Di dalam upacara tiwah ini terdapat banyak leksikon yang berhubungan dengan upacara adat kematian. Leksikon ini mempunyai hubungan erat dengan nilai-nilai adat budaya suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah. Penulis tertarik untuk membahas tentang leksikon dalam upacara tiwah karena leksikon upacara tiwah suku Dayak Ngaju memiliki kekhasan tersendiri sebagai salah satu kekayaan bahasa dan budaya nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan dan mendeskripsikan leksikon upacara tiwah dari segi pelaksanaan dan peralatan yang digunakan dan mengungkap fungsi leksikon upacara tiwah sebagai salah satu kekayaan bahasa dan budaya nasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui tiga tahap, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian data. Leksikon dalam upacara kematian suku Dayak Ngaju diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kegiatan dan peralatan. Leksikon upacara kematian suku Dayak Ngaju memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai cerminan adat budaya masyarakat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah, identitas keagamaan dan spiritualitas Hindu Kaharingan, dan sebagai gambaran rasa kebersamaan dan gotong royong masyarakat Suku Dayak Ngaju.(Lexicons in Dayak Ngaju’s Death Ceremony (Tiwah) )There are many lexicons related to funeral ceremony of tiwah. These lexicons are closely linked with the values of the indigenous culture of Ngaju Dayak in Central Kalimantan. The writer was interested in discussing the lexicon in tiwah ceremony because it has its peculiarities as one of the language wealth and national culture. This study aims to classify and describe the lexicon of tiwah ceremony regarding the implementation and the equipment used and uncover the lexicon functions of the ceremony. The method used in the study is the descriptive qualitative method through three stages, they are data collection, data analysis, and data presentation. Lexicon in Ngaju Dayak funeral ceremony is classified into two; they are, activities and equipment. The lexicon has several functions, namely, as a reflection of the culture of Dayak Ngaju people of Central Kalimantan, religious identity, and Kaharingan Hindu spirituality, and as a picture of a sense of togetherness and cooperation of Ngaju Dayak community
AbstrakMasyarakat Kalimantan Tengah yang mayoritas tinggal di sepanjang daerah aliran sungai besar, menjadikan sungai sebagai sesuatu yang penting dalam sendi-sendi kehidupan mereka. Budaya sungai yang dianut oleh masyarakat Kalimantan Tengah dapat dilihat dari leksikon-leksikon yang terkandung dalam toponimi wilayah. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan leksikon-leksikon yang muncul dari budaya sungai yang tercermin dalam toponimi Kalimantan Tengah sehingga karakteristik masyarakatnya dapat terungkap. Penelitian ini mengungkap karakteristik budaya sungai Kalimantan tengah dari segi penamaan wilayah. Pendekatan etnosemantik digunakan untuk mengupas hubungan antara bahasa, budaya, dan pola pikir masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa cara menamai suatu wilayah di Kalimantan Tengah dipengaruhi oleh anatomi sungai yang terletak di hulu, tengah, dan hilir. Selain itu, sistem pengetahuan dan sistem kepercayaan juga turut berperan serta dalam penamaan toponim di Kalimantan Tengah. AbstractRivers have a significant role in the life of most of Central Kalimantan people living along riverbanks. Their river culture is reflected from their toponymic lexicon. The purpose of this study was to describe the lexicon of their river culture which is reflected from the toponyms found in Central Kalimantan in order to reveal their characters. Ethnosemantic approach was employed to reveal the relationship among language, culture, and mindset of the society. Data collection was carried out by means of interview method. The result of this study shows that the toponyms in Central Kalimantan was influenced by river’s anatomy i.e. upstream, middle and downstream Furthermore, it was also influenced by knowledge and belief systems.
Tulisan ini berusaha untuk mengungkap bagaimana penggunaan bahasa berupa pilihan leksikal dalam "Maklumat Akal Sehat" jika dihubungkan dengan ideologi dan latar belakang akademik para penggagasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Critical Discourse Analysis Teun van Dijk yang membagi wacana ke dalam tiga dimensi yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dari hasil temuan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa "Maklumat Akal Sehat" dominan pada pilihan leksikal. Leksikon yang muncul menggambarkan keprihatinan terhadap demokrasi di Indonesia. Leksikon-leksikon yang muncul sebagian besar berhubungan dengan politik, hukum, paham/ajaran politik tertentu, dan kata-kata yang sedikit kurang lazim (tunaide, tunakualitas, multimatra), karena pada dasarnya maklumat ini disusun oleh beberapa tokoh dengan latar belakang akademis yang berbeda-beda dan sebagian besar merupakan aktivis, sastrawan, penggiat HAM, dosen filsafat, dan lain-lain sehingga secara langsung dan tak langsung turut memengaruhi dalam pemilihan kata dalam maklumat tersebut. Kata-kata kunci: analisis wacana kritis; maklumat; ungkapan keprihatinan
Speaker delivers a speech to achieve the goal indicating the use of persuasive strategies. This research investigates the persuasive strategies used by Donald Trump on his speech about Jerusalem. The aim of this research is to analyze the types of persuasive strategies on Donald Trump’s speech about Jerusalem. Jerusalem is a holy place where many beliefs live together such Islam, Christianity, Jews, etc. Its territory surrounds Palestine and Israel, as both have a great rivalry in an old war. Donald Trump showed his sympathy toward Jerusalem through his speech. In influencing hearers, Trump’s speech reflected persuasive strategies. Persuasive strategies are expressed to influence and change hearers attitude and motives to follow what speaker wants to. This research used qualitative approach. The data analyzed in this research are two speech of Trump about Jerusalem. The result showed that Trump used ethos, logos and pathos. Trump expressed pathos by showing his perceived intelligence, virtuous character and goodwill to create peace in Jerusalem. Logos were expressed while Trump showed factual information about the role of Israel in creating peace in Jerusalem. Trump mostly expressed pathos to affect hearers emotion by creating mildness, giving admiration and confession. Therefore, in achieving the goals of his speech, Trump intended to persuade hearers by touching their emotion.Key words: persuasive strategies, speech, Donald Trump
This paper is entitled "Penggunaan Bahasa pada Akun Media Sosial Instagram Lambe Turah: Analisis Wacana Kritis". The method used in this paper is descriptive qualitative method with the approach of critical discourse analysis of three dimensional model from Norman Fairclough. The purpose of this study is to describe the aspects of language, the relationship between Lambe Turah ideology with the linguistic aspects that are produced and describe the hegemony of Lambe Turah with the social situation underlying the language aspect used in representing the characters and news themes in Lambe Turah account. The results indicate that the linguistic aspect of diction, sentence use, and source selection in the direct quotes used by Lambe Turah has placed the characters in their content as negative representations.Keywords: Analysis of critical discourse; language; social media. AbstrakTulisan ini berjudul “Penggunaan Bahasa pada Akun Media Sosial Instagram Lambe Turah: Analisis Wacana Kritis”. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis model tiga dimensi Norman Fairclough. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan aspek-aspek kebahasaan, hubungan antara ideologi Lambe Turah dengan aspek kebahasaan yang dihasilkan dan mendeskripsikan hegemoni Lambe Turah dengan situasi sosial yang melatarbelakangi aspek kebahasaan yang digunakan dalam merepresentasikan tokoh dan tema pemberitaan dalam akun Lambe Turah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kebahasaan berupa diksi, penggunaan kalimat, dan pemilihan sumber dalam kutipan langsung yang digunakan Lambe Turah telah menempatkan tokoh-tokoh dalam isi pemberitaannya sebagai representasi yang negatif.Kata kunci: Analisis wacana kritis; bahasa; media sosial.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.