2018
DOI: 10.25077/jip.2.1.41-53.2018
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Apakah Pemaafan Berkorelasi Dengan Psychological Well-Being Pada Remaja yang Tinggal Di Panti Asuhan?

Abstract: This study aimed to determine the corelation between forgiveness to psychological well-being in teenagers whose living in orphanages. Subject were obtained 172 adolescents who live in three orphanages in Pekanbaru by using purposive sampling technique that is 172. The Data were collected by using Psychological Well-being scale (Ryff) with reliability coefficient (0,885) and Thompson Heartland Forgiveness Scale (HFS) with reliability coefficient (0,839). The data analysis showed that there is a significant core… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 6 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Individu yang mudah memaafkan orang lain akan merasa lebih bahagia, lebih positif dalam menjalani hidup, kurang khawatir, mempunyai kemungkinan menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, dan mengurangi stress (Rienneke & Setianingrum, 2018). Menurut Astuti & Marettih (2018), seseorang yang mudah memaafkan dirinya maupun orang lain akan mampu menjalani hubungan dengan baik, memaknai sesuatu yang dialami, dan meningkatkan kesejahteraan dalam dirinya. Individu yang mampu untuk memaafkan dapat mempengaruhi peningkatan resiliensi (Saputro & Nashori, 2017).…”
Section: Analisis Dataunclassified
“…Individu yang mudah memaafkan orang lain akan merasa lebih bahagia, lebih positif dalam menjalani hidup, kurang khawatir, mempunyai kemungkinan menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, dan mengurangi stress (Rienneke & Setianingrum, 2018). Menurut Astuti & Marettih (2018), seseorang yang mudah memaafkan dirinya maupun orang lain akan mampu menjalani hubungan dengan baik, memaknai sesuatu yang dialami, dan meningkatkan kesejahteraan dalam dirinya. Individu yang mampu untuk memaafkan dapat mempengaruhi peningkatan resiliensi (Saputro & Nashori, 2017).…”
Section: Analisis Dataunclassified
“…Pemaafan dapat menjadi media terapi psikologis yang dapat menurunkan tekanan psikologis yang dialami individu, sehingga dapat mencapai PWB. Dengan memaafkan diri sendiri, orang lain, dan keadaan, seorang individu dapat lebih menerima dan menghargai diri sendiri, kondisi, serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain (Astuti & Marettih, 2018). Memaafkan memiliki peran yang penting dalam mencapai kesehatan psikologis karena itu merupakan mekanisme penyembuhan yang penting dalam membantu seseorang mengatasi perasaan bersalah, ketidakadilan, kesedihan, dan perasaan kehilangan.…”
unclassified