The purpose of this service is to improve the teachers' pedagogical skills in the field of medicine and there is increased learning quality by using a blog. This devotion is necessary to increase the teacher's insight into the pedagogical competence of ict-based learning. This has supported a number of studies which show that blogs can become learning media that can facilitate the process of interaction between teachers and students. The methods used were those of speech, question-and-answer, and simulation. The success indicator of this devotion activity includes: (1) participants' positive response to the blog development training in SMK learning, and (2) the product a trainee produces is a blog that can be used in learning. The result of this activity suggests that (1) teachers already have the knowledge to create a blog for learning purposes, (2) teachers already have the learning media utilizing the blog application, and (3) teachers have a knowledge of designing and creating blog content as a learning medium.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan makanan dan kesehatan di kelas VSD Negeri 1 Tambea Kabupaten Kolaka?”. Penelitian ini berfokus pada perbaikan proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada materi alat pencernaan makanan dan kesehatan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi alat pencernaan makanan dan kesehatan di kelas VSD Negeri 1 Tambea Kabupaten Kolaka melalui penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Prosedur penelitian ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi, dan evaluasi tes siklus. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu menghitung persentase aktivitas guru, aktivitas siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dua yaitu dari segi proses dan hasil belajar. Dilihat dari segi proses, tindakan dikatakan berhasil apabila minimal 90% proses pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik. Dilihat dari segi hasil, tindakan dikatakan berhasil apabila minimal 80% dari jumlah siswa mencapai nilai ≥ 60. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, menunjukkan bahwa Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas VSD Negeri 1 Tambea Kabupaten Kolaka materi pokok alat pencernaan makanan dan kesehatan. Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I sebesar 57,89% siswa yang tuntas belajar dan pada siklus II meningkat menjadi 84,21% siswa yang tuntas belajar. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci: Model pembelajaran, jigsaw, hasil belajar
AbstrakTujuan pelaksanan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan meronce dengan manik-manik untuk anak usia dini pada kelompok B. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan 2 (dua) siklus. Hasil ketercapaian aktivitas mengajar guru dalam kegiatan meronce manik-manik pada kemampuan motorik halus anak pada siklus I adalah 80%. Ketercapaian aktivitas belajar anak dalam kegiatan meronce manik-manik pada kemampuan motorik halus anak adalah 76%. Hasil evaluasi kemampuan motorik halus anak pada siklus I adalah 66% atau 10 anak dari 15 orang anak. Ketercapaian aktivitas mengajar guru dalam kegiatan meronce manikmanik pada kemampuan motorik halus anak pada siklus II adalah 95%. Ketercapaian aktivitas belajar anak dalam kegiatan meronce manik-manik pada kemampuan motorik halus anak pada siklus II adalah 94%. Hasil evaluasi kemampuan behitung anak pada siklus II adalah 86%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Tunas Harapan Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan dapat ditingkatkan melalui meronce manik-manik.Kata Kunci : pembelajaran, meronce manik-manik, motorik halus IMPROVING FINE MOTOR SKILLS CHILDREN THROUGH MERONCE BEADS IN GROUP B KINDERGARTEN TUNAS HARAPAN SOUTHERN DISTRICT OF MORAMO KONAWEAbstract The purpose of this study was to improve fine motor skills of children through activities meronce with beads for early childhood in group B kindergartens. This research is a classroom action research (PTK) and held two (2) cycles. The data analysis is descriptive analysis to calculate the achievement of teachers' teaching activities and the achievement of student learning activities and the development of fine motor skills of children in learning through meronce beads. the achievement of teaching activities of teachers in activities meronce beads on fine motor skills of children in the first cycle is 80%. The achievement of student learning activities in activities meronce beads on fine motor skills a child is 76%. Results of evaluation of fine motor skills children in the first cycle was 66% . Achievement of teaching activities of teachers in activities meronce beads on fine motor skills of children in the second cycle is 95%. The achievement of student learning activities in activities meronce beads on fine motor skills of children in the second cycle is 94%. Results of the evaluation of the ability behitung children in the second cycle was 86%. Thus, conclusion of the fine motor skills children Group B Kindergarten Tunas Harapan Moramo District of South Konawe can be improved through meronce beads. PENDAHULUANDi era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sains sangat berkembang pesat, sehingga menuntut peserta didik untuk mampu belajar, menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya baik di lingkungan in formal, formal, maupun non formal. Proses belajar yang terjadi di lingkungan secara formal, yaitu sekolah mulai dari PAUD sampai perguruan Tinggi yang dimaksudkan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggambar dengan teknik usap abur. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian ini adalah guru peneliti dan anak pada kelompok A di TK 1 PGRI Biwinapada Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selatan yang berjumlah 15 orang anak yang terdiri atas 6 orang laki-laki dan 9 orang perempuan dengan rentang usia 4-5 tahun. Berdasarkan analisis data dari hasil melalui kegiatan menggambar dengan teknik usap abur pada observasi awal sebelum tindakan diperoleh persentase sebesar 40%. Pada siklus I aktivitas mengajar guru diperoleh persentase sebesar 80% dan aktivitas belajar anak diperoleh persentase sebesar 71,4%, sedangkan untuk hasil belajar anak diperoleh persentase sebesar 67%. Kemudian pada siklus II aktitivitas mengajar guru mengalami peningkatan menjadi 93,3%, dan aktivitas belajar anak didik mengalami peningkatan menjadi 92,86%, sedangkan hasil belajar anak mengalami peningkatan menjadi 87%.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan bermain lempar tangkap bola plastik di Kelompok B PAUD Sariwangi Kecamatan Wakorumba Selatan Kabupaten Muna. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan anak didik pada kelompok B PAUD Sariwangi Kecamatan Wakorumba Selatan Kabupaten Muna yang berjumlah 15 orang anak yang terdiri atas 7 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan dengan rentang usia 5-6 tahun. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tahap-tahap dalam penelitian mengikuti prosedur Penelitian Tindakan kelas, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. Berdasarkan hasil analisis belajar anak tentang Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Kegiatan Bermain Lempar tangkap Bola Plastik pada siklus I diperoleh persentase ketercapaian sebesar 60% atau 8 anak didik dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan persentase ketercapaian sebesar (86,66%) atau 13 anak didik dari 15 anak. Kata Kunci : Kemampuan Motorik Kasar, Anak, Lempar Tangkap Bola Plastik.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan kegiatan kognitif anak melalui pembelajaran bermain sains di TK Islam Insan Unggul. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa: 1) Peserta antusias menerima materi kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, dan merasa senang karena ada pengalaman yang diterima 2) Aktivitas ini berhasil memberikan pengalaman kepada 20 guru pendidikan anak usia dini di TK Islam Insan Unggul kota kendari, 3) Anak melakukkan praktek langsung dengan menggunakan bahan yang aman dan murah, serta mudah didapat. 4) Anak memahami pembelajaran tentang proses kegiatan eksperimen terjadinya gunung meletus dengan menggunakan media playdough. Pembelajaran ini dilakukan melalui kegiatan bermain dengan tujuan untuk mengembangkan 6 aspek perkembangan anak usia dini yaitu (1) pengembangan nilai moral dan agama, (2) pengembangan koginitif, (3) pengembangan bahasa, (4) pengembangan sosial emosional (5) pengembangan motorik, dan (6) pengembangan seni.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kain flanel di kelompok B TK Wulele Sanggula II Kota Kendari. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan anak didik yang berjumlah 15 orang yang terdiri atas 7 anak perempuan dan 8 anak laki-laki dengan rentan usia 5-6 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh persentase ketercapaian sebesar 64,29%, aktivitas belajar anak didik diperoleh persentase ketercapaian sebesar 57,14% sedangkan hasil belajar anak berupa kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kain flanel sebelum dilakukan tindakan sebesar 33,3% anak yang memperoleh nilai BSB dan BSH kemudian meningkat pada siklus I sebesar 66,7%. Pada siklus II, persentase ketercapaian aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan menjadi 92,86%, persentase ketercapaian aktivitas belajar anak didik juga mengalami peningkatan menjadi 92,86 % dan hasil belajar anak berupa peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam kain flanel meningkat sebesar 93,3%. Kata kunci: Motorik Halus, Menganyam, Kain Flanel.
Early childhood education teachers play a very important role in achieving the objectives of sustainable development based program at school. However, many obstacles faced by teachers when implementing a new program including this sustainable based education program. Therefore, a support system is needed to overcome these problems. This library research-based research aims to answer the problem of what kind of support system for early childhood teachers in starting and maintaining the education based on the concept of sustainable development. There were two types of support systems that can be implemented, namely conventional system and social media based system. These systems were designed based on a behavioural psychology approach.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.