Abstrak: Global warming, kerusakan ekologi hingga perubahan iklim yang ekstrim adalah isu lingkungan yang saat ini menajdi topik pembahasan masyarakat luas. Isu lingkungan ini juga menarik perhatian pada dunia desain, green design muncul sebagai jawaban akan isu lingkungan tersebut. Wacana green design yang mengarah pada pola pikir dan tindakan yang menghargai dan ramah lingkungan yang berkelanjutan. Untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai wacana green design kepada masyarakat perlu sebuah komunikasi melalui media. Media sebagai bentuk komunikasi massa berfungsi sebagai pemberi informasi, pencetus opini publik hingga pembentuk budaya massa. Dalam peranya pada wacana green design , media berfungsi sebagai pemberi informasi, mengenalkan wawasan baru, mempersuasi pola pikir dan tindakan masyarakat ke arah wacana green design yang menghargai dan ramah terhadap lingkungan secara berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kulitatif dengan melakukan kajian terhadap fenomena yang ada di masyarakat berdasar pada kajian literatur. Fokus penelitian adalah mengenai peran media dalam memberikan informasi kepada masayarakat tentang wacana green design. Dalam makalah ini didapatkan kesimpulan peran media pada wacana green design. Media sebagai sarana kampanye dengan tujuan untuk meningkatakan kesadaran, memberi informasi dan merubah pola pikir ke arah green design. Peran media sebagai sarana edukasi green design dengan tujuan memberi pengetahuan baru kemudian mempersuasi pola pikir dan tindakan masyarakat menuju wacana green design. Selanjutnya media digunakan produsen untuk membujuk konsumen untuk menyakini dan kemudian membeli dan menggunakan produk green design.Kata kunci: isu lingkungan, green design, peran media, kampanye, edukasi, promosi Abstract: Global warming, ecological damage, extreme climate change, are environmental issues which are currently topics of wide public discussion. Environmental issues also drew attention to the world of design, green design emerged as an answer to environmental issues. Discourse green design that leads to thinking and action that respects and environmentally sustainable. To provide information and knowledge about green design to the public discourse needs to be a communication through the media. The media as a form of mass communication serves as a conduit of information, the originator of forming public opinion and mass culture. In his role in the discourse of green design, the media serves as a conduit of information, introduce new insights, to persuade the public mindset and actions towards the discourse of green design that respects and friendly to
Eco lifestyle is a lifestyle that emerges as a response to global environmental problems whose mission is to help nature return to its original state and reduce environmental pollution. This lifestyle is achieved by consuming environmentally friendly products, recycling waste, utilizing waste so that it can be reused, and using sustainable products. Therefore, from this lifestyle comes the demand for products that are following the concept of an ecological lifestyle. One of them is the need for bags that can be used for various activities and are environmentally friendly. The bag design is also one of the answers to the problem of plastic bag waste which is one of the most common problems in the world today. The design theme is an ecological lifestyle, aiming to make products that can help save the earth. The research method used in this design uses qualitative methods while the design method uses product differentiation methods. The purpose of this research is to design a modular bag product as a substitute for plastic bags as one of the eco-lifestyle products in its mission to reduce waste and environmental pollution. The product resulting from the research is a bag design with a modular concept so that it can be used in various activities, without having to use different types of separate bags. The modular bag is designed in the form of a bag consisting of several modules that can be disassembled, with the function of being a traveling bag out of the house and a shopping bag.Keywords: ecolifestyle, bags, modular, sustainable. AbstrakGaya hidup ekologis adalah gaya hidup yang muncul sebagai respon terhadap permasalahan lingkungan global yang misinya membantu alam kembali ke keadaan semula dan mengurangi pencemaran lingkungan. Gaya hidup ini dicapai dengan mengkonsumsi produk ramah lingkungan, mendaur ulang sampah, memanfaatkan sampah agar dapat digunakan kembali dan menggunakan produk yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dari gaya hidup inilah muncul tuntutan akan produk yang sesuai dengan konsep gaya hidup ekologis. Salah satunya adalah kebutuhan tas yang bisa digunakan untuk berbagai aktivitas dan ramah lingkungan. Desain tas juga menjadi salah satu jawaban atas permasalahan sampah kantong plastik yang menjadi salah satu permasalahan paling umum di dunia saat ini. Tema perancangan ini adalah gaya hidup ekologis, bertujuan untuk membuat produk yang dapat membantu misi penyelamatan bumi. Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini menggunakan metode kualitatif, sedangkan metode perancangannya menggunakan metode differensiasi produk. Tujuan dari penelitian ini dari penelitian ini adalah merancang produk tas modular sebagai pengganti tas kantong plastik sebagai salah satu produk eco lifestyle dalam misinya puntuk mengurangi sampah dan pencemaran lingkungan. Produk yang dihasilkan dari penelitian adalah rancangan tas dengan konsep modular agar mampu digunakan pada berbagai kegiatan, tanpa harus menggunakan berbagi jenis tipe tas yang terpisah. Tas modular yang dirancang berupa tas yang terdiri dar beberapa modul yang dapat dibongkar pasang, dengan fungsi sebagai tas bepergian keluar rumah dan tas belanja.Kata Kunci: ekologis, tas, modular, berkelanjutan. Authors:Terbit Setya Pambudi : Universitas TelkomPandu Arliando : Universitas TelkomTeuku Zulkarnain Muttaqin : Universitas Telkom References:Charter, M. (Ed.). (2018). Designing for the Circular Economy. New York: Routledge.Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: PT. Prehallindo.Lorenzen, J.A. (2012) Going Green: Proses Perubahan Gaya Hidup 1. Sociological Forum, 27(1), 94–116.McLennan, J. F. (2004). Filosofi Desain Berkelanjutan: Masa Depan Architure. Kota Kansas: Ecotone LLC.Tanner, C., & Kast, S. W. (2003). Mempromosikan Konsumsi Berkelanjutan: Determinan Pembelian Hijau oleh Konsumen Swiss. Psikologi & Pemasaran, 20(10), 883–902. Tilikidou, I., & Delistavrou, A. (2008). Jenis dan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ekologis Konsumen yang Tidak Membeli. Strategi Bisnis dan Lingkungan, 17(1), 61–76.Van der Ryn, S., & Cowan, S. (2013). Ecological Design. Washinton DC: Island Press.
Increasing video content on social media has led to more people doing video blogging or referred as video bloggers (vloggers). It affects the number of vloggers in Indonesia, reaching half the total number in the world. Vloggers need a bag to carry equipment so that the equipment is stored correctly and undamaged when creating content outdoors. The specific bags for camera equipment on the market still do not fulfill their requirement. These conditions require vloggers to provide various bags, while vlogger activities and equipment always change according to content needs. This study aims to answer the problems experienced by vloggers by increasing the effectiveness of the bag through concepts, systems, access, and compartment layouts. The method used in developing the compartment starts from collecting data such as questionnaires and interviews to identify problems, observation of existing products and product references, activities studies, continued analysis data, design concepts to production, and product testing.
Di mana pun kita tinggal, hanya ada satu rumah yang kita miliki bersama, yaitu Bumi. Dalam beberapa tahun terakhir, efek perubahan iklim menjadi hal yang lebih mendesak untuk segera diatasi bersama lewat pilihan gaya hidup dan keseharian kita dalam berinteraksi dengan alam tempat kita tinggal. Istilah ramah lingkungan telah menjadi kata kunci yang populer yang digunakan di seluruh dunia Ramah lingkungan secara sederhana berarti tidak berbahaya bagi lingkungan, baik dari proses sebelum produk itu dihasilkan maupun dari hasil setelah sebuah produk digunakan. Salah satu dampak kerusakan lingkungan yang umumnya terjadi adalah penggundulan hutan, dimana pohon-pohon dieksplotasi untuk diolah menjadi berbagai produk olahan kayu, dan salah satunya adalah kertas. Perancangan tas kertas ramah lingkungan ini akan menggunakan kertas benih daur ulang sebagai bahan baku utamanya. Kertas benih adalah kertas daur ulang yang mengandung benih tanaman buah maupun sayuran, dimana selain mudah diurai oleh tanah, bersumber dari kertas limbah yang didaur ulang dan tidak berbahaya bagi lingkungan, manfaat dari penggunaan kertas ini akan membantu mengurangi emisi karbon dan polusi udara lainnya yang bersumber dari alat transportasi pengangkutnya, karena sebagian besar sayur dan buah yang kita konsumsi menempuh jarak yang sangat jauh dari petani hingga tersedia di pasar. Metode yang digunakan dalam perancangan tas kertas ini adalah User Centered Design. dimana perancangan berpusat dari kebutuhan pengguna dan mengesampingkan pertimbangkan sekunder perancang, seperti halnya estetika yang bersifat subjektif.
Diaspora Indonesia atau Orang Indonesia perantauan adalah orang-orang dengan keturunan Indonesia yang menetap di luar Indonesia. Istilah ini berlaku bagi orang-orang yang lahir di Indonesia dan berdarah Indonesia yang menjadi warga negara tetap atau menetap sementara di negara asing. Dilansir dari Sindonews 9 September 2021, Diaspora Indonesia di Abu Dhabi membangun jejaring melalui komunitas Anyone Can Cook (ACC) di Abu Dhabi, Ibu Kota Uni Emirat Arab (UEA) untuk membangun jejaring dengan sesama warga negara Indonesia (WNI) sekaligus memperkenalkan produk-produk lokal Indonesia kepada masyarakat internasional. Salah satu diaspora di Abu Dhabi yang juga aktif di komunitas ACC, Ny. Nenden Setiawati, kini mengembangkan produk kuliner untuk dipasarkan di tanah air. Menggunakan merek dagang “Nenz Gourmet”, Ny. Nenden menjual berbagai macam kue dan roti (pastry) modern yang sempat ia pelajari di Abu Dhabi. Hingga saat ini, Nenz Gourmet mengandalkan pemasaran Word of Mouth (WoM) yaitu suatu aktifitas yang mana konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek atau produk kepada konsumen lain. Kendala yang muncul adalah konsumen masih sulit mengenali, menemukan, dan mengingat IKM Nenz Gourmet tersebut akibat belum adanya tanda pengenal merek (Brand Identity) untuk produk yang ditawarkan. Brand Identity ini akan diaplikasikan secara konsisten kepada semua atribut yang berhubungan dengan Merek Nenz Gormet, seperti kemasan, banner, hingga katalog. Oleh karena itulah, kegiatan pengabdian yang dilakukan mencakup Pengembangan Desain Brand Identity dan Aplikasinya pada IKM Nenz Gourmet. Tujuannya adalah untuk membantu proses pemasaran produk yang dimiliki oleh mitra. Adapun luaran yang dihasilkan berupa Brand Identity siap pakai dan Format Brand Identity yang dapat diaplikasikan oleh anggota komunitas ACC Diaspora Abu Dhabi lainnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.