This study aims to analyze the process of: 1) Formation of discipline character applied by the school in scout extracurricular activities. 2) Factors forming discipline and responsibility in scout extracurricular activities. This study used descriptive qualitative method. Data collection techniques used in this study are observation, in-depth interviews, photography and recording. Subjects studied were elementary school students of Muslimulan NU Kudus V grade in 2019/2020 school year who participated in scout extracurricular activities. The type of research used is descriptive qualitative. Data analysis techniques using data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the study note that the process of forming the character of the discipline and responsibilities of students in scouting activities is by the existence of various forms of activities that are interesting, challenging and fun. Like games, rigging, semaphores, morse, outbound, etc. Factors that shape the character of discipline and responsibility are divided into two factors. The first is internal factors; from oneself, the second external factor; from the school, family and community environment. Discipline and responsibility are two things that are mutually sustainable, so discipline can shape responsibilities and responsibilities can foster discipline.
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah melihat dari latar belakang kendala pembelajaran daring yang dialami oleh siswa dan guru dalam melakukan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 di SD 2 Tenggeles. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kendala pembelajaran daring yang dialami oleh siswa dan guru, dan mendeskripsikan solusi kendala pembelajaran daring di SD 2 Tenggeles pada masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif Deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan beberapa kendala yang dialami oleh siswa yaitu siswa merasa jenuh karena selalu belajar di rumah, siswa tidak pernah bertemu untuk belajar dengan temannya dan siswa merasa kurang paham dalam memahami materi pelajaran. Selain itu kendala yang dialami guru adalah guru merasa pembelajan kurang maksimal kerena guru tidak bisa menyampaikan meteri secara tatap muka dan guru tidak bisa melihat perkembangan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Solusi dari kendala yang dialami oleh siswa adalah orang tua selain mengasuh dan menemani anak dalam belajar diharapkan juga menggantikan peran guru untuk mengajari anak dalam memahami materi pelajaran yang sulit dan siswa diharapkan untuk bisa belajar kelompok dengan teman agar tidak jenuh dalam belajar di rumah. Lalu solusi dari kendala yang di alami oleh guru adalah guru dapat menghimbau orang tua untuk membiarkan anak mengerjakan soal evaluasi agar dapat melihat kemampuan anak dalam menguasai materi pelajaran. Berdasarkan kendala yang dialami oleh guru dan siswa solusi dari permasalahan tersebut adalah melakukan pembelajaran berbasis Blended Learning atau pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran berbasis komputer.
The purpose of this study is to analyze the reasons for the Singocandi Village community in implementing the Apitan tradition and to analyze the values of character education in the Apitan tradition of the Singocandi Village community.The research was conducted using a qualitative approach with descriptive types and field study methods. The research was conducted in Singocandi Village, Kota District, Kudus Regency. The data collection techniques are through observation, interviews, and document study. Primary data sources were obtained from the results of observations and interviews with the pundhen caretaker Mbah Buyut Punjol, village officials, and the traditional committee of Apitan Alms Earth, Singocandi Village. As for the secondary data sources, researchers were obtained from supporting documents. Testing the validity of the data used the technique and source triangulation techniques. In this study, technical triangulation was carried out by combining data received from observations, interviews, and documents. Meanwhile, source triangulation was carried out by combining interview data from various sources.The results showed that the reason Singocandi Village people still carry out the Apitan tradition is as a form of preserving the nation's cultural heritage and to respect the struggles of the ancestors of the Indonesian nation. In the Apitan tradition there are also character education values such as religious, honest, tolerance, discipline, creative, love for the country, social care, and caring for the environment that need to be instilled in the nation's future generations. Therefore, this tradition must be preserved and introduced to the future generations of the nation..
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru dalam memberikan motivasi belajar siswa SD 3 Cranggang Kudus pada masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD 3 Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus dengan mengambil subjek guru dan siswa. Data didapatkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa sudah dilakukan secara maksimal. Peran guru pada masa pandemi Covid-19 meliputi (1) sebagai pengelola pembelajaran, guru mampu menyesuaikan kondisi siswa, tidak membebani siswa, serta fleksibel dalam mengelola pembelajaran, (2) sebagai pembimbing, guru melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk memantau kemajuan belajar, kesehatan, dan kondisi mental siswa, (3) sebagai fasilitator, guru memberikan fasilitas belajar menggunakan buku LKS, BSE dan menggunakan youtube, (4) sebagai mediator, guru menggunakan media berupa media audio-visual dari internet, (5) sebagai motivator, guru memberikan perhatian, dorongan dan semangat kepada siswa saat melakukan kunjungan, dan (6) sebagai evaluator, guru melakukan penilaian berupa tugas yang dikerjakan saat melakukan kunjungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh orang tua pada pembelajaran daring di Desa Gribig dalam pola asuh keluarga di Desa Gribig. Pola asuh orang tua adalah kontrol orang tua dalam memberikan pengasuhan terhadap anak dalam hal ini orang tua mendidik dan membimbing kepribadian anak. Motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam maupun luar untuk tetap belajar sehingga seseorang atau khususnya siswa sekolah dasar dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal berkat dorongan semangat atau motivasi belajar yang tinggi. Pola asuh yang positif akan memberikan dorongan motivasi belajar yang tinggi terhadap anak. Hasil penelitian dalam memberikan bentuk pola pengasuhan menggunakan pola asuh demokratis. Penerapan pola asuh yang baik dapat diwujudkan lewat perlakuan, perhatian, pemenuhan kebutuhan, serta sikap orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak. Pola asuh yang diterapkan terhadap karakteristik anak yakni (1) religius, (2) disiplin, (3) mandiri, (4) komunikatif, (5) toleransi, (6) menghargai prestasi. Siswa tidak hanya memperoleh motivasi belajar yang maksimal tetapi memiliki pendidikan karakter yang baik dalam upaya mempersiapkan generasi yang akan datang memberikan sikap yang positif, perlakuan yang sesuai dari orang tua dalam mendidik anak, maka akan lebih mudah meningkatkan motivasi anak dalam belajar.
Surat edaran Nomor 420/2601 menyatakan pembelajaran tematik dilakukan secara tatap muka terbatas akibat adanya pandemi Covid-19. Pada proses pembelajaran tatap muka terbatas memiliki kendala seperti semangat belajar menurun, tingkat pemahaman menurun serta jam pembelajaran yang tidak normal. Tujuan penelitan untuk mengetahui proses pembelajaran tematik serta mengetahui kendala guru saat pembelajaran tematik di kelas IV pada SD Negeri 2 Tedunan, Jepara. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan dengan tema-tema dan beberapa mata pelajaran yang dipadukan. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informanpenelitianadalah gurukelas IV pada SD Negeri 2 Tedunan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data meliputi reduction, display, dan verification. Hasil penelitian yaitu implementasi pembelajaran tatap muka terbatas diwujudkan dengan 3 tahap, yaitu tahap perencanaan membuat RPP, silabus, media pembelajaran dan materi yang akan disampaikan. Tahap kedua, pelaksanaan pembelajaran yaitu belajar secara individu maupun kelompok. Tahap ketiga yaitu evaluasi pembelajaran, guru mengutamakan penilaian kognitif siswa melalui latihan soal, tugas, dan PR. Adapun kendala yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik adalah kurangnya pemahaman guru dalam membuat perencanaan pembelajaran tematik serta dalam pelaksanaan pembelajaran siswa malas-malasan. Maka dari itu guru harus memperhatikan persiapan siswa saat pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran kreatif dan interaktif serta mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.