Kabupaten Tanah Laut pada umumnya dan kecamatan Jorong khususnya merupakan salah satu daerah penghasil kelapa sebagai produk perkebunan. Daging buah kelapa dimanfaatkan untuk industri minyak kelapa, akan tetapi air kelapa tua masih banyak terbuang sebagai limbah. Air kelapa terutama mengandung glukosa, lemak dan zat-zat nutrien yang lain. Adanya bahan nutrisi tersebut sebenarnya masih dapat dimanfaatkan menjadi medium pertumbuhan bagi mikroorganisme, antara lain Acetobacter xylinum. Bakteri ini memanfaatkan bahan yang ada di dalam air kelapa untuk diubah menjadi nata de coco. Meskipun demikian, siswa SMAN 1 Jorong belum mengetahui langkah-langkah pembuatannya, oleh karena itu perlu dilatih cara pembuatan nata de coco tersebut. Metode pelatihan dengan cara: 1) pemaparan materi tentang nata dan cara pembuatan nata; 2) Demonstrasi pembuatan nata de coco; dan 3) Siswa praktek membuat nata de coco dengan dipandu Tim pengabdi. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa 1) siswa memahami proses atau cara membuat nata de coco yang berasal dari air kelapa, 2) siswa dapat melakukan sendiri praktek membuat nata de coco yang berasal dari air kelapa dengan peralatan yang sederhana. Jorong sub-district is one of the regions that producer coconut. Coconut meat is used for the coconut oil industry, but the old coconut water is still wasted as waste. Coconut water mainly contains glucose, fat, and other nutrients. The existence of these nutrients can still be used as a growth medium for microorganisms, including Acetobacter xylinum. This bacterium utilizes the material in coconut water to be converted into nata de coco. How ever, the students of SMAN 1 Jorong do not yet know the steps of making it, therefore it is necessary to be trained in how to make the nata de coco. The Training using methods: 1) presentation of material about nata and how to make nata; 2) Demonstration of making nata de coco, and; 3) Students practice making nata de coco with a guided team of devotees. The results of the training show that 1) students understand the process or how to make nata de coco that comes from coconut water, 2) students can practice making nata de coco from coconut water themselves with simple equipment.
Pteridophyta is a sub-concept on Plant (Plantae) material in the Biology subject for Grade X Senior High School. In this competency, students are expected to apply classification principles to classify plants into divisions based on observations of plant morphology and metagenesis and linking their role in the continuity of life on earth. However, most students still find it difficult to understand the concept. This Pteridophyta is due to the lack of local potential-based references that are directly related to student life, one of which is learning media. Learning media is one of the means to help teachers and students learn concepts in Biology more broadly. This encourages researchers to develop learning media in the form of a booklet on the Plantae material sub-concept of ferns (Pteridophyta). This study aims to describe the validity of the booklet developed on the types of ferns (Pteridophyta) on the riverbanks of the Wisata Alam Sungai Kembang. This research uses RandD method with 4D development model to develop learning media in the form of booklets. The results of the validity test of the developed booklet showed very valid results.AbstrakPteridophyta merupakan subkonsep pada materi Tumbuhan (Plantae) di mata pelajaran Biologi SMA Kelas X. Pada kompetensi tersebut siswa diharapkan dapat menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi. Namun kebanyakan siswa masih sulit untuk memahami konsep Pteridophyta tersebut karena masih kurangnya referensi berbasis potensi lokal yang berkaitan langsung dengan kehidupan siswa, salah satunya yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu sarana untuk membantu guru maupun siswa dalam mempelajari konsep pada Biologi secara lebih luas. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran berupa booklet subkonsep tumbuhan paku (Pteridophyta). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas booklet yang dikembangkan tentang jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) di bantaran sungai Wisata Alam Sungai Kembang. Penelitian ini menggunakan metode RandD dengan model pengembangan 4D untuk mengembangkan media pembelajaran berupa booklet. Hasil uji validitas terhadap booklet yang dikembangkan menunjukkan hasil sangat valid.
This study aims to describe the scientific attitude of students who took Plant Botany I course and to study scientific attitudes among male and female students. The study used a survey method for students whom participating in the Plant Botany I course listed on 2017/2018 academic year as many as 54 students. Data was obtained through questionnaires and observations of scientific attitudes during the course. The data was analyzed quantitatively and qualitatively according to the description. From the results of the study, it was shown that discovery is the highest score for scientific aspect and there is a difference of scientific attitude among male and female students in Plant Botany I course.
Dalam hal untuk mencapai pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat dilakukan dengannmengembangkannmedia pembelajaran yang menyesuaikan dengan materi dan kondisi siswa. Salah satu caranya dengan media pembelajaran menggunakan format video pembelajaran berbasis animasi Powtoon agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ininbertujuan untuk mendeskripsikannmedia pembelajaran yang valid, praktis dannefektif. Jenis penelitian yang diadaptasi dari desain Tessmer. Media pembelajaran berbasis video animasi divalidasi oleh 2 orang pakar dan 1 orang praktisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif pada kajian tumbuhan lumut dan paku-pakuan dan dilanjutkan dengan pengembangan media pembelajaran menggunakan model Educational Design Research (EDR) dengan desain Evaluasi Formatif Tessmer (1993). Teknik pengumpulan data berupa Teknik Delphi dengan instrument validasi ymeliputi penilaian validitas, kepraktisan isi, kepraktisan harapan dan keefektifan harapan. Teknik analisis data dengan menggunakan perhitungan skor dari skor 1 – 4 dengan hasil akhir berupa persentase. Data kepraktisan harapan menggunakan angket dan keefektifan harapan menggunakan lembar pengerjaan soal evaluasi. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Video animasi memiliki nilai validitas sebesar 100% dalam segi media dan isi materi, 2) Berdasarkan penilaian siswa, video animasi tersebut memiliki nilai 96,25% aspek tampilan dan 85% aspek fungsi media sehingga tergolong sangat baik, 3) Video animasi tergolong sangat baik berdasarkan respon siswa dan hasil pembelajaran siswa, video animasi efektif digunakan terhadap siswa dengan perolehan nilai belajar ≥ 80. Oleh karena itu, pengembangan produk ini dapat menjadi pedoman bagi guru untuk menambah salah satu media pembelajaran dalam menyampaikan materi dan membantu pembelajaran daring. Bagi siswa, produk tersebut dapat memfasilitasi proses belajar dan bagi pembaca dapat memperoleh pengalaman dalam mengembangkan media dan menjadi salah satu sumber referensi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.