“…Hal tersebut digunakan untuk menyediakan akomodasi dan modifikasi untuk kebutuhan pembelajaran yang beragam bagi peserta didik generasi Z. Literasi telah menjadi lebih dari sekedar kemampuan untuk membaca kata-kata tertulis dan definisinya terus berkembang dan bersifat paralel dengan perubahan dalam masyarakat, budaya, dan pendidikan (Iinuma, 2016;Tyner, 2009). Definisi telah mencakup deskripsi instruksi tradisional atau arahan dari keterampilan soal keaksaraan yang lebih dari standar minimum yang didefinisikan secara luas untuk pelajar abad ke-21 terutama generasi Z (Nuroh & Liansari, 2018;Tyner, 2009). Kemampuan literer atau keaksaraan terkait IPS tidak terbatas pada penguasaan kosakata, keterampilan perpustakaan dan referensi, strategi membaca, namun lebih pada siswa untuk menjadi pemikir mandiri dan pembelajar yang dapat mengingat dan menggunakan kembali apa yang telah mereka baca untuk mengumpulkan makna, berpikir kritis, dan memecahkan masalah adalah bagian dari literasi, yang tidak hanya melibatkan membaca, tetapi juga berbicara, mendengarkan, melihat, dan memahami semua bentuk materi yang terjadi dalam sosial masyarakat sekitar (Chapin, 2014;Kosnik et al, 2016;Tyner, 2009).…”