Dalam proses pembelajaran diperlukan metode-metode yang tepat. Pemilihan metode yang tepat akan menjadikan proses pendidikan termasuk pendidikan agama islam berjalan dengan efektif. Dalam pendidikan agama islam, banyak terkandung nilai-nilai sejarah yang berupa cerita kejadian-kejadian masa lalu baik dimasa ketika zaman Rasulullah SAW maupun setelah beliau wafat. Panjangnya kisah-kisah kehidupan masa lampau akan sangat sulit dipahami oleh peserta didik apabila hanya dengan membaca. Oleh karena itu diperlukan sebuah metode yang paling tepat untuk menceritakan kisah perjalanan perkembangan agama islam sehingga peserta didik dapat memahami secara mendalam dan efisien. Metode ini adalah metode bercerita. Walaupun metode bercerita ini merupakan metode yang hanya berpusat kepada guru, tetapi apabila dilakukan dengan intonasi yang menarik dan isi ceritanya tepat, maka akan lebih efektif bagi siswa dalam pemahaman cerita sejarah dibandingkan dengan metode lainnya.
Studies on professional madrasah teachers have been widely explored, but its development from the religious aspect is still limited, while professional teachers are needed in the development of quality madrasah education. This research focused on developing professional teacher of Madrasah Aliyah by strengthening Islamic behavior and Islamic psychosocial. Using ex post facto research design and involving 397 Madrasah Aliyah teachers in 12 regencies/cities of Riau Province, Indonesia. A questionnaires were made to measure Islamic behavior and Islamic psychosocial and tests to measure professional madrasah teachers. The data were analyzed using inferential statistics. The findings of this research revealed that mastery of Islamic behavior and Islamic psychosocial contributes to developing professional madrasah teachers in carrying out teaching profession. Islamic behavior and Islamic psychosocial, specifically, is predicted to improve professional madrasah teachers. However, Islamic behavior has a higher contribution than Islamic psychosocial. This study concludes that professional madrasah teachers can be developed significantly by strengthening Islamic behavior and Islamic psychosocial in madrasah teachers. This research contributes to the Director General of Islamic Education of the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia in taking the policy to develop professional madrasah teachers in Indonesia and design lecture materials for prospective madrasah teachers.
Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Salah satunya adalah metode drill. Metode drill adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran pendidikan agama Islam dengan jalan melatih peserta didik secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dalam bentuk lisan, tulisan, maupun aktivitas fisik agar peserta didik memiliki ketangkasan atau keterampilan yang tinggi dalam menguasai bahan pelajaran, memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. Metode drill dapat digunakan baik pada saat mengajarkan kecakapan motoris maupun kecakapan mental. Namun demikian, metode drill ini juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Oleh karenanya, diperlukan langkah-langkah khusus agar penggunaan metode drill ini dapat berjalan dengan efektif sehingga hasil pembelajaran Pendididikan Agama Islam (PAI) dapat mencapai hasil maksimal. Adapun langkah-langkah metode drill tersebut adalah: asosiasi, menyampaikan tujuan yang hendak dicapai, memotivasi peserta didik, melakukan latihan dengan pengulangan secara bertahap, aplikasi, evaluasi dan tindak lanjut.
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memiliki ketergantungan dengan orang lain. Manusia membutuhkan interaksi-komunikasi-sosialisasi dengan manusia lainnya yang kemudian terbentuklah komunitas bermasyarakat. Dalam berbagai kegiatan, manusia sewajarnya melakukan kegiatan saling membantu antar sesama termasuk dalam kegiatan memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, melalui metode kooperatif maka upaya dengan bekerja sama dapat menyelesaikan persoalan guna meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Metode cooperative learning dapat memotivasi peserta didik untuk berfikir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan interaktif yakni problem solving atau pengajuan masalah-masalah yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian diupayakan untuk dicari jawabannya baik secara individu maupun bersama dengan pihak lain, misalnya sesama peserta didik maupun dengan pengajar sendiri. Metode cooperative learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam adalah cara menyajikan pembelajaran dengan belajar bersama berbentuk kelompok kecil yang terstruktur di dalamnya peserta didik melakukan aktivitas belajar saling membantu guna meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam memahami materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif sesuai dengan indikator pembelajaran PAI yang telah ditetapkan.
Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang setelah terjadinya proses belajar. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru sebagai pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar Fiqih kelas IV PDTA Ittihadul Khairiyah Kubang Jaya 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran Diskusi pada materi shalat wajib 5 waktu. Masalah dalam penelitian ini adalah ternyata hasil belajar siswa di PDTA Ittihadul Khairiyah Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar masih rendah dan belum mencapai batas ketuntasan KKM. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai bulan April 2016. Subjek penelitian adalah Guru yang menerapkan model pembelajaran diskusi serta Murid kelas IV PDTA Ittihadul Khairiyah Kubang Jaya yang berjumlah 40 orang siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dan observasi menggunakan lembaran observer. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan penerapan model pembelajaran diskusi dari siklus I kesiklus II, hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa, pada siklus I hasil belajar siswa secara klasikal memperoleh rata-rata persentase 70% rata-rata ini berada pada kategori belum tuntas, namun pada siklus II hasil belajar siswa meningkat dengan perolehan rata-rata persentase 80% dengan kategori tuntas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa kelas IV PDTA Ittihadul Khairiyah Kubang Jaya tahun ajaran 2016/2017
Research on student confidence has been done a lot, but the focus in the field of personal learning models has not been found. This study aimed to determine the strengthening of personal learning models in developing student self-confidence. A total of 688 students were recruited as research samples using questionnaires as data collection techniques, and analyzed using simple linear regression. This research found that personal learning models can significantly develop students' self-confidence in Islamic Religious Education subjects. The personal learning model used by the teacher is quite strong in overcoming students' self-confidence in learning Islamic religious education. Predictable, if the personal learning model is maximally applied by Islamic religious education teachers in learning, to be "strong" for increase the self-confidence of students in learning Islamic religious education. This study concludes that the teacher's personal learning model can develop students' self-confidence in learning Islamic religious education. The findings of this study develop students' self-confidence theories by applying personal learning models in teacher education activities. In addition, opening a discussion room is very intense for other researchers in developing the self-confidence of students in the learning of Islamic education in schools.
Agama juga memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang. Sikap dan perilaku seseorang dapat dilihat dari cara seseorang tersebut menjalani kehidupannya sehari-hari. Rendahnya sikap keagamaan siswa di sekolah dikarenakan banyaknya budaya asing yang berpengaruh buruk terhadap perkembangan sikap keagamaan siswa. Salah satu contohnya adalah siswa sering berbohong kepada guru, tidak mengerjakan tugas, dan berkata yang tidak sopan. Banyaknya penyimpangan sikap keagamaan yang dilakukan oleh siswa pada umumnya yang tidak sesuai dengan norma agama akhir-akhir ini mendorong berbagai pihak mempertanyakan efektivitas pelaksanaan PAI di sekolah. Realitas sikap keberagamaan siswa di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru mengalami kemunduran, ini dapat terlihat dari sikap siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama. Bentuk usaha yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa adalah dengan memberikan wadah Kerohanian Islam (ROHIS). Dari gejala tersebut penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (Rohis) Dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru? Untuk memperoleh data dari penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data berupa angket yang disebarkan kepada siswa sebanyak 30 sampel, dan teknik analisis data yang digunakan ini bersifat deskriptif. Setelah dilaksanakan penelitian dan data yang terkumpul di olah dan di analisis maka diperoleh hasil persentase sebesar 82,25 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (Rohis) Dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru mengalami peningkatan dengan taraf tinggi.
This study aims to explore the efforts of madrasah teachers to internalize Islamic values in developing students' actual morals. Using a case study research by conducting in-depth interviews with 8 madrasah tsanawiyah teachers and analyzing them with data cleaning, transcripts, coding and categorization, and interpretation. This research resulted in: First, duha sunnah and fardhu prayer in congregation, and get used to respect the teacher, to manage the syahwiya power of students, resulting in "iffah" which gave birth to the morals of jud, syakha', qana'ah, amanah, zuhud, rahmah, hilm, and al-afwu. Second, get used to dzikrullah, and accustom shiyam sunnah, to curb the hammiya power of students, resulting syaja'ah, ‘adalah, ihsan, insyaf, rahmah, and hilm. Third, get used to muhadharah activities, and Islamic integrative learning, to educate students' powers of mufakkara, thus giving birth to wisdom and fathanah behavior. It can be concluded that the internalization of Islamic values in developing students' actual morals is duha sunnah and fardhu prayer in congregation, get used to respect the teacher, get used to dzikrullah, accustom shiyam sunnah, muhadharah activity, and Islamic integrative learning, to curb the spiritual power of shahwiya, manage power of hammiya, and educating students powers of mufakkara, thus giving birth to the behavior of' iffah, jud, syakha', qana'ah, amanah, zuhud, rahmah, hilm, al-afwu, syaja'ah, 'adalah, ihsan, insyaf, mujahadah, sabr, wisdom, and fathanah. The results of this study have implications for the theory of "Islamic moral development" which can be applied to all madrasah education in Indonesia and the Islamic world.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.