Analisis Politik Milenial : Persepsi Siswa SMA Terhadap Dinamika Politik Pada PEMILU 2019 di Indonesia

Abstract

Generasi milenial pada analisis politik, memiliki empat sumber dalam membentuk persepsi politiknya yaitu media sosial, keluarga, teman dan sekolah. Milenial direpresentasikan pada siswa SMA dengan sampel Siswa SMA di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Hasilnya pembahasan isu politik dilakukan dengan diskusi, perdebatan dan akses informasi. Dari isu politik tersebut membentuk persepsi pada individu yang melalui tahapan seleksi, interpretasi dan berakhir pada Pembulatan. Namun persepsi yang terbentuk bukan terpaku pada isu politik yang dibahas tetapi lebih pada sosialisasi yang sudah diterima individu sebelumnya. Oleh karena itu media sosial sebagai sumber informasi utama sekarang ini hanyalah sebagai penegas pada persepsi yang sudah terbentuk atau sebagai pembahasan kontradiksi pada persepsi yang sudah terbentuk.

Partisipasi Masyarakat Terhadapa Pembangunan Di Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang

“…Easton (1981) merumuskan politik sebagai pola-pola kekuasaan, aturan dan kewenangan, kehidupan publik, pemerintah, dan konflik. (Rohim & Wardana, 2019) Menurut (Rakhmat, 2008) dalam bukunya Psikologi Komunikasi, bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang objek, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Faisal, M., 2016). Menurut Davidoff, (1981);Rogers, (1965) Walgito (2004, menyatakan bahwa persepsi merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi.…”

The Perception of Election Administrators in Achieving Environmentally Friendly Election in North Sulawesi Province

“…Likewise, Millennial Political Analysis: High School Students' Perceptions of Political Dynamics At the 2019 General Elections in Indonesia raised the topic of the explosion of information in the media regarding the 2019 Election will impact opinions. Teenagers certainly have perceptions, thoughts, wills, and beliefs about the general election (Rohim & Wardana, 2019). Research regarding political dowry practiced in the 2018 simultaneous regional head elections has been appointed but not about the perception of its relation to environmental friendliness (Ferza & Aulia, 2020).…”

Urgensi Pendidikan Politik dalam Menciptakan Pemilu Damai di Sulawesi Selatan (Pendekatan Sosiologi Politik)

“…Dalam proses memilih pemimpin tentunya dibutuhkan sebuah perangkat atau wadah tersendiri yang mampu mendukung lahirnya sosok pemimpin berdasarkan pilihan masyarakat. Tercatat sejak tahun 1955, Indonesia telah menyelenggarakan pemilu (pemilihan umum) yang merupakan proses dalam memilih seseorang untuk menduduki posisi kepemimpinan di negeri ini (Rohim & Wardana, 2019).…”