The study aims to know the effectiveness of mathematics teaching material used based on ethnomathematics toward mathematical solving problem skill and student critical thinking and to know how student activity on mathematics learning by applying mathematics teaching material based on ethnomathematics. Research method applies a quantitative method with post-test only control design research type. Sampling technique applies cluster random sampling. Data collection technique applies documentation, observation, and test method. Data analysis technique applies quantitative data analysis by using t-test. Based on data analysis result, mathematics teaching material based on ethnomathematics proves effective toward solving problem skill and student mathematical critical thinking. Besides, by applying mathematics teaching material can raise student activity.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal geometri analitik bidang pada materi garis dan lingkaran. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan matematika semester II Universitas Muhammadiyah Sukabumi tahun akademik 2014/2015. Jenis dan pendekatan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, tes dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil tes geometri analitik dan data hasil wawancara. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa kesalahan mahasiswa dalam meyelesaikan soal geometri analitik materi garis dan lingkaran adalah kesalahan konsep, kesalahan hitung, kesalahan strategi dan kesalahan sistematik.
The design of HOTS Ethnic-Mathematics is the stage that has been intended in this study. This type of research is research and development (Research and Development) by producing results in the form of Mathematics Higher Order Thinking Skill (HOTS) questions based on culture and local wisdom (Ethnic-Math HOTS). The development model referred to by the researcher is the Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation (ADDIE) which is adapted into Analysis, Design, and Development (ADD). The conclusion of this paper is Mathematical problem designs that are integrated with local culture and local wisdom can be developed into questions that have a function to measure students' high-level abilities. High-level abilities that can be measured using these questions are analytical skills, evaluation skills and creative abilities. By completing questions related to the culture in the area around students, students will be more challenged and motivated to do it. In addition, it will increase students' knowledge about the local culture in the area.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksperimentasi model discovery learning dan model pembelajaran langsung terhadap kemampuan berpikir kritis ditinjau dari motivasi belajar peserta didik pada mater segiempat dan segitiga. Metode yang digunakan pada penelitian ini kuantitatif berupa eksperimen semu. Intrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis yang disajikan dalam bentuk post-test, kuesioner motivasi belajar dan lembar observasi. Analisis uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu uji anava dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara peserta didik yang menggunakan model discovery learning dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran langsung; (2) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah.
This study aims to describe matters relating to mathematics in the architecture of traditional houses in Sukabumi. This type of research is a qualitative research with an ethnographic approach. Data collection techniques used in this study were interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques used are data reduction, data display, verification and inference. The results of this study indicate that in the architecture there are mathematical elements including geometry consisting of rectangles, squares, and lengths. The results of this study are expected to be used as an innovation in mathematics learning in elementary schools.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa Elektronik RAGAMATIKA (Wayang Sukuraga, Matematika dan Statistika) untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa SMP yang valid, praktis dan efektif. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Subjek penelitian adalah guru, 23 siswa kelas VIII MTs Baitul Hikmah serta validator. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar validasi ahli materi, ahli media dan ahli wayang sukuraga untuk memperoleh hasil uji validitas E-LKS serta angket respon siswa dengan guru untuk memperoleh hasil uji kepraktisan dari E-LKS dan tes kemampuan representasi matematis siswa untuk memperoleh hasil uji efektivitas E-LKS. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Validasi ahli menyatakan E-LKS termasuk dalam kategori sangat valid pada aspek materi, pembelajaran, kebahasaan, tampilan dan kelayakan penyajian serta layak untuk diuji coba. (2) Berdasarkan analisis N-Gain, diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan kemampuan representasi matematis siswa dengan nilai sebesar sebesar 79,7 serta analisis ketuntasan klasikal sebesar 87%. (3) Guru dan para siswa memberikan respon yang sangat baik terhadap E-LKS dan termasuk kategori sangat praktis.
Ide kajian teori ini muncul dari fenomena di sekolah tentang langkah-langkah pemecahan masalah dan kemampuan kognitif dari masing-masing siswa, khususnya di SMP Khalifah Boarding School. Setiap siswa memiliki proses pemecahan masalah yang berbeda satu sama lain dan menghadapi kesulitan yang berbeda-beda. Hasil dari kajian teori ini menunjukkan bahwa setiap langkah-langkah pemecahan masalah membutuhkan kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Pada langkah pertama, yaitu memahami masalah. Memahami masalah membutuhkan dua kemampuan kognitif dasar, yaitu mengingat (C1) dan memahami (C2). Pada langkah ini, siswa diharuskan memiliki ingatan yang baik dan pemahaman yang mumpuni guna memahami masalah yang dihadapi. Pada langkah kedua, yaitu perencanaan pemecahan masalah. Dalam merencanakan pemecahan masalah, siswa harus bisa menerapkan konsep atau rumus yang diingat dan dipahami sebelumnya agar penyelesaian bisa tercapai. Maka dari itu, dalam merencanakan pemecahan masalah, siswa harus mencapai kemampuan kognitif yang ketiga yaitu menerapkan (C3). Pada langkah ketiga, yaitu menyelesaikan masalah sesuai rencana. Langkah ini adalah langkah yang menentukan apakah pemecahan masalah yang direncanakan benar atau tidak. Maka dari itu, pada langkah ini perlu adanya kemampuan menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5) yang baik. Daya analisis siswa pada langkah ini sangat dibutuhkan karena siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah dengan tepat. Informasi yang didapat pada masalah harus lengkap dan cukup guna dimanfaatkan pada pemecahan masalah. Daya evaluasi siswa juga sangat penting pada langkah ini, karena pada proses penyelesaian, tidak bisa dipungkiri kemungkinan kesalahan dapat terjadi. Pada langkah terakhir, yaitu melihat kembali pemecahan masalah. Pada langkah ini, kemungkinan bisa teridentifikasi adanya konsep atau rumus baru yang tercipta pada pemecahan masalah. Maka dari itu, daya mencipta (C6) bisa diketahui pada langkah terakhir pemecahan masalah.
The aim of this activity is to improve the professional competence of teachers of SMP N 7 Kota Keywords: Training of Scientific Papers, Classroom Action Research AbstrakKegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru SMP Negeri 7 Kota Sukabumi melalui pelatihan dan pendampingan penyusunan karya ilmiah. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya karya tulis yang dibuat oleh guru-guru di SMP di Kota Sukabumi. Terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam menyusun karya ilmiah diantaranya adalah guru kesulitan dalam mencari sumber informasi untuk menyusun kajian teori, guru kesulitan dalam membagi waktu dan minimnya pengetahuan tentang teknik dalam menulis karya ilmiah. Berdasarkan permasalahan yang tersebut, maka perlu adanya suatu sosialisasi dan pelatihan mengenai karya tulis ilmiah untuk memberikan gambaran kepada guru dan memotivasi guru untuk menyusun karya tulis ilmiah. Karya ilmiah yang disusun berupa artikel dan laporan hasil dari Penelitian tindakan kelas (PTK). Selain itu pelatihan dalam mencari informasi di internet juga perlu diberikan kepada guru agar guru dapat dengan mudah mencari informasi untuk penyusunan kajian teori. Selain hal tersebut guru juga diberikan pendampingan dan bimbingan dalam penulisan karya ilmiah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.