Teaching critical thinking (CT) to the prospective teacher has garnered attention for a while, and the teaching conduction to trained it is important to develop. This study aims to find out the effect of teaching implementation of scientific creativity in inquiry learning to promote the CT ability of prospective teachers. Scientific creativity in inquiry learning is apellation as the inquiry creative process (ICP) learning model. This study is a experimental research conducting with the randomized pretest-posttest control group design. Samples were chosen to be treated as experimental and control group. Two sample groups were prospective teacher of physic (PTP) in the faculty of teacher training and education (FKIP), Mataram University, Indonesia. The data of CT ability collected by instrument refer to Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test. The data analysis descriptively and statistically were done to process the data of research result. Generally, the results shown that ICP learning model had a significant effect on the improvement of CT ability of prospective teacher of physic. The description of the research findings are described in this article.
Critical thinking has become one of the main competencies of learning at the level of higher education in Indonesia, and teaching interventions that lead to the achieving of these competencies are important to do. One of the learning models developed to promote critical thinking ability is the Inquiry Creative Process (ICP), a learning model. This research aims to describe the effectiveness of the ICP learning model to promote the critical thinking ability of prospective physics teachers. The implementation of the ICP learning model involved prospective physics teachers at four higher education institutions in the province of West Nusa Tenggara - Indonesia, that are the Mataram University (UNRAM), Teacher Training and Education Institut of Mataram (IKIP Mataram), Mataram State Islamic University (UIN Mataram), and the University of Muhammadiyah Mataram (UM Mataram). This study is experimental research, where is for each group performed pretest, implementation of the ICP learning model, and then posttest. The critical thinking ability of prospective physics teachers was measured using a critical thinking ability test instrument. The data of critical thinking ability were analyzed descriptively and statistically, where the homogeneity, normality, t-test, and ANOVA test were conducted. The results showed that the implementation of the Inquiry Creative Process learning model was effective to promote the critical thinking ability of prospective physics teachers. Descriptions of further research results are described in this article.
ABSTRAKMengajar adalah pekerjaan guru sehari-hari. Namun demikian, mengajar bagaimana siswa belajar, ternyata tidaklah mudah. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang biasa disebut dengan RnD, yang bertujuan memberikan contoh nyata bagaimana cara mengajar dan menanamkan kesiapsiagaan bencana gempabumi pada masyarakat sekolah secara sederhana dan menyenangkan dengan model pembelajaran kesiapsiagaan bencana. Hasil penelitian berupa desain model pembelajaran kesiapsiagaan bencana gempabumi dan struktur pembelajaran yang merupakan penerapan pendekatan saintifik pada kesiapsiagaan bencana. Penelitian ini berdasarkan pengembangan dan pengalaman tim peneliti dalam mengajar dan melakukan penelitian pada kepala sekolah, guru dan peserta didik di SD Negeri 6 Mataram. SD Negeri 6 Mataram merupakan pilot project dari penelitian ini dan akan diterapkan pada sekolah-sekolah lain di daerah kota, pesisir dan pegunungan di pulau Lombok. Respon kepala sekolah dan bapak ibu guru terhadap model pembelajaran kesiapsigaan ini sangat positif, dimana 95% menyatakan sangat tertarik dan hanya 5% yang menyatakan tertarik. Peserta didik sangat antusias dan terlibat aktif selama proses pembelajaran dan mereka merasakan manfaat yang berarti dari pembelajaran kesiapsigaan ini. Hal ini mengindikasikan bahwa model pembelajaran kesiapsigaan ini dapat menjadi acuan dalam menanamkan kesiapsigaan bencana pada masyarakat sekolah. Kata Kunci : model pembelajaran kesiapsiagaan gempabumi; sekolah dasar; pulau Lombok; bencana ABSTRACT Teaching is every teacher's daily job. Despite this, though, teaching in the way that students learn is not an easy thing to do. This research is a Research and Development-also known as RnD-study, aimed to give a real life example of how a teacher can teach and embed the awareness about natural disaster in an uncomplicated and fun way, by using disaster mitigation model of teaching. The study results in one design of disaster mitigation model of teaching and a teaching structure implementing scientific approach on disaster mitigation. This research is based on the development and real life experience of the researcher team in teaching and doing observation and research on the headmaster, teachers, and students of SD Negeri 6 Mataram. SD Negeri 6 Mataram is the pilot project of this study, which in return will be implemented in other schools in the urban, coastal area, as well as mountanious area in Lombok Island. The result shows that the headmaster and the teachers' response towards disaster mitigation model of teaching had been really positive, with only 5% of the teachers claims that they are interested, whilst the other 95% claims that the study is extremely interesting for them. The students were very enthusiastic and active during the learning process. In addition, the claim to have meaningful benefit from this mitigation learning. This thus indicated that this disaster model of teaching and learning can be used as a guide or reference in embedding the awareness for natur...
Abstract-This research is a classroom action research (CAR) which aims to improve learning outcomes PENDAHULUANIlmu Pengetahuan Alam merupakan sekumpulan ilmu-ilmu serumpun yang terdiri dari biologi, fisika, kimia, geologi, dan astronomi yang berupaya menjelaskan setiap fenomena yang terjadi di alam. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan bahwa sedikit sekali siswa yang tertarik pada pelajaran fisika, hal ini disebabkan antara lain karena pengajaran fisika yang kurang menarik sehingga siswa jarang termotivasi untuk mempelajarinya. Selain itu banyak hal lagi persepsi tentang pelajaran sains khususnya fisika yang dianggap sebagai pelajaran yang sangat sulit dan membosankan. Kurangnya rasa ingin tahu siswa serta materi yang begitu padat cenderung menjemukan siswa sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika siswa.Berdasarkan pengamatan peneliti pada siswa kelas VIII SMPN 3 Mataram diketahui bahwa motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa masih rendah. Hasil belajar siswa pada pembelajran IPA fisika tidak mencapai rata-rata. Nilai ini masih dibawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) ditetapkan yaitu 75. Berikut ini dicantumkan tentang perolehan nilai ulangan harian siswa SMPN 3 Mataram kelas VIII semester I tahun pelajaran 2014/2015 yang dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di SMPN 3 Mataram pada kelas VIII 3 beberapa siswa cenderung tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak maksimal, sehingga akan berdampak pada berkurangnya pemahaman siswa mengenai konsep yang dijelaskan. Selain itu, siswa berpendapat bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, karena terlalu banyak konsep dan rumus-rumus yang sulit mereka pahami, serta hitung-hitungan yang mereka anggap rumit.
Penelitian pengembangan ini dilatar belakangi karena lemahnya kemampuan kreativitas peserta didik yang disebabkan kurang aktif-interaktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran serta pemilihan metode pembelajaran yang masih menggunkan metode ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran model PjBL berbasis STEM dalam meningkatkan kreativitas peserta didik yang valid, efektif, dan praktis. Penelitian ini termasuk dalam Research and Development (R&D) dengan model Borg & Gall. Produk yang dikembangkan yaitu silabus, rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD), dan instrumen tes kreativitas. Instrumen penelitian menggunakan lembar validasi, lembar kepraktisan dan instrumen tes kreativitas. Kevalidan perangkat pembelajaran menggunakan angket validasi yang dinilai oleh enam validator yaitu tiga dosen dan tiga guru praktisi yang kemudian dianalisis menggunakan skala likert. Efektivitas perangkat pembelajaran model PjBL berbasis STEM diperoleh dari hasil pretest dan posttest dengan analisis menggunakan uji N-Gain. Kepraktisan perangkat pembelajaran menggunakan angket respon guru dan peserta didik. Hasil analisis kevalidan perangkat pembelajaran menggunakan skala likert menunjukkan rata-rata perangkat pembelajaran yaitu silabus 92.18% dengan kategori sangat layak, RPP 90.62% kateogori sangat layak, LKPD 88,93 kategori sangat layak, dan Instrumen tes 93,05% kategori sangat layak. Kreativitas mengalami peningkatan dengan menggunakan hasil rata-rata uji N-Gain adalah 0.40 dengan kategori sedang. Hasil analisis angket respon guru dan peserta didik terhadap pembelajaran model PJBL-STEM menunjukkan kepraktisan sebesar berturut-turut 4.00 (sangat baik) dan 3.17 (baik). Hasil keterlaksanaan kegiatan guru model dan peserta didik berturut-turut 3.92 (sangat baik) dan 3.00 (baik). Sehingga, dapat disimpulkan perangkat pembelajaran model PjBL berbasis STEM dikembangkan valid, efektif dan praktis digunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.
This research is a classroom action research (PTK) which aims to increase physical activity and learning outcomes of students of class VII SMPN 5 Jonggat in academic year 2015/2016 PENDAHULUANPendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Seiring dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.Proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah haruslah efektif agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Begitu pula dengan pembelajaran fisika yang pelaksanaannya harus berpusat pada siswa agar dapat memperoleh keberhasilan dalam pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh aktivitas guru dalam mengajar, melainkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa dipengaruhi oleh adanya motivasi untuk belajar, minat, ketekunan, dan kualitas dari proses pembelajaran. Selain faktor aktivitas siswa, kemampuan guru dalam mengajar, penguasaan materi, perencanaan program serta ketepatan guru memilih metode maupun strategi pembelajaran berperan penting dalam menentukan keberhasilan siswa.Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran fisika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar fisika siswa.Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMPN 5 Jonggat ditemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran fisika diantaranya: 1. kegiatan pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang mana pembelajarannya hanya didominasi oleh guru, 2. dalam proses pembelajaran hanya beberapa siswa yang aktif dan sebagaiannya hanya mendengarkan dan mencatat informasi yang diberikan, 3. siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran fisika karena menurut mereka fisika itu sulit, dan4. praktikum pada mata pelajaran fisika tidak pernah dilakukan
The purpose of this study was to determine the level of teacher preparedness in primary schools against natural disasters. The research sample was 15 teachers from SD N 6 Mataram. Data collection is done through questionnaires consisting of 5 aspects of disaster, knowledge and signs, impacts, risks and efforts to reduce, preparedness and procedures and first aid tools for victims. We results obtained are (1) knowledge and signs of the occurrence of disasters are in the less category (56.11%). (2) the impact caused if a disaster occurs is in the less category (49.33%). (3) Risk and efforts to reduce disaster risk in the good category (73.33%). (4) Disaster preparedness in the good category (79.05%), and (5) victim first aid procedures and tools in the less category (53.33%). Based on the results, it can be concluded that the level of preparedness of teachers in facing disasters in SD Negeri 6 Mataram is in the sufficient category of 61.71%. Therefore, socialization and knowledge related to disaster preparedness for teachers in primary schools need to be improved.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.