This paper seeks to examine the concept of “Merdeka Belajar” or “Freedom of Learning” which was initiated by the Indonesian Minister of Education and Culture, Nadiem Makarim. The study of freedom of learning uses text study with content analysis method. The concept of “Freedom of Learning” is very interesting when studied with a multicultural education perspective. Moreover, the two concepts have the same relevance and spirit, namely freedom and justice in the human resources development context, particularly through the educational process. Based on the results, the implementation of “MerdekaBelajar” program so far includes four aspects, namely financing, teachers / educators, assessment, and graduates. In a multicultural perspective, problems in management and assessment aspects basically caused by a misunderstanding of the meaning of standards and standardization. Meanwhile, the teacher and graduate aspects lie in the importance of developing multicultural competencies.Integrating a multicultural education perspective in the “Freedom of Learning” policy also transforms an education system that is creative, innovative, and character.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan 1.) Bagaimana implementasi; 2.) Faktor pendukung; 3.) Hambatan dalam implementasi nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran PKn di MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif. Penentuan subjek dengan purposive. Teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi, wawancara. Keabsahan data diperoleh dengan teknik trianggulasi sumber. Teknik analisis dengan reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi dilakukan dengan dua tataran: a.) Konseptual melalui visi, misi, tujuan, sedangkan b.) Operasional melalui pertama perencanaan pembelajaran, kedua pelaksanaan pembelajaran melalui: 1.) Menanamkan nilai untuk bersikap toleransi, menghargai, demokrasi, keadilan, kese-taraan dan menghormati keragaman; 2.) Metode yang demokratis, kooperatif dan bervariasi; 3.) Materi yang diajarkan mengandung wawasan keragaman, persitiwa dan masalah sosial; 4.) Melatih peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah sosial; dan 5.) Media pembelajaran dengan media yang bervariasi. Ketiga evaluasi pembelajaran. Faktor-fakor pendukung adalah peran kepala sekolah, peran guru, kurikulum sekolah, media pembelajaran, kegiatan dan program sekolah, iklim sekolah, dan peserta didik. Hambatan yaitu kurangnya kesiapan dan kesadaran peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana, dan minimnya ruang untuk melakukan refleksi. AbstractThis research aims to reveal 1.) How the implementation; 2.) Factor supporting; 3.) Obstacles for the implementation of values multicultural in teaching Pkn in MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Approach the research uses qualitative. The determination of the subject with the purposive. Technique data collection observation, documentation, interview. The validity of data is collected to technique trianggulasi source. Technique analysis by reduction data, cereal offering data, and the withdrawal of drawing conclusions. The results of the study showed that the implementation of be done with two landscape a.) conceptual through vision, mission, the purpose and b.) operational through first planning learning. Second presentation weighting through; 1.) Imparting value to be tolerance, appreciate, democracy, justice, equality and respecting diversity; 2.) The method of democratic, cooperative and vary; 3.) The materials given containing insight diversity, 3 and a social issue; 4.) Train school tuition to tackle problems social; and 5.) The media teaching to the media varying. Third evaluation teaching. Supporting factor-factor is the role of the head school, the teacher, school curriculum, media teaching, activities and school program, climate school, and school tuition. Obstacles that is lack of readiness and awareness school tuition, lack of facilities and infrastructure, and inadequate room to make reflection.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nilai-nilai kearifan lokal yang hidup di masyarakat sehingga mampu menjadi pedoman hidup dalam membentuk karakter masyarakat setempat. Tulisan in merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Magelang Raya yang terdiri dari Kota Magelang dan Kabupaten Magelang dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Agustus 2020. Subjek penelitian ditentukan dengan cara purposive, yakni tokoh-tokoh yang peham tentang kondisi masyarakat dan lingkungan Magelang. Hasil penelitian ini menemukan adanya nilai-nilai kearifan lokal yang mampu membentuk karakter masyarakat Magelang Raya. Kearifan lokal tersebut terdiri dari: (1) unsur sosial masyarakat dengan adanya pondok atau masyarakat pesantren sehingga memberikan corak masyarakat yang religius dan patuh terhadap pemimpinnya, akademi militer yang mampu memberikan teladan karakter yang tanggung jawab, disiplin, patriotik, semangat kebangsaan; (2) unsur keberadaan situs sejarah Candi Borobudur yang membentuk masyarakat memiliki karakter toleransi untuk tetap menjaga keharmonisan dalam keberagaman; (3) unsur budaya atau kesenian musik Gejog Lesung yang sarat akan pesan moral untuk bersama dalam keberagaman dan berbeda dalam kebersamaan; (4) unsur alam dengan adanya Gunung Tidar yang memiliki banyak prasasti dengan tulisan Aksara Jawa yang mengandung falsafah hidup sarat akan pesan moral untuk membentuk karakter jujur, bertanggung jawab, rendah hati, saling tolong menolong, dan menghindari kekerasan dalam setiap penyelesaian masalah dalam kehidupan.
Keragaman sudah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak dapat dielakkan oleh siapapun, baik berupa agama, budaya, bahasa daerah, suku, ras, golongan dan adat istiadat. Kampus sebagai kawah candradimuka melahirkan banyak mahasiswa terdidik serta terpelajar. Lingkungan pendidikan tinggi memiliki sivitas akademika yang terdiri dari berbagai macam latar belakang yang beragam. Maka, urgensi kebinekaan harus terus dipupuk serta dirawat sebagai bagian dari jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlunya peran aktif warga untuk menjaga dan merawat kebinekaan era <em>new </em>normal terutama di lingkungan pendidikan tinggi dengan tindakan nyata dan bukan sekedar retorika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep dan aktualisasi kebinekaan era <em>new </em>normal di lingkungan pendidikan tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan kajian kepustakaan. Data penelitian diperoleh dari sumber literatur dengan memilih referensi yang berasal dari buku dan jurnal yang terkait kebinekaan di perguruan tinggi. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>pertama</em> aktulisasi kebinekaan era <em>new</em> normal di lingkungan pendidikan tinggi diwujudkan dalam tindakan nyata dan <em>kedua </em>kebinekaan era new normal di pendidikan tinggi dengan saling menjaga, menghargai sesama.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.