Salinitas di perairan menimbulkan tekanan-tekanan osmotik yang dapat berbeda dengan tekanan osmotik di dalam tubuh organisme perairan. Hal tersebut menyebabkan organisme harus melakukan mekanisme osmoregulasi di dalam tubuhnya sebagai upaya untuk menyeimbangkan tekanan osmotik di dalam dan di luar tubuh. Proses osmoregulasi merupakan salah satu proses fisiologi yang terjadi dalam tubuh ikan untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh agar seimbang dengan lingkungannya. Ketidakmampuan ikan dalam mengontrol keseimbangan osmotik dalam tubuhnya akan menyebabkan ikan stres dan dapat berakibat pada kematian ikan. Perubahan kondisi lingkungan juga akan mengakibatkan perubahan alokasi energi yang ada di dalam badan ikan. Energi yang seharusnya untuk pertumbuhan akan digunakan untuk melakukan aktivitas metabolisme yang meningkat sebagai akibat dari perubahan kondisi lingkungan. Hal tersebut mengakibatkan terhambatnya proses pertumbuhan. Review yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas osmoregulasi, respons pertumbuhan, dan energi yang digunakan pada ikan yang dipelihara dalam media bersalinitas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat metabolisme dan pertumbuhan pada ikan yang dipelihara pada kondisi salinitas yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kecernaan fraksi serat bungkil kelapa sawit yang dihidrolisis dengan enzim cairan rumen domba. Koefisien kecernaan ditentukan dengan menggunakan indikator Cr2O3 yang ditambahkan dalam pakan uji. Bahan pakan yang digunakan adalah bungkil kelapa sawit (BKS) yang dihidrolisis dengan enzim asal cairan rumen domba dengan volume 100 mL/kg BKS dan diinkubasi selama 24 jam (BKSe) dan yang tidak dihidrolisis (BKS). Pakan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan acuan (pakan komersil), pakan uji A (30% BKSe) dan B (30% BKS) dengan 3 ulangan. Ikan yang digunakan 10 ekor benih ikan patin siam Pangasius hypophthalmus) dengan bobot rata-rata 20 g/ekor yang dipelihara dalam fiber dengan volume air 80 liter. Pemberian pakan secara at satiation dengan frekuensi pemberian 3 kali per hari. Feses dikumpulkan selama 15 hari pemeliharaan untuk dianalisis kandungan nutrisinya. Hasil analisis kecernaan menunjukkan bahwa nilai kecernaan fraksi serat menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) antar perlakuan di mana pakan A (30% BKSe) mempunyai nilai kecernaan fraksi serat lebih tinggi dibandingkan pakan B (30% BKS).
PENDAHULUANKomponen terbesar dari biaya produksi pada kegiatan budidaya perikanan adalah pakan, yaitu mencapai 60%-70%. Hal tersebut menjadi salah satu permasalahan dalam kegiatan budidaya karena harga bahan pakan konvensional, terutama sumber protein seperti tepung ikan dan bungkil kedelai, berfluktuasi dan masih harus diimpor untuk memenuhi kebutuhan industri peternakan dan perikanan. Kenyataan tersebut membawa dampak mahalnya harga pakan dan semakin tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan dalam kegiatan budidaya perikanan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan bahan pakan tersebut yang salah satunya adalah dengan mencari bahan baku pakan alternatif yang tersedia secara lokal, berlimpah, dan terjaga kontinuitasnya, serta dapat menggantikan atau mengurangi penggunaan bahan pakan impor.
This article aims to provide an overview of how Dedy Yon Supriyono's populist leadership as Mayor of Tegal City in pursuing populist policies to overcome COVID-19 pandemic, this article also will identify the efforts to build a positive image through his populist leadership style during the COVID-19 pandemic period. This article uses a qualitative research method with descriptive analysis techniques. The data collection technique uses literature study, the researchers collect perspectives and literature findings that are related to the research focus. The researchers first construct an initial hypothesis to guide the analysis of the phenomenon that being studied. Furthermore, the researchers conduct an in-depth analysis to the focus study in order to examines the initial hypothesis. The conclusion of this research is that Dedy as the Mayor of Tegal City in responding crisis caused by COVID-19 pandemic uses a populist leadership style, this is proven by the way he acts like a hero for society, creates pro-society narratives, build his self-image of being Mr. Lockdown through various media, optimism bias, and the controversial populist policy such as local lockdown. These things contributed to build the positive image of Dedy through the mass media as a local leader who has successfully handled the pandemic and has become a public conversation. Dedy is considered successful in analyzing the momentum to implement the populist policies and his populist leadership style, so this has an impact on creating a positive image of Dedy as a local leader in dealing with COVID-19 pandemic.Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana gaya kepemimpinan populis Dedy Yon Supriyono selaku Walikota Tegal dalam mengupayakan kebijakan populis untuk mengatasi pandemi COVID-19, serta tulisan ini akan mengidentifikasi mengenai upaya pembangunan citra positif melalui gaya kepemimpinan populis yang digunakan oleh Dedy selama periode pandemi COVID-19. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualtitatif dengan teknik deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data pada tulisan ini adalah dengan menggunakan teknik studi pustaka, penulis mengumpulkan berbagai sudut pandang dan temuan literatur yang memiliki keterkaitan dengan fokus penelitian. Pada kerangka analisis, penulis pertama-tama membangun sebuah hipotesis awal mengenai fokus penelitian, guna menuntun analisis dari fenomena yang tengah diteliti. Selanjutnya maka peneliti akan melakukan analisis mendalam mengenai fokus penelitian untuk menguji hipotesis awal melalui data-data yang telah dikumpulkan dari upaya sudi pustaka. Simpulan dari penelitian ini adalah Dedy selaku Walikota Tegal dalam merespon krisis akibat pandemi COVID-19 menggunakan gaya kepemimpinan populis, hal ini dibuktikan dengan dia bertindak layaknya pahlawan ditengah pandemi, menciptakan narasi yang pro rakyat, memasarkan citra diri atas kebanggaanya menjadi Mr.Lockdown melalui berbagai media, optimisme bias, hingga kebijakan populis lockdown yang kontroversial. Hal-hal tersebutlah yang turut berkontribusi dalam mengupayakan citra positif Dedy melalui media massa sebagai pemimpin lokal yang berhasil menangani pandemi hingga menjadi perbincangan publik. Dedy dinilai berhasil dalam membaca momentum yang tepat untuk menerapkan kebijakan dan gaya kepemimpinan populisnya, sehingga ini berdampak pada terciptanya citra positif Dedy sebagai pemimpin lokal dalam menangani pandemi.
Two experiments were conducted to evaluate the hydrolysis of fiber content in palm kernel meal (PKM) by sheep rumen liquor enzyme and to know the apparent digestibility coefficient of hydrolyzed PKM for catfish Pangasius hypophthalmus. The first trial examined effectivity of sheep rumen liquor enzyme to decrease crude fiber content of PKM. The added volume of sheep rumen liquor enzyme was 0, 20, 40, 60, 80, and 100 mL/kg PKM and then it was incubated for 0, 12, and 24 hours. A factorial completely randomized experimental design consisted of 2 variables and triplicates were selected. The second trial was conducted to evaluate the apparent digestibility coefficients of hydrolized PKM for catfish. Apparent digestibility coefficients were determined using chromic oxide indicator added to both reference and test diets. The feed ingredients used in the trial were hydrolyzed PKM (PKMe) and unhydrolyzed PKM (PKM). Ten fishes with weighing around 20 g were used in the trial and held in 80 l tanks. Feces were collected from three replicate groups of fish using a fecal collection column attached to fish rearing tank. PKM hydrolyzed with 100 mL/kg and incubated for 24 hour showed the lowest crude fiber content (6.99%) among the treatments (P<0.05). Apparent digestibility coefficient of hydrolyzed PKM was 57.57% compared with unhydrolyzed PKM 15.31%. Based on the evaluation in those parameters it was concluded that sheep rumen liquor enzyme added to PKM was effective to decrease crude fiber content of PKM and improve apparent digestibility coefficient of PKM for catfish.
Vitamin E merupakan salah satu mikronutrien yang sangat diperlukan dalam pakan ikan dan berperan penting dalam proses pertumbuhan, reproduksi, kesehatan atau sistem imun, dan kualitas daging ikan. Vitamin E berfungsi sebagai pemelihara keseimbangan intraseluler dan sebagai antioksidan. Sebagai antioksidan, vitamin E dapat melindungi lemak atau asam lemak yang terdapat dalam membran sel agar tidak teroksidasi. Kebutuhan dasar vitamin E untuk ikan bervariasi, bergantung pada beberapa faktor yaitu ukuran ikan, umur ikan, suhu air, persentase pertumbuhan, dan komposisi pakan. Defisiensi vitamin E pada ikan akan menyebabkan muscular dystrophy, exudative diathesis, hematokrit rendah, depigmentasi kulit, penurunan laju pertumbuhan, dan lain-lain. Hipervitaminosis vitamin E dapat menyebabkan laju pertumbuhan yang rendah, reaksi keracunan pada organ hati dan kematian. Tujuan dari penulisan makalah adalah untuk memberikan informasi kebutuhan dan peranan vitamin E dalam pakan untuk meningkatkan reproduksi, sistem imun, dan kualitas daging pada ikan.
This study was conducted to evaluate the profile of 17ß-estradiol (E2) and vitellogenin (Vtg) in plasma and egg diameter during gonad maturity process of striped catfish Pangasianodon hypophthalmus. Blood samples were collected from immature striped catfish, male and female with different stage of gonad maturity (stage I, II, III, and IV) to measure the concentrations of E2 and Vtg. Gonad maturity development of striped catfish was observed based on egg diameter. Result showed that E2 concentrations were the highest (843.65 pg/mL) on female with maturity stage III, the lowest on the male (26.34 pg/mL), and immature female fish (29.37 pg/mL). The protein band of Vtg was obtained on the plasma of the mature female (stage I, II, III and IV) with a molecular weight (MW) between 140−180 kDa, but it was not obtained on immature female dan male striped catfish. The highest concentration of Vtg was found in the plasma of the female fish with maturity stage III (87.34 mg/mL), then on the stage II (74.83 mg/mL), I (68.58 mg/mL), and IV (33.45 mg/mL). It showed that egg yolk formation occurred in the female mature. The average egg diameter was 0.107 ± 0.052 mm, 0.318 ± 0.086 mm, 0.864 ± 0.099 mm, and 1.041 ± 0.058 mm on the maturity stage I, II, III, and IV respectively. The increase of egg diameter along with development of gonad maturity stage indicated that egg development occurred due to the process of vitellogenesis and the addition of egg yolk on oocyte. Keywords : egg diameter, gonad maturity, striped catfish , 17ß–estradiol, vitellogenin ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi profil estradiol-17β (E2), vitelogenin (Vtg) dalam plasma dan diameter telur pada proses pematangan gonad ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus). Sampel darah untuk pengukuran konsentrasi E2 dan Vtg plasma diperoleh dari ikan patin siam betina yang belum matang gonad, ikan jantan, ikan betina dengan tahap kematangan gonad yang berbeda (tahap I, II, III dan IV). Perkembangan kematangan gonad ikan patin siam diamati berdasarkan diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi E2 tertinggi (843,65 pg/mL) pada ikan betina dengan kematangan tahap III, terendah pada ikan jantan (26,34 pg/mL), dan ikan betina tidak matang gonad (29,37 pg/mL). Pita protein Vtg pada sampel plasma diperoleh dari betina matang gonad (tahap I, II, III dan IV) dengan berat molekul antara 140-180 kDa, tetapi tidak diperoleh pada ikan patin siam betina yang belum dewasa dan jantan. Nilai konsentrasi tertinggi Vtg ditemukan dalam plasma darah ikan betina dengan tingkat kematangan III (87,34 mg/mL) kemudian pada tahap II (74,83 mg/mL), I (68,58 mg/mL) dan IV (33,45 mg/mL). Hal ini menunjukkan bahwa pada ikan betina dewasa terjadi proses pembentukan kuning telur (vitelogenesis). Rata-rata diameter telur adalah 0,107 ± 0,052 mm, 0,318 ± 0,086 mm, 0,864 ± 0,099 mm dan 1,041 ± 0,058 mm pada tingkat kematangan I, II, III dan IV secara berurutan. Peningkatan nilai diameter telur seiring dengan perkembangan tahap kematangan gonad menunjukkan bahwa perkembangan telur terjadi karena proses vitelogenesis dan penambahan bahan kuning telur pada oosit. Kata kunci : diameter telur, 17ß-estradiol, kematangan gonad, patin siam, vitelogenin
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.