2017
DOI: 10.29244/chj.1.1.42-48
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Uji Daya Hasil Klon Harapan Kentang (Solanum tuberosum L.) IPB di Kabupaten Garut Jawa Barat

Abstract: PENDAHULUANKentang (Solanum tuberosum L.) dibudidayakan di Indonesia di kawasan dengan elevasi 900 sampai 2,000 meter di atas permukaan laut. Rata-rata suhu udara tahunan di kawasan tersebut bervariasi, antara minimum 12.2 °C dan 17.5 °C, sedangkan maksimum antara 15.1 °C dan 18.9 °C. Rata-rata curah hujan yang ideal untuk pertanaman kentang adalah 1,800 mm sampai 3,500 mm (Hadisoeganda, 2006

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

3
2

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(7 citation statements)
references
References 2 publications
(3 reference statements)
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan tingginya serangan penyakit karena mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit. (Utami et al, 2015;Zulkarnain et al, 2017). Genotipe kentang IPB rata-rata dipanen pada umur 90-98 HST kecuali PKHT-2019-011 yang dipanen lebih cepat pada 69 HST karena terinfeksi penyakit layu fusarium akibat intensitas hujan yang relatif tinggi.…”
Section: Panen Dan Hasil Panenunclassified
“…Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan tingginya serangan penyakit karena mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit. (Utami et al, 2015;Zulkarnain et al, 2017). Genotipe kentang IPB rata-rata dipanen pada umur 90-98 HST kecuali PKHT-2019-011 yang dipanen lebih cepat pada 69 HST karena terinfeksi penyakit layu fusarium akibat intensitas hujan yang relatif tinggi.…”
Section: Panen Dan Hasil Panenunclassified
“…Menurut Hidayat (2014), tanaman kentang yang baik untuk dibudidayakan adalah kentang yang tidak terlalu tinggi, sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya roboh. Menurut Zulkarnain (2016), tinggi tanaman kentang dibagi ke dalam lima tingkatan karakter UPOV (International Union for the Protection of New Varieties of Plants) yaitu sangat pendek (< 44,0 cm), pendek (44,0-49,9 cm), sedang (50,0-54,9 cm), tinggi (55,0-59,9 cm) dan sangat tinggi (> 59,9 cm). Berdasarkan klasifikasi UPOV ini maka tinggi tanaman pada Tabel 1 menunjukan bahwa semua genotipe yang diamati menghasilkan tinggi < 44,0 cm atau sangat pendek.…”
Section: Keragaan Produksi Bahan Tanam Stek Buku Tunggalunclassified
“…PKHT-2 menghasilkan jumlah umbi 13,7 knol terbanyak kedua setelah PKHT-6 dan tidak berbeda nyata dengan PKHT-3, Intan, Medians, PKHT-10 dan PKHT-4. Bobot umbi berkaitan dengan jumlah umbi, namun jumlah umbi yang banyak tidak akan terlalu berarti apabila bobot per satuan umbi bernilai kecil (Zulkarnain, 2016). Jumlah umbi PKHT-2 tergolong banyak, namun genotipe ini menghasilkan bobot per tanaman dan hasil per hektar hanya 45,24 g dan 1,49 ton karena menghasilkan rataan bobot umbi yang kecil dan tidak berbeda nyata dengan PKHT-3, PKHT-12, Atlantik dan Granola.…”
Section: Keragaan Produksi Bahan Tanam Stek Buku Tunggalunclassified
“…Atlantic and Granola and gained some promising genotypes through the single seeds descent method. Some potential high yielding potato of IPB genotypes have been identified and characterized (Maharijaya et al 2008;Zulkarnain et al 2017;Haqq 2020), including their suitability as processed potato (Maharijaya et al 2020), their adaptation to medium altitude condition (Purwito et al 2017) and their adaptation to drought stress (Laisina et al 2021).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%