Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Takkalala Kecamatan Wara Selatan Kota Administratif Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan yang mulai bulan Agustus hingga November 2020. Tujuan penelitian untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman tomat terhadap pemberian berbagai dosis pupuk cangkang telur. Penelitian ini menggunakan percobaan lapangan dengan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 perlakuan, 3 ulangan dan setiap perlakuan terdapat 9 tanaman. Jumlah keseluruhan tanaman sebanyak 45 tanaman. Adapun perlakuan (P) sebagai berikut : P0 = kontrol, P1 = 20/gram bubuk cangkang telur, P2 = 40/gram bubuk cangkang telur, P3 = 60/gram bubuk cangkang telur, P4 = 80/gram bubuk cangkang telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bubuk cangkang telur dengan dosis 80 gram per tanaman (p4) pada tanaman tomat menghasilkan tinggi tanaman tertinggi 56,99, jumlah helaian daun terbanyak 98,66 , jumlah cabang tanaman tomat terbanyak 16,77 , waktu munculnya bunga tercepat 23, jumlah tanaman buah terbanyak 23,89 , berat buah tertinggi 23,37 , panjang buah tertinggi 3,75 dan lingkar buah terbesar 11,15.
Tanaman refugia mempunyai potensi menyokong mekanisme sistem yang meliputi perbaikan ketersediaan makanan alternatif seperti nektar, serbuk sari, dan embun madu; menyediakan tempat berlindung atau iklim mikro yang digunakan serangga predator untuk bertahan melalui pergantian musim atau berlindung dari faktor-faktor ekstremitas lingkungan atau pestisida; dan menyediakan habitat untuk inang atau mangsa alternative. Pengamatan dilakukan di lahan teaching farm, Buludua bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis gulma yang berpotensi sebagai tanaman refugia dan mengidentifikasi jenis-jenis serangga yang datang atau hinggap ke gulma refugia. Pengamatan dilakukan dengan metode observasi langsung dan penangkapan serangga dilakukan dengan menggunakan jaring ayun selanjutnya diidentifikasi dilaboratorium. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 4 jenis gulma dan serangga yang ditemukan di kebun pertanaman Buludua, , yaitu Cynedrella nodiflora, Centella asiatica, Ageratum conyozides,, dan Borreria laevis. Terdapat 4 ordo serangga yaitu odonata, hymenoptera, lepidoptera dan coleoptera. Terdapat 4 species serangga yaitu Orthetrum sabina, Troides helena, Monomorium sp.dan kumbang Coccinella sp. yang berperan sebagai serangga berguna. Terdapat 1 ordo serangga yaitu ordo orthoptera dan 2 species serangga yang berfungsi sebagai serangga herbivora yaitu Oxya servile dan Valanga nigricornis..
This study aims to determine the effect of different priming methods on the viability and early growth of upland rice under drought stress. Priming is an important approach to improve the resistance of upland rice plants to drought stress from the germination phase to growth, especially on sub-optimal land. There are several efficient priming methods as seed pretreatment to increase germination and tolerance to drought stress. An effective priming method is needed to increase the germination and growth of upland rice seedlings for application in dryland agriculture. Therefore, an experiment was conducted at the Seed laboratory of Pangkep State Polytechnic of Agriculture, Indonesia, from September to October of 2022 to investigate the effect of several priming methods on the germination and growth of upland rice seedlings under drought stress. The experiment consisted of 2 stages, germination testing and seedling growth phase testing with the addition of water stress treatment. Experiment 1 was conducted in a completely randomized design (CRD) with four replications, including Control (no priming), Osmopriming with 15% and 20% PEG solution, Redox Priming with 3% and 6% H2O2 solution, and Organic Priming using 50% and 75% Moringa leaf extract. Experiment 2 was conducted using a two-factor of factorial in Randomized Block design (RBD) with three replications. The first factor is the Seedling results of stage 1 experiments (selected the best of each priming method) includes 4 treatments each Control treatment, Osmopriming with 15% PEG solution, Redox Priming with 3% H2O2 solution, and Organic Priming with 50% Moringa Leaf Extract. The second factor is the level of Drought Stress conducted by 100%, 60%, and 30% of Field Capacity. The results showed that the priming method with Osmopriming 15% PEG solution gave the best results on Seed germination percentage (87.5%) followed by Organic priming with 50% Moringa Leaf Extract (SGP 85%). Under drought stress conditions with 30% field capacity, the highest increase in proline levels was observed with H2O2 redox priming 3% (10.3 µ-mol. g-1 ), while the average root growth of all primed seedlings showed better root growth than seeds without priming treatment. Seed priming gives better results on the growth and physiological activities of upland rice at several levels of drought stress, in the early growth phase of seedlings
Priming menjadi pendekatan penting untuk meningkatkan pertahanan tanaman terhadap cekaman biotik dan abiotik. Banyak senyawa yang dapat digunakan untuk priming atau metode priming yang efisien digunakan sebagai perlakuan awal benih untuk meningkatkan perkecambahan dan potensi toleransi terhadap berbagai cekaman. Pengujian metode priming menggunakan bahan organik (ekstrak daun kelor) maupun senyawa anorganik dilakukan untuk mengetahui perbedaan respon bahan yang digunakan terhadap viabilitas benih padi gogo yang menjadi salah satu parameter performa pertumbuhan tanaman pada fase pertumbuhan selanjutnya. Pengujian dilakukan pada benih padi gogo varietas Situbagendit dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan beberapa perlakuan priming yaitu priming dengan air (aquadest) sebagai kontrol, Osmopriming menggunakan Polyetilenglycol (PEG) 15 %, Redox priming menggunakan larutan H2O2 3 %, dan priming menggunakan bahan organik dari ekstrak daun kelor 50%. Pengamatan dilakukan terhadap Persentase berkecambah dan Potensi Tumbuh Maksimal (%), Daya Berkecambah, Kecepatan berkecambah, Indeks Vigor, dan Keserempakan berkecambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata metode priming yang berbeda pada parameter Persentase perkecambahan dengan rata-rata persentase perkecambahan terbaik pada perlakuan Osmopriming PEG (anorganik) 87.6 % dan Ekstrak Daun Kelor (Organik) 85 %. Pengaruh yang nyata juga ditunjukkan pada Parameter Kecepatan berkecambah dengan rata-rata terbaik adalah Perlakuan Priming organik menggunakan ekstrak daun kelor menunjukkan kecepatan rata-rata perkecambahan 2,36 hari serta Priming Anorganik menggunakan larutan PEG yang menunjukkan rata-rata kecepatan berkecambah 2,4 Hari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.