Abstract. Suryanto P, Taryono, Supriyanta, Kastono D, Putra ETS, Widyawan MH, Alam T. 2020. Assessment of soil quality parameters and yield of rice cultivars in Melaleuca cajuputi agroforestry system. Biodiversitas 21: 3463-3470. Interactions between rice cultivars and soil quality parameters rises problems in the attempt of increasing rice yield. The objective of this study was to assess soil quality parameters that affect the yield of 15 rice cultivars in an agroforestry system of ‘kayu putih’ (Melaleuca cajuputi) situated in Menggoran forest, Yogyakarta, Indonesia which have three soil types namely Lithic Haplusterts, Ustic Epiaquerts, and Vertic Haplustalfs. The observation was conducted on 21 soil quality parameters and yield of rice cultivars. The data were analyzed by using ANOVA, factor analysis, and stepwise regression. The highest yield of rice per hectare was attained by GM 28 in Ustic Epiaquerts with 6.493 tons ha-1, while Situ Patenggang and GM 28 in Vertic Haplustalfs as high as5.549 and 5.401 tons ha-1, respectively, and Situ Patenggang in Lithic Haplusterts as high as 4.893 tons ha-1. Soil quality parameters that had significant effect on the yield of rice cultivars were Clay, SMC, pH, SOC, N, Mg, Fe, Fg, and Bae. We suggested that rice cultivars recommendations for Lithic Haplusterts, Ustic Epiaquerts, and Vertic Haplustalfs are Situ Patenggang, Situ Patenggang or GM 28, and GM 28, respectively, in addition to fertilization based on limiting factors of each rice cultivars.
Penanaman padi varietas unggul mengakibatkan keanekaragaman padi lokal menurunsecara drastis bahkan punah. Kehilangan sumber daya genetik merupakan kehilanganyang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikeragaan karakter agronomi sepuluh kultivar padi lokal (Oryza sativa L.). Sepuluhkultivar padi lokal ditanam di di dusun Timur, Selomartani, Kalasan, Yogyakarta padaDesember 2016 hingga Maret 2017 dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap(RAKL) dengan ulangan sebanyak tiga. Sepuluh kultivar lokal tersebut berasal dariberbagai daerah di Yogyakarta yaitu Mentik putih, Mentik susu, Sri kuning, Pandan wangi, Cempo putih, Kenanga, Gading Melati, Pangestu, Similikiti, dan Menorehbercak ungu. Penanaman dilakukan dengan membuat petak berukuran 4×4 m yangditanam secara jajar legowo 2:1, jumlah tanaman 2 rumpun per lubang, umur bibit 15hari. Analisis varians dilakukan untuk variabel kuantitatif dengan taraf kepercayaan 5%.Jika terdapat signifikansi, dilanjutkan dengan uji HSD Tukey. Kultivar mentik susu dankenanga adalah kultivar yang termasuk dalan kelompok padi sedang dengan umurpanen 120–150 HSS. Sedangkan, delapan kultivar lain termasuk dalam padi berumurgenjah. Kultivar Mentik susu dan Kenanga juga merupakan kultivar yang memiliki umurberbunga paling lama yaitu 100 HSS dan 95 HSS. Kultivar Sri kuning memiliki hasilproduksi aktual paling tinggi dengan 6,28 ton/ha. Di sisi lain, kultivar Mentik susumenjadi yang paling rendah denga 2,18 ton/ha. Analisis korelasi antar karaktermenunjukan karakter jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah total per malai, bobot100 butir, dan kepadatan malai memiliki korelasi positif yang kuat terhadap hasilproduksi aktual. Umur berbunga dan umur panen merupakan karakter yang memilikikorelasi negatif paling besar terhadap hasil produksi aktual.
Abstract. Suryanto P, Faridah E, Nurjanto HH, Supriyanta, Kastono D, Putra ETS, Handayani S, Dewi AK, Alam T. 2020. Influence of siam weed compost on soybean varieties in an agroforestry system with kayu putih (Melaleuca cajuputi). Biodiversitas 21: 3062-3069. Siam weed (Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob.) has grown wild in many kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell) forest can be utilized as compost for complementary of inorganic fertilizers in annual crops. The experiment was conducted during November-February 2020 in Menggoran Forest Resort, Playen Forest Section, Yogyakarta Forest Management District, Indonesia. The experiment was arranged in a randomized complete block design (RCBD) with three replications. The first factor was soybean varieties consisted of Anjasmoro, Dering I, and Grobogan. The second factor was siam weed compost (SWC) application consisted of 0, 5, 10, and 15 tons ha-1. The data were analyzed using Two-way ANOVA, ANCOVA, and stepwise regression. The SWC application of 10 tons ha-1 showed the highest yield of Anjasmoro, Dering I, and Grobogan were 1.42, 1.56, and 1.51 tons ha-1, respectively, or increased by118.46%, 102.60%, and 112.68%, respectively, compared to the without SWC application. The optimum dosage of SWC application for Anjasmoro, Dering I, and Grobogan were 13.05, 14.35, and 14.93 tons ha-1, respectively, with a maximum yield of 1.45, 1.59, and 1.52 tons ha-1, respectively. Soil quality and physiological parameters that had a significant influenced on the production of soybean varieties in agroforestry systems with M. cajuputi were SOM, K, LPR, TC, and PRO.
Direct selection on yield is often difficult to be done due to yield's complex nature and it's highly affected by environment. Indirect selection by selecting yield component correlated with yield could be a solution for this problem. Estimation of genetic parameters was done to identify yield components that could improve yield per hectare through indirect selection. Nine genotypes of rice are assumed to be following random distribution was planted on two different sites, Klaten and Sleman, each following RCBD environmental design. Components of variance and covariance estimated by ANOVA and ANCOVA were used to estimate heritability, genetic correlation, coheritability, and expected CRA/RA ratio. Further analysis of genetic correlation using path analysis was done to gain more information about the relationship between yield and yield components. Plant height, flag leaf length, days to heading, days to maturity, 100 grains weight, number of panicle per hill, panicle length, and panicle density have high heritability (more than 0,7), higher than yield per hectare on each site (0,55 on Klaten and 0,42 on Sleman). Number of panicle per hill has positive and high genetic correlation with yield per hectare while flag leaf length and days to heading have positive and high direct effects on yield per hectare on Klaten site. Weight of 100 grains and panicle length have positive and high genetic correlation with yield per hectare while plant height and number of seeds per panicle have positive and high direct effects on yield per hectare on Sleman site. Unfortunately, no yield component has expected CRA/RA ratio more than 1, proved that no yield components could be used to improve yield per hectare genetically through indirect selection. Direct selection on yield proved to be more effective than indirect selection based on yield component.
Sistem penggajian merupakan proses untuk menentukan, memonitor, mengembangkan, dan mengendalikan gaji karyawan pada suatu perusahaan. Banyak cara atau model penggajian, ada harian, mingguan, bulanan atau lainnya. Perhitungan gaji sangat penting, harus benar dan tidak terlambat. Pada saat ini pengolahan data penggajian karyawan CV. Popeye Chicken Express masih konvensional yaitu semua transaksi dicatat menggunakan buku besar, perhitungan satu per satu, permasalahannya proses pengerjaan dilakukan berulang – ulang, lama dan tidak efisien. Untuk membantu penggajian pada CV Popeye Chicken di usulkan rancangan sistem informasi dengan tujuan sistem penggajian lebih baik, lebih cepat dan tepat. Metodologi yang digunakan adalah metode pengembangan perangkat lunak waterfall, mulai dari analisis sistem, perancangan sistem, implementasi dan pengujian. Metode untuk mengumpulkan data meliputi observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil dari perancangan sistem akan mempermudah proses penggajian sejak presensi, perhitungan gaji dan laporan penggajian. Sistem informasi penggajian ini dapat mengurangi penumpukan kertas, lebih praktis, lebih cepat dan tepat, lebih efektif dan efisien.
Penelitian berjudul Karakterisasi Morfologi dan Fotoperiodisme Padi Lokal (oryza sativa L.) Indonesia yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai September 2016 di Kebun Tri-Dharma, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada yang berlokasi di Desa Bantengan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, menggunakan 11 kultivar padi lokal yang merupakan koleksi Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM yang bertujuan untuk mengkarakterisasi aspek morfologi dan mengidentifikasi pengaruh fotoperiode terhadap umur berbunga padi lokal Indonesia Penanaman dilakukan dalam kondisi lingkungan yang seragam dengan menggunakan rumah plastik seluas 5 x 5 m. Setiap kultivar ditanam dalam ember, setiap ember berisi satu tanaman. Data penelitian dianalisis mengikuti kaidah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan tanggal tanam sebagai faktor. Hasil pengukuran panjang daun kultivar yang termasuk golongan daun panjang adalah 'Hitam Pagentan', 'Temen Ireng', dan 'Saka', kultivar yang termasuk golongan daun sedang adalah 'Bulu', 'Toraja', dan 'CempoIreng', kultivar yang termasuk golongan daun pendek adalah 'Menthik Wangi', 'Ciherang','Cukah, dan 'Andelrojo', dan kultivar yang termasuk golongan sagat pendek adalah'Nipponbare'. Pengukuran tinggi tanaman menunjukan padi yang memiliki tinggi tanamanterpendek yaitu 'Nipponbare', sedangkan yang tertinggi yaitu 'Temen Ireng' dan padi yangmemiliki ketegaran batang yang lemah seperti 'Bulu', 'Toraja', 'Hitam Pagentan', 'TemenIreng', 'Saka'. Kultivar 'Ciherang' dan Kultivar 'Menthik Wangi'. Hasil penelitian terhadapfotoperiodisme menunjukan kultivar yang tidak sensitif terhadap cahaya yaitu 'Nipponbare','Menthik Wangi' dan 'Cempo Ireng', sedangkan kultivar padi yang sensitif terhadap cahayayaitu 'Saka', 'Cukah', 'Andelrojo', 'Hitam Pagentan', 'Ireng temen', 'Toraja', 'Ciherang', dan'Bulu'.
Biochar is used to improve soil fertility and control nitrogen loss in soil. This study aimed to evaluate the difference between biochar sources, namely Melaleuca cajuputi waste and rice husk, for controlled nitrogen loss in hybrid maize planted between Melaleuca cajuputi stands. A split-plot design with three replications was used. The main plot was composed of biochar sources (BS), i.e., without biochar application (WB), Melaleuca cajuputi biochar (MCB), and rice husk biochar (RHB). The subplot was the urea fertilizer dosage, i.e., 0, 150, 300, and 450 kg/ha. The observation parameters were nitrate reductase activity (NRA), total chlorophyll (TC), leaf photosynthesis rate (LPR), nitrogen loss (NL), nitrogen use efficiency (NUE), and seed yield per hectare (SY). The data were analyzed with ANCOVA and LS-means. The results showed that there was no significant difference between mixing MCB or RHB in UF for all hybrid maize parameters, whereas significant differences were observed with WB. The NL values of MCB and RHB were 13.85 and 13.08 kg/ha N, i.e., NL was significantly reduced by 70.90% and 72.51%, and the percentage of SY increased by 28.60% and 37.94% compared to WB, respectively.
Padi merupakan komoditas pangan penting dunia. Salah satu jenis padi adalah padi hitam yang saat ini belum banyak direkayasa, sehingga daya hasilnya rendah dengan umur yang panjang. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakter agronomi galur harapan padi hitam berdaya hasil tinggi dan berumur genjah. Percobaan dilaksanakan di Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada di Kalitirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret-Agustus 2018. Bahan penelitian yang digunakan adalah 17 galur harapan padi dan 1 kultivar unggul lokal. Rancangan percobaan lapangan yang digunakan adalah Kisi Sederhana (Simple Lattice Design) dengan 3 ulangan. Setiap galur harapan ditanam pada plot berukuran 5x1,2 m dengan jarak tanam 20×30 cm, secara inling (1 bibit perlubang tanam) dengan umur pindah tanam 21 hari. Variabel pengamatan berupa komponen agronomi, komponen hasil dan karakter fisik gabah dan beras. Analisis varians dilakukan untuk variabel kuantitatif dengan taraf nyata α = 5%. dilanjutkan dengan uji Scott Knott. Hasil penelitian menunjukan karakter agronomi galur harapan padi hitam secara umum serupa dengan karakter agronomi galur harapan padi putih dan padi merah terkait dengan variabel tinggi tanaman sedang (lebih dari 110 cm), anakan produktif sedang (10-20 buah), umur panen sedang (125-150 HSS), panjang malai (20-30 cm), jumlah gabah per malai kurang dari 250 biji. Daya hasil galur harapan padi hitam P2 (4,10±0.27 ton/hektare) dan XI (3,95±0.45 ton/hektare) lebih tinggi dari varietas unggul lokal Sleman Merah (3,84±0.50 ton/hektare. Galur harapan padi hitam W (116±0.33 HSS) memiliki kategori umur panen genjah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.