ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik morfologi, produktivitas dan kualitas rumput gajah kultivar Taiwan, King dan Mott yang dipanen pada umur 8 dan 13 setelah tanam. Pengaruh kultivar dan umur panen disusun dalam Rancangan Tersarang (3x2). Peubah yang diamati terdiri atas karakteristik morfologi, produksi bahan kering dan kualitas hijauan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik morfologi, rasio daun batang, kadar serat, kandungan protein kasar dan kecernaan in vitro bahan kering rumput gajah kultivar Taiwan dan King tidak berbeda, namun keduanya memiliki karakteristik morfologi, kandungan serat lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan kultivar Mott, sebaliknya rasio daun batang, kandungan protein kasar dan kecernaan in vitro bahan kering kultivar Mott lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan kultivar Taiwan dan King. Secara umum, terjadi peningkatan tinggi tanaman dan kadar serat pada umur 13 minggu, sedangkan kandungan protein kasar dan kecernaan in vitro bahan kering menurun. Disimpulkan bahwa produksi bahan kering tertinggi terdapat pada kultivar Taiwan dan King, sedangkan kualitas tertinggi terdapat pada kultivar Mott. Produksi bahan kering tertinggi pada umur 13 minggu, sedangkan kualitas tertinggi pada umur 8 minggu setelah tanam untuk semua kultivar diuji.Kata kunci : kualitas, kultivar, produksi, rumput gajah
ABSTRACTThe research was conducted to determine the morphological characteristics, productivity and quality of Napier grass cultivars Taiwan, King and Mott harvested at 8 and 13 after planting. Effect of cultivar and harvest arranged in a nested design (3x2). The variables were observed consisting of morphological characteristics, dry matter production and forage quality. The results showed that the morphological characteristics, leaf stem ratio, fiber content, crude protein content and in vitro dry matter digestibility of Napier grass Taiwan and King cultivar were not different, but both morphological characteristics, fiber content was higher (P <0.05) compared to Mott cultivar, whereas leaf stem ratio, crude protein content and in vitro dry matter digestibility Mott cultivar was higher (P <0.05) compared to Taiwan and King cultivars. In general, an increase in plant height and fiber content at the age of 13 weeks, whereas crude protein content and in vitro dry matter digestibility decreased. It was concluded that the highest dry matter production found in Taiwan and the King cultivars, whereas highest quality found in Mott cultivar. Dry matter production was highest harvested at 13 weeks, whereas the highest quality harvested at 8 weeks after planting for all cultivars tested. .