Akses masyarakat terhadap informasi kesehatan belumlah merata, untuk dapat mewujudkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dilakukan kegiatan promosi kesehatan sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan, khususnya di pedesaan Kabupaten Bandung Barat. Untuk itu perlu diketahui bagaimana model diseminasi informasi kesehatan masyarakat pedesaan ditinjau dari peran komunikator, manajemen pesan serta khalayaknya. Metode yang digunakan yakni studi kasus dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan datanya berupa pengamatan langsung ke lapangan, wawancara tidak terstruktur, Focus Group Discussion (FGD), dan studi pustaka. Informan penelitian ini berjumlah 7 (tujuh) orang, dipilih secara purposif. Hasil penelitiannya adalah komunikator diseminasi informasi kesehatan melibatkan berbagai pihak dengan sistem pemberdayaan berjenjang, hingga subjek terakhirnya adalah warga masyarakat. Agen pemberdaya sebagai komunikator diseminasi informasi menjalankan peran sebagai fasilitator, motivator dan mediator. Strategi manajemen pesan yang digunakannya adalah pendidikan dan promosi kesehatan menuju perubahan perilaku yang berwawasan kesehatan. Penyampaian informasi kesehatan melalui sosialisasi dan penyuluhan ditujukan pada perangkat desa dan masyarakat. Informasi yang bersifat ajakan (persuasif) juga secara aktif dilakukan agar masyarakat dapat meningkatkan kualitas kesehatannya. Diseminasi informasi akan berhasil apabila komunikator dapat menganalisa khalayak sasarannya, yakni mengidentifikasi sasaran berdasarkan sosiodemografi, kebutuhan informasi kesehatan serta cara-cara pemilihan akses informasi.
This study aims to mapping the culture of information literacy on coastal communities in West Java region. While the urgency of this research is an effort to foster interest in reading the community, including in this case the people in the coastal areas should be the attention of all parties. The research method used in this study is the mix method (mix method) as a combination approach as an alternative to the use of a single method in a study. The mixed method will give better results because it has a wealth of data, because it can combine or combine. Based on the results of research conducted in the first stage it is known that the culture literasi community in the coastal area in general is still low. In addition, also support the regulation and legislation of local government or district government in the south coast of West Java, namely Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasik and Pangandaran) in the effort to develop the culture of literasi in general is still low.
This study aims to analyze the role of companies through social responsibility programs in the field of education in improving community literacy. Companies get social benefits when making libraries as their program targets, because libraries are public spaces frequented by many people. The research method used is explorative qualitative research with a case study approach in various libraries in the Surakarta region. This research was designed in accordance with the paradigm of cultural studies on current issues in village level libraries with various problems. Data validity was tested by triangulation techniques involving key informants in the study area. The results of the study describe the function of the library as a learning center, library in supporting the community literacy movement, and CSR in the library. Cooperation between libraries and companies is mutually beneficial cooperation. For village libraries, they will get donations of funds and infrastructure to develop libraries. As for companies by contributing to village libraries, the company has fulfilled its legal obligations and the company’s products or services are better known by the community and builds a positive image of the company.
Artefak di Museum Sri Baduga menyimpan keragaman pengetahuan lokal tentang budaya Sunda. Hal ini menjadi penting untuk dikaji sebab masyarakat di tanah Pasundan memiliki kearifan yang agung sebagai identitas kesukuan selama ratusan hingga ribuan tahun lamanya. Meski masyarakat terus mengalami pergantian generasi, keluhuran tersebut masih dapat digali melalui benda-benda peninggalan mereka, salah satunya melalui museum bentukkan pemerintah Jawa-Barat, yakni Museum Sri Baduga. Dengan demikian aneka jenis koleksi menjadi bukti fisik akan pengetahuan yang dikuasai masyarakat di penjuru Jawa-Barat. Tujuan penelitian ini adalah memetakan pengetahuan lokal Sunda yang terdapat dalam koleksi di Museum Sri Baduga, oleh sebab itu digunakan penelitian kualitatif dengan strategi naratif serta metode pengumpulan data melalui interpretasi dokumen kebudayaan di museum tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terbagi dalam kemampuan membuat kain tradisional, mata pencaharian, tata kota, alat penerangan, kerajinan tangan, industri kecil pande besi, penanggalan, kesenian, permainan anak-anak, serta bahasa dan aksara. Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi bagi siapa saja yang memiliki minat utuk meneliti tentang pengetahuan lokal, khususnya di tatar Sunda. Pengelompokkan pengetahuan ini memudahkan pembaca dalam memilah pengetahuan apa saja yang dikuasai masyarakat Sunda sehingga bisa menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya atau penelitian sejenis yang lebih mendalam.
Penelitian ini berupaya untuk mengetahui peran perpustakaan sekolah dan tenaga perpustakan sekolah dalam implementasi program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SDN 02 Rajamandala Kulon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlibatan perpustakaan sekolah dan tenaga perpustakaan sekolah dalam pelaksanaan GLS di SDN 02 Rajamandala Kulon. Ruang lingkup penelitian ini adalah Gerakan Literasi Sekolah Dasar pada tahap pembiasaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka atau dokumentasi, dan triangulasi. Informan dalam penelitian ini adalah guru sebagai fasilitator GLS, kepala sekolah dan tenaga perpustakaan sekolah di SDN 02 Rajamandala kulon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan GLS di SDN 02 Rajamandala Kulon telah sesuai dengan strategi yang ditetapkan oleh Kemdikbud dalam Panduan GLS. Peran perpustakaan sekolah dalam pelaksanaan GLS di SDN 02 Rajamandala Kulon antara lain menyiapkan sarana dan prasarana, serta memfasilitasi kegiatan tersebut. Peran tenaga perpustakaan sekolah dalam pelaksanaan GLS di SDN 02 Rajamandala Kulon adalah sebagai fasilitator dan mempersiapkan segala kebutuhan untuk keberlangsungan GLS. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perpustakaan dan tenaga perpustakaan sekolah memiliki peran sangat penting dalam implementasi GLS di SDN 02 Rajamandala Kulon.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.