Kajian Pemahaman Peternak Dan Pelaku Usaha Produk Pangan Asal Hewan Tentang Penyakit Zoonosis Dan Pencegahannya Di Kota Kupang

Abstract

Zoonotic desease transmission can happen in every stage of animal-orign food production, from farm to table. This study is counducted to evaluate the understanding of farmers and animal-origin food product enterprises about zoonotic diseases and their prevention in Kupang City. The study was conducted 6 region with 200 respondents from farmers, 30 respondents from buthcers, 30 respondents from meat distributors, 30 respndents from meat seller and 30 respondents from food industry. The result than analyzed by descriptive analysis and than presented in graphics and tables. The result shows that the understanding of farmers and animal origin food product enterprise in Kupang City about zoonotic diseases is low so that their behavior, in attempt to prevent zoonoses, is not maximal. In farmers, 87,5% of farmers do not have a proper check up for their animal’s health and 30,5% of them still consume meat from sick and dead animals. In butchers, 80% of butchers do not have a hand-washing facility, 86,7% do not have a seperated room for meat and visceral handling, 96,7% do not use a proper foot-wear when working, and 43,3% of them stil use water from the river or from gutters. In meat distributors, 90% of them only use bike as vehicle for the distribution. In meat sellers, 96,7% of meat sellers allow their customer to directly touch the product, 80% do not have a hand-whashing facility and 100% of them do not have a refrigerator as a storaging vacility. In food industry, 90% of them have a good cleaning behavior, wash their hand with flowing water and soap, and have a refrigerator as storaging vacility. It can be conlcuded that food industry is the only stage with good behavior in atempt to prevent zoonotic desease transmission.

Pathogenic Organisms in Varanidae and Their Potential as Zoonotic Diseases

“…Pemanfaatan reptil khususnya biawak untuk konsumsi dan obat-obatan serta tingginya interaksi dengan manusia memiliki potensi penularan penyakit zoonosis dikarenakan memiliki berbagai organisme patogen (virus, bakteri, protozoa, endoparasit) di dalam tubuhnya. Penularan zoonosis secara umum dapat melalui beberapa cara yaitu: kontak langsung, kontak tidak langsung melalui vektor (vector borne), dan melalui pangan asal hewan sakit (foodborne disease) (Biru et al 2018).…”

Chronic Toxoplasmosis Infection in Members of Cat Breeding Organization in Surabaya

“…Artinya, sebanyak 80% pekerja di RPH tersebut mengalami infeksi kronis toksoplasmosis. Infeksi ini merupakan infeksi yang didapat dari kegiatan kerja sehari hari yang selalu melakukan kontak langsung dengan daging mentah baik sapi ataupun domba yang juga merupakan hospes perantara Toxoplasma gondii (24).…”

“…Karena kucing yang sering dimandikan bisa dipastikan jamur dan parasit yang ada di bulunya akan mati (31). Pembiak kucing juga memotong kuku kucing setelah memandikan kucing sehingga jika ada ookista Toxoplasma gondii yang bersarang di bawah kuku akan hilang (24).…”

“…Pada penjual daging kambing di pasar tradisional Surabaya sebanyak 62% positif toksoplasmosis pada serum darahnya (21). Pekerja RPH yang tidak memiliki Higiene perorangan yang baik, maka bisa saja parasit Toxoplasma gondii menempel pada tangan, kulit dan kuku yang dapat dengan mudah masuk ke tubuh secara ingesti bersama makanan atau minuman karena kuku yang panjang dan tidak melakukan cuci tangan pakai sabun dengan benar (24). Pada pekerja peternakan atau pemotong hewan berisiko 8 kali terinfeksi toksoplasmosis (30).…”

“…Seperti halnya menggunakan APD ketika bekerja, baik berupa masker ataupun sarung tangan (20). Parasit dapat menempel pada tangan atau bersembunyi di kuku atau bahkan dapat masuk ke tubuh melalui mulut karena adanya percikan darah dari hewan potong selama bekerja (24). Menggunakan masker saat kontak langsung dengan kucing serta saat membersihkan kandang kucing dapat mencegah seseorang terinfeksi ookista Toxoplasma gondii yang menempel pada tubuh kucing atau kandang dan masuk kedalam tubuh manusia secara inhalasi melalui udara (2).…”