Penelitian biologi ikan belida cii daei'nh alii'an Sungai Batrrnghari, Propinsi Jambi relal-r dilakr.rkan pada bulan Xler sampai dengan bulan November 1996 bertujuan r,rntuk menclapathal infbi'masi tet'Ltaug sifat pelttrnbr-rhan. r'eprodr-rksi, habirat dan kebiasaan makan.
Penambangan timah inkonvensional di Pulau Bangka telah berlangsung sejak tahun 2000. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat atau pengusaha tanpa mendapat izin dari pemerintah. Pada tahun 2002 jumlah timah inkonvensional sekitar 6.000 unit yang tersebar di seluruh Pulau Bangka.Kegiatan ini telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap ekosistem perairan dan masyarakat sekitarnya. Aktivitas ini telah memberikan dampak yang sangat buruk terhadap ekosistem perairan seperti 1) sedimentasi dan perubahan bentang alam kawasan pesisir, 2) meningkatnyakesuburan perairan, 3) peningkatan kekeruhan perairan, 4) kerusakkan ekosistem dan musnahnya biota perairan, dan 5) pencemaran logam berat. Kasus penambangan timah inkonvensional ini dikhawatirkan dapat menjadi fenomena gunung es yang suatu saat dapat menjadi konflik horisontalantar sesama masyarakat. Untuk menghindari hal ini pemerintah perlu menata ulang sistem pengelolaan dan perizinan pada pihak yang melakukan penambangan timah di Pulau Bangka.
Abstrak. Status gizi sangat di tentukan oleh asupan makanan, dimana status gizi yang optimal mencerminkan derajat kesehatan setiap individu. Nutrisi ibu selama kehamilan sangat berpengaruh untuk pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan, karena pembentukan sistem organ tubuh janin paling pesat di masa 9 bulan (270 hari) selamakehamilan dan 2 tahun (730 hari) setelah lahir yaitu 75% sampai 80%,dan sisanya setelah usia tersebut. 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)atau windowof opportunities merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh, sehingga di sebut sebagai golden periode dan periode kritis. Masalah gizi yang terjadi sangat berkaitan erat dengan gizi ibu selama hamil dan menyusui, akan berdampak pada bayi baru lahir, anak usia 2 tahun dan remaja putri. Gizi ibu selama hamil berdampak terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang merupakan indikator kemajuan kesehatan suatu negara. 1000 HPK dimulai dari konsepsi, bentuk embrio sampai anak berusia 2 tahun dimana peran tenaga kesehatan dalam cakupan continuvasi of care dalam pemeriksaan kehamilan harus lebih ditingkatkan secara optimal.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas perairan pasca pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api dengan mempelajari karakteristik fisika kimia perairan dan struktur komunitas zooplankton. Penelitian tentang kelimpahan dan keanekaragaman jenis zooplankton dilakukan melalui enam titik stasiun pengamatan di muara Sungai Banyuasin pada bulan April sampai Nopember 2009. Contoh air diambil pada kedalaman 1 m dari permukaan air dengan menggunakan kemmerer water sampler dan contoh zooplankton diambil dengan menggunakan ember 50 L pada permukaan perairan. Selanjutnya contoh air disaring dengan menggunakan plankton net dengan ukuran 25 µm. Hasil analisis kualitas air diperoleh nilai parameter (suhu, pH, NO 2 KEYWORDS: estuary, physical chemistry, zooplankton, Banyuasn RiverKarakteristik Fisika Kimia Perairan ..... Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan (Prianto, E., et al.) PENDAHULUANZooplankton merupakan jasad renik atau organisme air yang memiliki peranan yang besar dalam rantai makanan, yaitu sebagai konsumer pertama yang memakan fitoplankton, selanjutnya zooplankton ini dimakan oleh organisme lain yang lebih tinggi tingkatannya seperti udang dan ikan (Soedarsono et al., 2002). Berbeda dengan fitoplankton, zooplankton memiliki alat gerak yang sangat kecil sehingga pergerakannya lambat dan terbatas. Pergerakan zooplankton dalam perairan lebih banyak dipengaruhi oleh arus. Jenis dan kelimpahan zooplankton dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi lingkungan perairan. Jenis yang dapat beradaptasi baik dengan lingkungannya akan mendominansi wilayah tersebut.Sungai Banyuasin di Sumatera Selatan saat ini telah menjadi pusat kegiatan masyarakat di sekitarnya, di antaranya kegiatan perikanan (penangkapan dan tambak udang), transportasi, perkebunan, pemukiman, dan industri. Meningkatnya intensitas kegiatan ini telah memberikan dampak yang
This study aims to determine the effect of simultaneous liquidity, leverage and profitability to stock prices and the partial influence of liquidity, leverage and profitability to stock prices in food and beverage industry listed on Indonesia Stock Exchange (IDX). This study uses the entire food and beverage industry population listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2012 until 2016 as many as 16 companies. Sampling is done by purposive sampling. The sample used in this study as many as 11 companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). Data analysis method used is panel data regression analysis using EViews 9 program. The results stated that during the period 2012-2016 (1) simultaneously liquidity, leverage and profitability have an effect on signifikan to stock price in food and beverage industry which listed in Indonesia Stock Exchange (IDX), (2) liquidity has a positive and significant effect on stock price, (3) leverage have positive and insignificant effect to stock price, (4) profitability has a positive and significant effect on stock prices in food and beverage industry listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh simultan likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap harga saham dan pengaruh parsial likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap harga saham pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan populasi seluruh industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 sampai dengan 2016 sebanyak 16 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 11 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan program EViews 9. Hasil penelitian menyatakan bahwa selama periode 2012-2016 (1) secara simultan likuiditas, leverage dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indinesia (BEI), (2) likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, (3) leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, (4) profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indinesia (BEI).
Sungai Musi merupakan sungai besar mengaliri wilayah Sumatera Selatan, Lampung, dan Bengkulu , dan bervariasi dalam pemanfaatannya, khususnya di bagian hilir, didominasi oleh kegiatan industri yang membuang limbahnya ke Sungai Musi. Kajian pengaruh industri terhadap Sungai Musi telah dilakukan, namun sebatas analisis fisik dan kimia lingkungan dan belum mengarah kepada pengaruhnya terhadap organisme air. Organisme air adalah indikator penting perubahan lingkungan karena organisme khususnya organisme dasar (benthos) menyimpan sejarah proses-proses terjadi di perairan. Riset yang bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan Sungai Musi bagian hilir ditinjau dari karakteristik fisik dan kimia dan struktur makrozoobenthos telah dilakukan di Sungai Musi, Sumatera Selatan pada bulan Mei dan September 2006. Riset dilakukan bersifat survei lapangan. Delapan stasiun ditentukan di Sungai Musi bagian hilir berdasarkan pada perbedaan mikrohabitat. Stasiun riset masing masing antara lain Sejagung, Pulokerto, Jembatan Ampera, Sebokor, Pulau Burung, Upang, Pulau Payung, dan Sungsang. Pada masing masing stasiun, dilakukan pengambilan contoh air untuk parameter fisika, kimia, dan makrobenthos. Contoh air diambil dari atas perahu motor pada kedalaman 1,0 m dari permukaan air dengan menggunakan kemmerer water sampler. Sebagian contoh dianalisis di lapangan (suhu, pH, dan oksigen terlarut) dan sebagian lagi yaitu jumlah padatan tersesuspensi (total suspended solids), jumlah padatan terlarut (total dissolved solids), jumlah karbon organik (total organic carbon), organik karbon terlarut (dissolved organic carbon), konsumsi oksigen biologi (biochemical oxygen demand), nitrat, dan fosfat dianalisis di laboratorium kimia. Contoh makrozoobenthos diambil pada 10 titik di masing-masing stasiun, dengan menggunakan ekman dredge dengan bukaan mulut 400 cm2. Contoh makrobenthos pada masingmasing titik tersebut disortir dengan menggunakan saringan dan kemudian digabungkan (dikomposit) dan diawetkan dengan formalin 10%. Data kualitas air dianalisis dengan principle component analysis dan kelimpahan makrozoobenthos dianalisis dengan analisis cluster. Kualitas perairan di Sungai Musi bagian hilir dikelompokkan atas 2 yang mengalami tekanan berat yaitu dari Sejagung sampai dengan Pulau Burung dan tekanan ringan yaitu dari Upang sampai dengan Muara Sungai Musi. Kelompok pertama dicirikan oleh nilai konsentrasi total dissolved solids, total organic carbon, dan dissolved organic carbon yang tinggi diiringi dengan kelimpahan makrozoobenhthos yang rendah serta didominasi oleh Tubifex sp. Kelompok ke-2 dari Upang sampai dengan Muara Sungai Musi dicirikan oleh nilai konsentrasi total suspended solids yang tinggi, dengan kelimpahan makrozoobenthos yang tinggi dan didominasi oleh Gammarus. Musi River is a large river , crossing three provinces, South Sumatra, Lampung and Bengkulu, and differeing in types and levels of its resources ultization, particularly at the down stream of Musi River, mostly dominated by industries activities producing a waste which flows to the river. Several studies on the effect of industries on the Musi River have been conducted , however , limmieted on physical dan chemical aspects of the water, not yet to evaluate its effect on aquatic organism. Aquatic organism such macrozoobenthos is important indicator of environmental changes since this organism records the history of processes occurred in the water. Study to assess water quality of the down stream Musi River based on physical, chemical water characteristics and macrozoobenthos community structure was conducted at may and september 2006 in Musi River located in South Sumatera Province of Indonesia. The study used inventory field survey. Eight sampling sites; Sejagung, Pulokerto, Jembatan Ampera, Sebokor, Pulau Burung, Upang, Pulau Payung, and Sungsang were selected based on the microhabitat difference. water sampling for physical and chemical parameters and sediment, and macrozoobenthos were carried in each sampling site. Water sample was collected at a depth of 1.0 m from the water surface by using kemmerer water sampler. Some water quality parameters such as temperature, pH, and dissolved oxygen) were directly analyzed in the field, while the others such as total suspended solids, total dissolved solids, total organic carbon, dissolved organic carbon, biochemical oxygen demand, nitrate, and phosphate were analyzed in laboratory. Macrozoobenthos was collected at ten sampling points in each sampling sites using Ekman Dredge of 400 cm2 mouth opening. Macrozoobenthos from ten sampling points was composited, sorted and preserved with formalin 10%. Water quality parameters were analyzed with principle component analysis while macrozoobenthos abundance was analyzed with cluster. Results revealed that water quality at the down stream Musi River was classified into two groups. The first group was the heavy degraded sites from Sejagung to Pulau Burung, characterized by having high concentration of total dissolved solids, total organic carbon, and dissolved organic carbon, low abundance of macrozoobenthos with Tubifex sp. as the dominant species. The second group was light degraded sites from Upang to the mouth of Musi River, characterized by high concentration of total suspended solids and high macrozoobenthos abundance with Gammarus sp. as the dominant species.
Suatu penelitian untuk mengetahui aspek perikanan tangkap di Danau Matano, Mahalona, dan Towuti telah dilakukan dari bulan Mei Desember 2005. Danau Matano, Mahalona, dan Towuti merupakan contoh dari ekosistem danau tektonik yang menampung jenis ikan endemik dan juga jenis ikan introduksi (tilapia dan ikan mas, Cyprinus carpio). Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan cara mencari lokasi-lokasi ada aktivitas penangkapan ikan, wawancara dengan nelayan, dan bekerjasama dengan enumerator dalam mengumpulkan data penelitian. Hasil penelitian telah mendapatkan 22 jenis ikan endemik dan 6 jenis ikan introduksi yang tertangkap di ketiga danau (Matano, Mahalona, dan Towuti). Danau Matano tertangkap 7 jenis ikan endemik, Mahalona 8 jenis, dan Danau Towuti tertangkap 15 jenis. Jaring dan bagan merupakan alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan endemik seperti ikan buttini (Glossogobius sp.) dan pangkilan (Telmatherina sp. dan Paratherina sp.). Hasil tangkapan ikan di Danau Towuti 5,7 kg per ha per tahun, Danau Mahalona 1,8 kg per ha per tahun, dan Danau Matano 1,2 kg per ha per tahun. Untuk melestarikan ikan-ikan endemik perlu ada pengelolaan dan pengaturan waktu dan lokasi penangkapan yang baik. A research in order to identify the capture fishery at Lakes: Matano, Mahalona, and Towuti was conducted from May to December 2005. Lakes Matano, Mahalona, and Towuti are examples of the representative tectonic lake ecosystems housing the endemic and some exotics (tilapia and carp, Cyprinus carpio) fish species. The survey methods were used in this reseacrh by hunting the location of fishing activities, interview with fishermen and partnership with enumerator in collecting research data. Results of the research show that 23 endemic fish species and 6 introduced per exotic fish species were caught in three research lakes. From 22 endemic fishes, 7 fish species were caught at Lake Matano, 8 fish species at Lake Mahalona, and 15 fish species were caught at Lake Towuti respectively. Gillnets and bagan were dominant fishing gears to catch the endemic fishes such as buttini (Glossogobius sp.) and pangkilan (Telmatherina sp. and Paratherina sp.). The productivity of the fisheries were 5.7 kg per ha per year for Lake Towuti, 1.8 kg per ha per year (Lake Mahalona), and 1.2 kg per ha per year (Lake Matano) respectively. To sustain endemic fishes is needed a better management eg. domesticating and regulating time and location of capture endemic fish species.
Introduction: Dysmenorrhea is a common problem in women and can affect the quality of life of personal health and decreased status of quality of life. The risk of dysmenorrhea is age, age of menarche, nutritional status, marital status, family history, physical activity and food intake. Breakfast is an energy supplier that is needed in the first hour of activities. The purpose of this study was to know the relationship of breakfast with the degree of dysmenorrhea in high school students of SMAN 2 Banda Aceh, Indonesia. The SMAN 2 school is located in the coastal area where most of the students come from families with the job of fishermen and traders. People in that area often do the activity early with the habit of having breakfast after completing their activities. Students from SMAN 2 generally have breakfast during rest time after studying, this habit can cause problems such as dizziness, weakness, nausea, bloating, decreased concentration which will affect the health of the students.Methods: The design of the study was analytic observational with cross sectional approach. Sampling from 6th to 13th of January 2018 taken by nonprobability sampling with stratified random sampling method, obtained sample of 132 students. Inclusion criteria are all students of SMAN 2 Class X, XI, XII, have a history of dysmenorrhea since menarche, not suffering from chronic disease (DM, Hypertension, Hyperthyroidism, Ovarian Cyst, myoma) secondary dysmenorrhea, not taking NSAID medicines, unmarried, and not routine doing physical activity. Measurement of dysmenorrhea with Visual Analog scale (VAS) and breakfast using Frequency Food Questionnaire (FFQ) with interview technique.Results: The student with age of menarche most at the age of 10 year that is 43 student (32,6%), normal nutrition status 71 student (53,8%). Student who always eat breakfast is 24 students (18,2%), Student who eat breakfast sometimes is 36 students (27,2%) and student who rarely eat breakfast is 41 students (31,1%). The degree of dysmenorrhea is more on mild pain, 60 students (45,5%) unbearable pain 5 students (3,8%) and moderate pain 35 students (26,5%). Statistical analysis with spearman correlation rank with 95% confidence interval (CI) (α < 0.05) obtained p value = 0.022, it means there is a relationship between breakfast with degrees of dysmenorrhea with correlation coefficient r = 0.2 with the strength of a strong relationship.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.