ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkarakteristik pati sagu ihur alami (PSIA) yang dimodifikasi dengan perlakuan hidrolisis asam. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap non-faktorial dengan empat taraf perlakuan yaitu PSIA, hidrolisis asam (PSIHA) menggunakan HCl 1,1 N, 2,2 N, atau 3,3 N. Parameter yang diukur meliputi karakteristik fisik antara lain warna, kemampuan menggelembung, daya larut, kejernihan pasta, dan sifat amilografi. Karakteristik kimia meliputi kadar air, kadar abu, dan amilosa sedangkan karakteristik fungsional yaitu kadar pati resistan (RS). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan hidrolisis asam menyebabkan perubahan terhadap sifat fisik warna pati dimana nilai kecerahan (L*) pati hidrolisis asam (80,89) lebih tinggi dibandingkan PSIA (80,29). Sebaliknya nilai kemerahan (a*) dan kekuningan (b*) PSIHA (5,13-6,34 dan 13,21-15,39) lebih rendah dibandingkan PSIA (8,62 dan 18,24). Perlakuan asam juga menyebabkan kemampuan menggelembung PSIHA (43,88-50,65%) mengalami penurunan dibandingkan PSIA, tetapi meningkatkan daya larut (8,92-12,34%) dan kejernihan pasta (74,70-77,73% T). Untuk sifat kimia, kadar air pati sagu hidrolisis asam (8,72-15,01%) dan kadar abu (0,22-0,37%) relatif lebih tinggi dibandingkan pati alaminya, namun perlakuan asam menurunkan kadar amilosa (18,29-27,22%) dan kadar RS (0,06-0,37%). PSIHA memiliki kestabilan yang lebih baik selama pemanasan dengan breakdown viscosity yang lebih kecil dibandingkan dengan PSIA, serta kecenderungan teretrogradasi lebih rendah, yaitu ditunjukkan nilai setback viscosity yang rendah, dan lebih mudah mengalami gelatinisasi.Kata kunci: Hidrolisis asam; sifat fungsional; sagu ihur; sifat fisiko-kimia; resistant starch ABSTRACT The objective of this study was to characterize modified Ihur sago starch as affected by treatment of acid hydrolysis. A completely randomized experimental non-factorial design was used in this research with four levels of treatments, i.e. native ihur sago starch, HCl concentrations of 1.1 N, 2.2 N, or 3.3 N, subsequently. Physical properties such as color, swelling power, solubility, and paste clarity were measured in this research. Moisture, ash, and amylose content were determined as chemical properties, while the resistant starch (RS) content was determined for its functional properties. Results showed that starch treated with acid hydrolysis caused changes to physical properties in comparison with native starch. These included higher (80.93-81.89) degree of whiteness (L*) than native starch (80.29), lower redness (a*) and yellowness (b*) than native (8.26 and 18.24) having the value of 5.13-6.34, and 13.21-15.39, respectively. Acid hydrolysis not only caused a decrease in swelling power (43.88-50.56%), but also an increase in solubility (8.92-12.34%) and paste clarity (74.70-77.73% T) compared to native starch. Higher moisture and ash content having the value of 8.72-15.01% and 0.22-0.37%, correspondingly but lower amylose (18.29-27.22%) and RS content were obtained by acid hydrolysis starch in co...
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penambahan beberapa konsentrasi gliserol pada pembuatan edible film dari pati sagu alami dan pati sagu fosfat terhadap sifat fisik, mekanik dan barrier film. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu perlakuan jenis pati sagu dengan dua taraf perlakuan yaitu: pati sagu alami dan pati sagu fosfat dan tiga taraf konsentrasi gliserol yaitu: 0,5, 1,0 dan 1,5 % (b/b). Peubah yang diamati adalah tensile strength¸ elongasi, daya larut, transparansi, dan laju transmisi uap air. Karakteristik edible film yang dihasilkan meliputi tensile strength adalah 3,05 -31,49 MPa, elongasi 3,03 -20,94 %, daya larut 33,44 -42,43 %, transparansi 0,59 -4,14 %, dan laju transmisi uap air 7,76 -15,80 g/m 2 .jam. Penambahan gliserol menyebabkan elongasi, daya larut, dan laju transmisi uap air meningkat, tetapi tensile strength dan transparansinya menurun. Perlakuan pati sagu fosfat hanya menyebabkan daya larut film meningkat, tetapi tidak untuk sifat-sifat film lainnya.Kata kunci: Edible film; gliserol; pati sagu alami; pati sagu fosfat ABSTRACTThe purpose of this study was to evaluate the effect of the addition of several glycerol concentrations in the making of edible film from native and phosphate sago starch on physical, mechanical and barrier properties of the film. A completely randomized experimental design was applied in this study consisting of two factors of treatments, i.e.: native and phosphate sago starch, and the second factor was glycerol concentration with three levels of treatments, i.e.: 0.5, 1.0, and 1.5 % (w/w). The films were characterized for tensile strength, elongation, solubility, transparency, and water vapor transmission rate. Edible films have produced characteristics for tensile strength from 3.05 to 31.49 MPa, elongation from 3.03 to 20.94 %, solubility from 33.44 to 42.43 %, transparency from 0.59 to 4.14 %, and water vapour transmission rate from 7.76 to 15.80 g/m 2 .h. Glycerol was found to affect the increase of elongation, solubility, and water vapour transmission rate, as well as the decrease of its tensile strength and transparancy. The films made from sago starch phosphate showed to increase the solubility and to have significant effect compared with native sago starch, but not affecting the other properties.
Penelitian bertujuan untuk mengkaji karaktersitik wirausaha agroindustri pangan lokal sagu, menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karakter wirausaha dan menganalisis pengaruh karakter wirausaha terhadap manajemen, kelembagaan dan kinerja agroindustri pangan lokal sagu. Fokus penelitian adalah wirausaha produk pangan lokal sagu karena mereka adalah pebisnis kunci dalam pengembangan usahanya. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik wirausaha meliputi: memiliki motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup; orientasi ke masa depan; memiliki jiwa kepemimpinan yang unggul; memiliki jaringan usaha yang luas; tanggap dan kreatif menghadapi perubahan. Nilai indeks kelima karakteristik bervariasi antara 60-75 persen yang berada pada kategori sedang dan tinggi. Karakteristik wirausaha yang berada pada kategori sedang yaitu memiliki jiwa kepempinan yang unggul dan tanggap dan kreatif menghadapi perubahan. Kedua karakteristik ini masih perlu dibenahi oleh pengusaha sehingga tercipta karakter wirausaha yang lebih baik. Sedangkan karakteristik yang tergolong tinggi terus dipertahakan bahkan cenderung untuk ditingkatkan lagi. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa faktor ekonomi dan faktor fisik berpengaruh terhadap karakter wirausaha, sedangkan faktor sosial tidak berpengaruh. Selain itu hasil menunjukkan bahwa karakter wirausaha berpengaruh signifikan terhadap manajemen, kelembagaan dan kinerja agroindustri. Hal ini penting untuk membangun karakter wirausaha yang berjiwa bisnis untuk memajukan agroindustri pangan lokal sagu.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.