Studi pendahuluan, menunjukkan hasil bahwa pasien stroke yang datang di rumah sakit dalam waktu 3 jam sejumlah <34%. Lebih dari 35% pasien tiba di rumah sakit diatas 24 jam. Fakta ini dapat merupakan fenomena gunung es, yaitu masih banyak pasien stroke yang tidak dibawa ke rumah sakit dengan berbagai alasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pasien stroke dalam mencari pertolongan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya. Disain penelitian ini adalah deskriptif observasional. Penelitian ini menggunakan 101 pasien stroke yang ada di masyarakat Kecamatan Kepanjen. Responden diperoleh dari penelusuran berkas rekam medik pasien stroke dan informasi dari mulut ke mulut (snowball sampling). Hasil menunjukkan bahwa 31,5% pasien langsung datang ke rumah sakit ketika terkena stroke dengan rentang waktu bervariasi. Pasien stroke yang pergi ke rumah sakit dalam waktu 3 jam sebesar 18,7%, sedangkan sisanya tiba dalam waktu >3 jam. Pasien yang diperiksakan ke petugas kesehatan terlebih dulu, kemudian dibawa ke rumah sakit adalah sebesar 46,5%, dan pasien yang tidak dibawa ke rumah sakit setelah dibawa ke petugas kesehatan maupun non kesehatan sebesar 22%. Health seeking behaviour ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor demografi dan geografi, sosio-budaya, klinis, persepsi, dan pengetahuan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 alur health seeking behaviour pada pasien stroke yang ada di masyarakat, yaitu langsung ke rumah sakit, ke rumah sakit setelah dibawa ke petugas kesehatan atau non petugas kesehatan, dan tidak pergi ke rumah sakit setelah dibawa ke petugas kesehatan atau non petugas kesehatan.
This Research is expected to know the influence of the quality of services installation pharmaceutical a pharmaceutical, attitude officers, speed service, the provision of information and education medicine, and the availability of medicines of satisfaction outpatients at the hospital Amelia simultaneously, partial and the dominant. The results of the study can also be used as the basis in the arrangement the development program of increasing the quality of services pharmaceutical in conformity with expectation patients and renders service IFRS Amelia be an option to obtain medicine.The research is research observational analytic with the approach cross-sectional.Data analysis to research this using analysis linear regression multiple. The research results show that all dimensions the quality of services pharmaceutical influential together to satisfaction patients. Three dimensions speed service, the provision of information and education medicine and the availability of medicines influential be partial to satisfaction patients. Factors that dominant influential the quality of services pharmaceutical to satisfaction outpatients is a factor the availability of medicines.
Kepuasan pasien merupakan tujuan utama pelayanan kesehatan. Salah satu indikator mutu pelayanan di instalasi rawat jalan rumah sakit adalah ketepatan kedatangan dokter sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh kepuasan pasien di instalasi rawat jalan terhadap keterlambatan jam kedatangan dokter sesuai dengan jadwal yang tertera. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner daftar tilik yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan tambahan pertanyaan terbuka untuk saran. Secara keseluruhan pasien yang puas hanya 14% dan cukup puas 60%. Ketidakpuasan tertinggi (>50%) didapatkan pada aspek keterlambatan dokter dan permintaan maaf dari dokter ketika terlambat. Hasil menunjukkan hubungan yang kuat antara kepuasan pasien dengan ketepatan jam kedatangan dokter di instalasi rawat jalan rumah sakit (p<0,001). Beberapa solusi untuk meningkatkan kepuasan pasien adalah dengan meningkatkan kenyamanan ruang tunggu dan melakukan penjadwalan ulang jam praktek dokter.
Patient centered care disebut juga pelayanan yang berpusat pada seseorang, berpusat pada klien, pasien dan keluarga. Berdasarkan survei kepuasan pasien dirawat inap RS UMM bulan Juli dan Agustus 2015 didapatkan data bahwa masih terdapat pasien komplain tentang sikap dan komunikasi petugas kepada pasien/keluarga yang kurang baik. Ini menandakan bahwa sikap dan komunikasi yang dilakukan oleh petugas kepada pasien maupun keluarganya kurang bagus. Artinya penerapan patient centered care belum dijalankan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam pengalaman pasien selama menjalani rawat inap terhadap penerapan patient centered care yang dilakukan oleh RS UMM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif fenomenologi. Wawancara dilakukan secara mendalam kepada 8 informan yang dianggap mewakili pasien kelas 3, 2, 1 dan kelas utama. Hasil penelitian didapatkan pengalaman yang menyenangkan tentang penerapan PCC yaitu pasien senang mendapatkan pelayanan yang ramah dan sopan dari petugas, pasien merasa dipedulikan oleh perawat selama dirawat, petugas berupaya berkomunikasi dengan baik, petugas memberikan pelayanan yang sama, petugas mengecek nama pasien ketika akan memberikan obat, makanan yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan dan gizi pasien. Kesimpulannya, sebagian besar pengalaman pasien rawat inap didapatkan bahwa RS UMM telah menerapkan PCC dengan cukup baik sehingga pasien merasa dikedepankan dalam proses perawatan maupun untuk memenuhi kebutuhannya.
Surveilans infeksi nosokomial merupakan salah satu kegiatan dalam program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di rumah sakit. Studi Pendahuluan menunjukkan angka kejadian plebitis di RS Paru Batu pada tahun 2013 tercatat sebesar 8,23% dan pada bulan Juni 2014 tercatat sebesar 6,3%. Kejadian ini cukup tinggi mengingat standar kejadian plebitis yang direkomendasikan oleh standar pelayanan medis minimal tahun 2008 adalah sebesar ≤1,5%.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi akar permasalahan kurang optimalnya pelaksanaan program pelaporan surveillance infeksi nosocomial di RS Paru Batu. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan studi dokumen, wawancara terstruktur dan observasi. Pencarian akar masalah dilakukan dengan melakukan Focus Group Discussion dengan peserta 1 perawat IPCN (Infection Prevention Control Nurse), 8 kepala ruangan rawat inap di RS Paru Batu, koordinator keperawatan dan koordinator pelayanan medis. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar komponen surveilans belum dijalankan dengan benar sesuai Petunjuk Teknis Surveilans dari Kemenkes tahun 2010. Hal tersebut disebabkan kurangnya dukungan manajemen untuk program dan sarana penunjang PPI, belum adanya sosialisasi program kepada seluruh pelaksana surveilans, serta belum adanya fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan program surveilans infeksi nosokomial. Hasil tapisan pilihan solusi terbaik dengan skala matriks adalah pengesahan SK pengangkatan Komite dan Tim PPI, menyusun panduan surveilans infeksi nosokomial dan sosialisasi surveilans infeksi nosokomial.
An increasing number of hospitals in East Java Keywords: patient experience, phenomenologyAbstrak: Peningkatan jumlah rumah sakit di Jawa timur selama lima tahun terakhir adalah 20%. Hal tersebut menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Rumah sakit melakukan pemahaman perilaku konsumen untuk melakukan penerapan konsep pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Penelitian ini mengkaji pengalaman pasien selama dirawat dengan metode penelitian kualitatif fenomenologi sehingga didapatkan makna pengalaman pasien selama dirawat. Hasil penelitian yaitu pemilihan rumah sakit sebagai tempat mencari pelayanan kesehatan berdasarkan pengalaman pasien sebelum masuk rumah sakit (perasaan pasien ketika dinyatakan sakit, upaya pencarian pengobatan dan pengalaman pasien saat akan pergi ke rumah sakit) dan pandangan pasien terhadap rumah sakit yang terdiri dari lima P yaitu place, price, people, product dan process. Dalam proses mendapatkan pelayanan rawat inap di rumah sakit X, informan merasakan pengalaman menyenangkan dan pengalaman tidak menyenangkan. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan upaya pemasaran di rumah sakit X dan dilakukan perubahan sesuai dengan kondisi rumah sakit saat ini serta dibuat rencana rumah sakit dimasa yang akan datang.Kata Kunci: pengalaman pasien, fenomenologi 109
Natural disasters are still a matter of the world until today. The events pose not only physical impact but also psychological impacts that leave deep sorrow and fear. The survivors of the disaster felt they were at a very unsettled condition, felt very fearful, felt agitated for uncertain circumstances, and became very easily panicked until they could experience anxiety, depression, and post-traumatic stress disorder (PTSD). This systematic review aims to identify the impact–effects often posed by natural disasters on the soul health of survivors. Data searching is done on the Proquest, Pubmed, Science Direct, Sage, and Scopus databases that were converged in the 2013 to 2019 ranges. The psychological impact experienced by the victims after natural disaster events are depression, post-traumatic stress disorder (PTSD), fear, suicide experiments, and other mental health disorders such as mood changes and a loss of interest in an activity. Natural disasters can hurt the mental health of the victims. If the psychological problems that occur to the victims are not immediately addressed, the victims will fall on more mental severe disorder conditions.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.