Urgensi Pendidikan Politik dalam Menciptakan Pemilu Damai di Sulawesi Selatan (Pendekatan Sosiologi Politik)

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang urgensi dari pendidikan politik dalam upaya menciptakan situasi dan kondisi damai dalam prosesi pemilihan umum (Pemilu) di Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan sosiologi politik Maurice Duverger. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mengidentifikasi konflik atau permasalahan lainnya baik dalam pemilu maupun pilkada di Sulawesi Selatan. Setelah melakukan proses penelusuran, peneliti menemukan bahwa variabel yang mampu menciptakan konsepsi pemilu atau pilkada damai dan jujur adalah dengan meningkatkan mutu pembelajaran kepada masyarakat selaku pemilih dalam hal ini pendidikan politik.

Konflik Kepentingan Antar Stakeholder Dalam Pelaksanaan Pemilihan Umum 2024

“…Maurice Duverger dalam teori sosiologi politiknya mengambarkan bahwa sosiologi politik sebagai ilmu tentang kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando dalam semua masyarakat, yang bukan saja masyarakat nasional, tetapi juga dalam masyarakat lokal dan internasional (Askar Nur, 2013). Menurut sartori, komponen Sosiologi yaitu struktur sosial dan komponen ilmu politik yaitu struktur politik.…”

“…Sosiologi Politik bisa menjadi cabang ilmu Sosiologi yang mengkaji tentang hubungan masyarakat dengan politik dengan lembaga politik juga dengan proses politik. Adapun proses politik ada empat, yaitu: rekruitmen politik, sosialisasi politik, komunikasi politik dan konflik politik (Askar Nur, 2013).…”

“…Menurut Duverger, Sosiologi Politik meruanglingkupi: (1) struktur politik yang menjelaskan batas teritori kekuasaan, sumber alam, dan alat teknologi yang bisa menimbulkan konflik antar individu atau kelompok dalam masyarakat; (2) antagonism politik yaitu sikap yang menentang atau bertolak belakang dengan kekuasaan politik yang menjelaskan factor timbulnya konflik antar individu atau kelompok dalam masyarakat. Antagonism politik berupa bakat individu, sebab psikologis, dan kepentingan kolektif (misalnya perjuangan klas, konflik ras, konflik antar kelompok horizonal, dan konflik antar kelompok teritorial); dan (3) konflik politik menjelaskan bentuk atau wujud dari konflik politik yang terjadi pada individu atau kelompok dalam masyarakat (Askar Nur, 2013).…”

“…Mengingat struktur politik yang mempunyai kewenangan, Batasan kewenangan, dan sumber daya, maka kepemilikan struktur politik menjadi faktor konflik politik. Hal ini yang diungkapkan oleh Duverger terhadap Sosiologi Politik yang mengungkapkan bahwa ruang lingkup Sosiologi Politik yaitu struktur politik, factor antagonis politik, dan bentuk konflik politik (Askar Nur, 2013).…”

“…Hal ini lahir dari antagonis politik yang mempunyai kepentingan individu atau kelompok. Adapun bentuk konfliknya yaitu bisa berupa perjuangan klas, konflik ras, konflik antara kelompok, dan konflik antar territorial (Askar Nur, 2013).…”