The industrial revolution 4.0 is a new challenge for education sector. One of the skills that students must possess in order to face this challenge is critical thinking skills. These skills can be trained in a variety of disciplines, including physics. Through the implementation of a scientific approach in learning physics, students can practice critical thinking skills. In fact, the implementation of physics learning still used teacher-centered. Students are not given the opportunity to explore their understanding and thinking skills. So, there is a perception that physics is difficult. One of the materials that students consider difficult is heat and temperature. This research aims to describe students' critical thinking skills on heat and temperature in physics learning. The research method used is descriptive method. The research instrument was a critical thinking skill test in the form of essay questions and open interviews. The test was given to 33 students of class XI SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo. Data were analyzed using descriptive analysis and the results of interviews were used to obtain in-depth information regarding students' critical thinking skills. In general, the results of the research show that the average critical thinking skills of students are still low. The lowest critical thinking skills of students can be seen in the category of inference and advanced clarification. Meanwhile, students' critical thinking skills in the category of basic clarification, building basic skills, and managing strategies and tactics were in medium criteria. Keywords: critical thinking skills, heat and temperature, physics learning ABSTRAK Revolusi industri 4.0 menjadi sebuah tantangan baru bagi dunia pendidikan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki lulusan pendidikan dalam rangka menghadapi tantangan ini adalah keterampilan berpikir kritis. Keterampilan ini dapat dilatihkan melalui berbagai disiplin ilmu, termasuk fisika. Melalui penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika dapat melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa. Namun, saat ini pembelajaran fisika yang diterapkan masih berpusat pada guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplor pemahaman dan keterampilan berpikirnya. Sehingga muncul persepsi bahwa fisika itu sulit. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah suhu dan kalor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kalor dalam pembelajaran fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir kritis dalam bentuk soal essay dan wawancara terbuka. Tes diberikan kepada 33 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan hasil wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mendalam terkait keterampilan berpikir kritis siswa. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa terlihat pada kategori membuat kesimpulan dan memberikan penjelasan tindak lanjut. Sedangkan keterampilan berpikir kritis siswa pada kategori memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, dan mengatur strategi dan taktik berada pada kriteria sedang.Kata kunci: keterampilan berpikir kritis, suhu dan kalor, pembelajaran fisika
Paradigma siswa-siswa saat ini yaitu cenderung beranggapan bahwa Sains adalah suatu ilmu pengetahuan yang sulit, abstrak dan tidak menarik. Sehingga berpengaruh terhadap minat siswa dalam mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Selain itu siswa sudah terbiasa dengan permasalahan - permasalahan sains yang sederhana dan mudah saja, sehingga siswa tidak mampu menemukan solusi persoalan Sains yang rumit, khususnya soal - soal olimpiade. Hal ini menjadi perhatian khusus oleh Tim pengabdian Universitas Maritim Raja Ali Haji, sehingga dirasa perlu diadakannya pembinaan penyelesaian soal- soal olimpiade, sehingga siswa akan terbiasa dengan soal-soal bidang Sains, khususnya soal-soal bidang kimia level olimpiade. Kegiatan pengabdian yang dilakukan ini menggunakan metode kegiatan pendampingan dan pembinaan. Adapun peserta yang mengikuti pembinaan ini adalah siswa/i SMP Negeri 4 Tanjungpinang yang berjumlah 10 orang. Pembinaan dilakukan selama satu bulan (November 2019) dengan jadwal 2 (dua) kali seminggu yaitu pada hari Senin dan Sabtu. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian yang telah dilakukan dapat disimpulkan berdasarkan hasil tes kemampuan siswa bahwa kegiatan pembinaan penyelesaian soal-soal olimpiade Sains bidang Kimia pada topik materiapat dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan 70% siswa yang mengikuti kegiatan pelatihan mendapatkan skor diatas 70.
Olimpiade sains nasional (OSN) adalah suatu sarana untuk mengukur ketercapaian pembelajaran pada suatu mata pelajaran. Matematika merupakan salah satu bidang yang diujikan pada OSN. Banyak siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit. SMPN 4 Tanjungpinang merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama di Tanjungpinang yang rutin mengirimkan utusan untuk mengikuti OSN tetapi masih kurang efektif dalam melakukan kegiatan pembinaan OSN. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan berupa pembinaan terhadap Siswa yang akan mengikuti OSN bidang matematika. Kegiatan ini diselenggarakan di SMPN 4 Tanjungpinang dan diikuti oleh 10 Siswa yang berasal dari kelas VII dan kelas VIII. Kegiatan pembinaan dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan menekankan pada penguatan konsep dan pelatihan penyelesaian soal-soal. Topik yang dibahas adalah statistika dan peluang. Tes berupa soal esai diberikan kepada peserta pembinaan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahan masalah yang disajikan dalam soal olimpiade. Hasil tes menunjukkan bahwa siswa belum mampu untuk memecahkan masalah secara baik. Hal ini mengindikasikan pentingnya pembinaan yang lebih baik untuk memberikan penguatan konsep dan mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah olimpiade.
Siswa sebagai agen perubahan masa depan perlu diberikan edukasi tentang pelestarian lingkungan khususnya ekosistem mangrove. Kegiatan dilakukan dalam bentuk pemberian edukasi dan pengenalan melalui seminar konservasi mangrove. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menanamkan sikap peduli lingkungan sejak dini sehingga dapat membantu membentuk karakter cinta lingkungan pada siswa. Kegiatan ini diikuti oleh siswa- siswi sekolah menengah yang ada di kota Tanjungpinang dan kabupaten Bintan. Evaluasi dilakukan melalui metode observasi secara langsung kepada siswa-siswi yang telah mengikuti kegiatan ini. Observasi bertujuan untuk melihat keterlibatan siswa dalam aksi peduli lingkungan yaitu pada kegiatan menanam bibit mangrove yang diikuti oleh siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan berjalan dengan baik dan siswa-siswa terlibat secara aktif dalam aksi penanaman sebagai bentuk sikap peduli lingkungan. Mulai dari kegiatan seminar konservasi kemudian dilanjutkan pada aksi penanaman mangrove secara langsung siswa menunjukkan ketertarikan dengan terlibat dalam proses pengambilan bibit, penancapan pancang serta penanaman bibit mangrove.
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa di wilayah Indonesia adalah melalui OSN.Dalam kenyataanya peraih medali OSN rata-rata di dominasi oleh siswadari pulau Jawa. Perolehan medali OSN yang tidak merata mengindikasikan kurang optimalnya persiapan siswa dari daerah lain. Permasalahan yang sama juga ditemui di sekolah menengah di Tanjungpinang. Pihak sekolah masih menitikberatkan materi pada tingkat hafalan saja dan tidak menampilkan keterampilan abad 21 dalam prosespembelajaran. Tujuan dari kegiatan PkM ini adalah untuk mempersiapkan siswa SMP N 4 di Tanjungpinang yang akan mengikuti OSN tahun 2020 dengan pembelajaran yang menggunakan soal-soal problem solving berbasis representasi multimodus terkhusus materi IPA (fisika). Hasil kegiatan PkM ini adalah: (1) Adanya pemahaman konsep IPA (fisika) yang lebih tinggi dengan menggunakan soal-soal problem solving berbasis representasi multimodus bagi siswa. (2) Adanya motivasi yang tinggi dari siswa untuk belajar mandiri dalam mempersiapkan OSN 2020 dan motivasi untuk menaklukan materi IPA (fisika) lainnya. (3) Adanya permintaan dari sekolah agar pembekalan Pra-OSN bisa berkelanjutan dan siswa yang diikutkan bisa lebih banyak.
Berbagai permasalahan yang dialami oleh guru dalam mengembangkan media pembelajaran, khususnya pada masa pandemi Covid-19 menjadi hal yang perlu diselesaikan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan video pembelajaran. Namun masih banyak guru yang terkendala dalam melakukan pembuatan video pembelajaran terutama dalam penguasaan pengoperasian komputer. Oleh karena itu, tim Pengabdian kepada Masyarakat Pendidikan Biologi UMRAH mengadakan Pelatihan Pembuatan Video Pembelajaran Menggunakan Open Broadcaster Software (OBS) Studio. Kegiatan ini diikuti oleh guru SMAN 1 Bintan Timur yang mengampu berbagai mata pelajaran. Kegiatan pelatihan diawali dengan pemberian pre-test kemudian pemberian materi pelatihan serta praktik pembuatan video pembelajaran. Kegiatan pelatihan diakhiri dengan pemberian post-test dan angket responss kepada guru. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta dalam pembuatan video pembelajaran mengenai teknik pembuatan video pembelajaran, aplikasi yang digunakan untuk membuat video pembelajaran, pentingnya kemampuan membuat video pembelajaran bagi guru, serta pengetahuan mengenai OBS Studio. Melalui tugas pembuatan video dapat dilihat bahwa guru telah bisa membuat video pembelajaran sederhana dengan memanfaatkan fitur-fitur pada OBS Studio. Responss peserta juga menunjukkan adanya kepuasan terhadap pelaksanaan serta pelaksana kegiatan.
Soal kemampuan berpikir kritis yang berkualitas dibutuhkan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang diberikan oleh guru. Soal yang baik juga dibutuhkan agar siswa terlatih untuk menghadapi persoalan yang membutuhkan kemampuan kompleks tersebut. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan agar guru IPA dapat meningkatkan keterampilan menyusun soal kemampuan berpikir kritis dan menganalisisnya dengan Model RASCH. Pelatihan dilaksanakan secara tatap muka sebanyak dua pertemuan dan dikombinasikan dengan pembimbingan secara daring, dengan total 38 JP. Temuan yang diperoleh menunjukkan peningkatan pemahaman guru tentang kemampuan berpikir kritis pada kategori sedang (N-Gain 0,63), peningkatan kualitas soal tes berpikir kritis yang disusun guru, dan peningkatan keterampilan dalam analisis menggunakan Model RASCH
Understanding the concept is an important aspect of solving various physics problems. Understanding the concept will help in understanding the problems, determining problem-solving strategies, and using mathematics appropriately as a problem-solving tool. Lack of conceptual understanding results in the tendency to solve problems by relying solely on formulas without knowing the proper use of formulas according to the underlying concepts of the problem. Various problems related to rotational motion can be explained through the concept of torque. To solve the problem of torque, understanding the concept of torque and mastering the concept of vectors are needed to find solutions to the problems Many of the science teachers have a background in physics education. Science teachers who are a bachelor of physics education should master various physics concepts even though the material is not taught at the junior high school level. Therefore, the authors conducted research to determine the ability of science teachers with an education background in physics education in solving the problems of torque. The study involved 10 science teachers who teach in 10 different schools. This research was a descriptive study with data collection techniques in the form of a questionnaire using an essay question to test the science teacher's ability in solving the problems of torque. The results showed that most of the participants could not solve the problem of torque due to a lack of understanding of the concept in determining the torque generated by forces with various positions.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.