologi pada unggahan akun instagram @raffinagita1717. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif deskriptif dengan tempat tidak terikat yang menganalisis bentuk deskripsi yang tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan variabel, menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Hasil dari temuan pada unggahan instagram @raffinagita1717 ditemukan adanya kesalahan morfologi, yaitu berupa kesalahan yang ditemukan dalam bentuk afiksasi adalah kesalahan penggunaan sufiks, prefiks, dan konfiks, sedangkan pada kesalahan reduplikasi adalah kesalahan penggunaan reduplikasi seluruh. Kata Kunci: Kesalahan Morfologi, Unggahan, Instagram
Dalam budaya literasi kaitanya sangat erat dengan dunia pendidikan. Untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan penguasaan literasi merupakan indikator yang sangat. Kurangnya bahan bacaan dan praktik literasi yang belum sesuai dinilai sebagai faktor penyebab rendahnya literasi masyarakat Indonesia. Mendeskripsikan penerapan literasi di sekolah dasar merupakan tujuan dari penelitian ini. Pada penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan program gerakan literasi di sekolah yang sudah dilaksanakan secara konsisten yaitu: (1) Program literasi ada 3 kali dalam sepekan. (2) Litarsi baca-tulis berbahasa Indonesia dan Inggris. (3) literasi numerasi.
The development of the times demands that everything can quickly accept change. This change occurs in almost all aspects of life, including the development of education in kindergarten. Indonesian is an important part of education. The importance of learning Indonesian because in it there are four aspects of language skills. Each skill has its own role and function. Likewise with reading skills in children. These skills are considered important in kindergarten education because children have started to be prepared for a higher level of education, namely elementary school. The habit or form of cultivating reading is very important because there will be many benefits for children. Culture has a simple meaning, namely something that is used to. Therefore, the culture of reading in the Kindergarten education environment is something that must be paid close attention to because children will be accustomed to and trained to read from an early age.
Language is an important and primary communication tool in daily life. Basically speaking is not only about delivering messages from the speaker to the listener. But, language is also related to diction, politeness, and attitude. In the era of globalization and sophisticated technology, sometimes it makes the speakers forget important things in the process of communicating or speaking. This is certainly related to the culture that developed in this country, Indonesia. The ability to speak is an important part of communication. This is because we have a culture and customs background that uphold the norms of politeness. The politeness of the language at this time, especially among adolescents has begun to be set aside, even some of them no longer care about it. Need to be held and conducted politeness research on students in the boarding environment. It is hoped that this research will provide a solution to the impoliteness of students in the language of the communication process. In general, these violations are caused by three factors, namely language ability, ability to understand context, and closeness. The situation above is also felt by the boarding house owner who is inhabited by students. The research method used is a qualitative method with a case study approach. Bassey (1999: 25) states that "Case study methods involve the collection and recording of data about a case or case ..." This statement can be interpreted that the case study methods include the collection and recording of data about one case or more. From the findings above, the results obtained for politeness of language by 46% and language impoliteness of 53%. Based on the results of these calculations it can be concluded that the communication or language process between boarders (students) and boarding owners is classified as impolite. The figure of 53% results of language impoliteness can occur by several factors, including the sense of closeness with the owner of the boarding house, the wrong choice of diction, and the language style used by the occupants of the boarding house.Keywords: politeness language, language, students
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.