To achieve high levels of performance, it depends on a variety of influence factors. There are at least six external factors that determine an employee's performance level, namely: (a) environment, (b) management behavior, (c) position design, (d) level of education, (e) training, (f) motivation and (g) administration Remuneration. The purpose of this research was to determine the principal's leadership style and organizational culture on the motivation of teachers and employees. With a total population of 150 people, this study used quantitative research methods. The focus of this research is to measure variables. The procedure of this research emphasizes theories through the measurement of variables. By using the path analysis included in the multivariate model with the Amos version 5.0 program. The sampling technique are used in this research is a random method, where the samples taken were 60 people. This reseach00 uses a survey approach that examines by taking samples from a population using a questionnaire to collect data. Based on the results of the research , it can be concluded that the Principal's leadership style affects the Work Motivation of Teachers and employees, and organizational culture has a significant positive effect on organizational performance and employee job satisfaction. Keyword: Organizational culture, Leadership style, Motivation Abstrak: Untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi, sangat bergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhi. Setidaknya ada enam faktor eksternal yang menentukan tingkat kinerja seseorang pegawai yaitu: (a) lingkungan, (b) perilaku manajemen, (c) design jabatan, (d) jenjang pendidikan, (e) pelatihan, (f) motivasi dan (g) administrasi pengupahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi terhadap motivasi guru dan karyawan. Dengan jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 150 orang Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Fokus penelitian ini untuk mengukur antar variabel. Prosedur penelitian ini menekankan pada teori-teori yang melalui pengukuran variabel. Dengan menggunakan path analysis yang termasuk dalam model multivariate dengan program Amos versi 5.0. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode random, dimana sampel yang diambil adalah 60 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan survey yang meneliti dengan mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh terhadap Motivasi Kerja Guru dan karyawan, dan budaya organisasi berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja organisasi dan kepuasan kerja karyawan. Kata kunci: Budaya organisasi, Gaya kepemimpinan, Motivasi.
ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di SMK Sunan Drajat Lamongan. Jenis penelitian ini yaitu penelitian pengembangan dengan tiga tahapan utama yang dimodifikasi dari Borg & Gall (1989), yakni : 1) Pengumpulan data awal dan perumusan tujuan, 2) Pengembangan RPP Awal, dan 3) Pelaksanaan (Validasi, Revisi, serta Uji keterlaksanaan I dan Uji keterlaksanaan II). Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : 1) uji keterlaksanaan I dan uji keterlaksanaan II; 2) angket yang telah divalidasi oleh ahli bahasa, ahli pembelajaran dan ahli materi. Selanjutnya, data yang diperoleh berupa hasil angket dianalisis secara kuantitatif dan saran atau masukan dari ahli bahasa, ahli pembelajaran, ahli materi, dan praktisi dideskripsikan secara kualitatif. Pada penelitian ini masing-masing validator menyatakan layak sesuai dengan jawaban penyekoran yang ada di angket pada masing-masing ahli yaitu ahli bahasa, ahli pembelajaran dan ahli materi, sedangkan hasil review dari praktisi juga menyatakan layak sesuai dengan hasil jawaban penyekoran yang ada dalam angket dan efektif berdasarkan nilai ketuntasan belajar siswa pada tes kognitif dan penilaian afektif pada uji keterlaksanaan I dan uji keterlaksanaan II. Dengan demikian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara keseluruhan mendapat penilaian dan tanggapan yang baik dari para ahli, praktisi, maupun siswa, sehingga dapat dikatakan layak digunakan sebagai rencana pembelajaran matematika sekolah menengah kejuruan di kelas. Kata kunci : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pembelajaran tipe STAD dan Vygotsky ABSTRACTThis research was conducted at Sunan Drajat Lamongan Vocational School. This type of research is development research with three main stages modified from Borg & Gall (1989), namely: 1) Initial data collection and formulation of objectives, 2) Early RPP Development , and 3) Implementation (Validation, Revision, and Implementation Test I and Implementation Test II). The methods used in data collection are; 1) implementation test I and implementation test II; 2) questionnaires that have been validated by linguists, learning experts and material experts. Furthermore, the data obtained in the form of questionnaire results were analyzed quantitatively and suggestions or input from linguists, learning experts, material experts, and practitioners were described qualitatively. In this study, each validator stated that they were appropriate in accordance with the answers provided in the questionnaire on each expert, namely linguists, learning experts and material experts, while the results of reviews from practitioners also stated that they were appropriate in accordance with the results of the answers in the questionnaire and effective based on the value of student learning completeness on cognitive tests and affective assessment on the implementation of the I test and the implementation test II. Thus, the Learning Implementation Plan (RPP) as a whole gets a good assessment and response from experts, practitioners, and students, so that it can be said to be worth...
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui munculnya kesadaran metakognisi siswa dalam memecahkan masalah matematika. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode gabungan (kuantitaif dan kualitatif) dengan menggunakan analisis deskriptif. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X MIPA-I SMA Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan yang berjumlah 19 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa tes penyelesaian masalah, kuesioner, dan wawancara. Dalam penelitian ini diperoleh hasil siswa dengan kategori berkemampuan tinggi berjumlah 9 siswa dengan persentase 47,36 %, kategori kemampuan sedang berjumlah 7 siswa dengan persentase 36,84 % dan kemampuan rendah berjumlah 3 siswa dengan persentase 15,78 %. Hal ini bermakna bahwa aspek munculnya kesadaran metakognitif siswa memahami pokok permasalahan sebelum menyelesaikan masalah matematika, sehingga siswa memahami langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam menyelesaikan masalah matematika. Pada aspek regulasi siswa berusaha berpikir dua kali, saat terdapat jawaban yang kurang benar, dan akan membetulkannya dengan menggunakan strategi atau cara yang lain untuk menyelesaikan masalah matematika sampai menemukan jawaban benar. Sedangkan pada aspek evaluasi, bahwa siswa mengetahui kemampuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan soal.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, karena dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas siswa selama pembelajaran, respon siswa terhadap pembelajaran dan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Penelitian ini di lakukan di SMA Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan. Subjek penelitian adalah siswa dikelas X MIPA-III pada tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 24 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga jenis instrumen, yaitu: 1) Lembar observasi; 2) Angket; dan 3) Tes hasil belajar. Analisis data yang akan diperoleh dalam penelitian ini ada dua, yaitu : 1) Data kuantitatif, berupa skor tes hasil belajar; dan 2) Data kualitatif, berupa hasil lembar observasi dan angket. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terlaksana dengan sangat baik dengan mencapai skor 3,19 (2) Siswa aktif ketika pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh aktivitas siswa aktif mencapai 96%, sedangkan aktivitas siswa tidak aktif mencapai 4% (3) Respon siswa terhadap pembelajaran sangat positif. Dari hasil angket respon siswa diperoleh 87,55% siswa menjawab senang dan tidak senang diperoleh 12,55%, siswa menjawab baru 88,09 %, dan 11,9% siswa menjawab tidak baru, siswa menjawab setuju 88,50% dan tidak setuju 12,50%. (4) Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dikatakan efektif. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil persentase ketuntasan belajar siswa secara individu 77% siswa tuntas dan 23% siswa tidak tuntas. Sedangkan secara klasikal ketuntasan belajar siswa mencapai 76,81% karena terdapat 3 siswa yang mendapat nilai < 75.
Kemampuan membaca dan menulis anak-anak dan masyarakat di dusun Cumpleng tergolong rendah. Mereka lebih cenderung memilih untuk bermain dan nongkrong di balai desa hanya sekedar untuk bermain game online. Pengabdian ini menitik beratkan pada upaya pendampingan sebuah pembangunan rumah baca, yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Maka dari itu, pendampingan ini menggunakan tiga tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, dan hasil. Tahap perencanaan yakni melakukan sebuah observasi, menyusun jadwal, dan membuat Forum Group Discussion (FGD). Tahap pelaksanaan yakni merealisasikan aksi pembanguanna rumah baca tersebut dan setelah terrealisasikan rumah baca tersebut diadakan sebuah peresmian. Tahapan terakhir yaitu hasil, pada tahapan ini sejauh mana anak-anak dan masyarakat di dusun Cumpleng dapat memanfaat fasilitas yang telah ada. Dan hasilnya diperoleh bahwa anak-anak dapat memanfaatkan rumah baca tersebut dan dapat mengakses pengetahuan melalui fasilitas internet yang ada.Kata Kunci: gerakan literasi; rumah baca.Assistance For Community Literation Movement Through Reading HouseABSTRACTThe ability to read and write children and the community in the village of Cumpleng is relatively low. They are more likely to choose to play and hang out at the village hall to play online games. This dedication focuses on assisting in the construction of a reading house, which aims to overcome these problems. Therefore, this assistance uses three stages, namely, planning, implementation, and results. The planning stage is to make an observation, arrange a schedule, and create a Group Discussion Forum (FGD). The implementation phase is to realize the building of the reading house, and after the reading, the house is understood an inauguration will be held. The final stage is the results. At this stage, the extent to which children and the community in the village of Cumpleng can take advantage of existing facilities. And the results are obtained that children can use the reading house and can access knowledge through existing internet facilities.Keywords: literacy movement; reading house.
ANALISIS PENGOPERASIAN REAKTOR RSG-GAS PADA TERAS 96 DENGAN DAYA MAKSIMUM 30 MW. Reaktor RSG-GAS merupakan reaktor riset dengan daya nominal 30 MW termal yang digunakan untuk kegiatan penelitian, iradiasi, pendidikan dan pelatihan.Reaktor RSG-GAS dioperasikan rutin hanya pada daya 15 MW, sedangkan operasi reaktor dengan daya maksimum 30 MW dilakukan dalam waktu tertentu sesuai permintaan dan persetujuan dari BAPETEN (sebagai badan pengawas). Pengoperasian reaktor RSG-GAS pada teras 92 dengan daya maksimum 30 MW ada perbedaan/ ketidaksesuaian antara daya yang dikehendaki (30 MW) dengan daya aktual (28,008 MW). Pengoperasian reaktor RSG-GAS pada teras 96 dengan daya 30 MW dilakukan kalibrasi daya reaktor kemudian hasilnya dibandingkan dengan daya yang dikehendaki. Hasil kalibrasi daya reaktor untuk pengoperasian daya 30 MW adalah sebesar 30,040 MW. Hasil perbandingan antara daya aktual / hasil kalibrasi dengan daya yang dikehendaki hampir sama. Hal tersebut menunjukan terjadi kesesuaian pengoperasian reaktor RSG-GAS pada teras 96 dengan daya maksimum 30 MW. Kata kunci: Reaktor RSG-GAS, Operasi Reaktor, Kalibrasi Daya, .
Shallot seed production using true shallot seed (TSS) is more effective and efficient in terms of storage and distribution, but it must be sown first. The purpose of this study was to determine response and obtain the best combination of number and age of TSS seedlings in increasing shallot seeds production. The experiment was arranged in a randomized complete design of number × age of seedling with 3 replications. The number of seedlings consisted of 1, 2, 3, and 4 seedlings for each planting hole, and the age of seedlings consisted of 25, 35, 45, and 55 days after seeding (DAS). The result showed the number and age of TSS seedlings affected vegetative growth parameters (plant height and the number of leaves), yield (yield per m 2 , dry yield per m 2 , sample yield, sample dry yield), productivity, and characteristics of the seed bulbs produced (number, diameter, and weight). The treatment of 3 seedlings per planting hole and 35 DAS significantly and consistently showed better response than other treatments. That treatment increased vegetative growth parameters (plant height and the number of leaves), yield (yield per m 2 , dry yield per m 2 , sample yield, sample dry yield), productivity, and the number of bulbs with lighter weight and smaller diameter characteristics of bulbs.
<p class="06ContentAbstract"><span lang="EN-GB">This study aims to develop a STAD cooperative learning tools that is able to improve students’ learning outcomes of 12th grade on the topic of series and sequences. This research is quasi-experimental research with preliminary development research conducted in two stages, namely learning tools development phase and experiment phase. The development phase follows plomp model that consists of five phases of development, namely: 1) preliminary investigation, 2) design, 3) realization, 4) test, evaluation, and revision, and 5) implementation. learning tools are developed in the form of: (1) lesson plan, (2) student worksheet, and (3) achievement test. While the experiments aim to determine the effectiveness of STAD cooperative learning by using developed learning tools and to compare students’ learning outcomes that taught by STAD cooperative learning with students’ learning outcome that taught by conventional learning. The results of this study showed that: (1) STAD cooperative learning tools have met the criteria for valid, practical, and effective learning tools, (2) STAD cooperative learning is effective to teach the topic of series and sequences, (3) the students’ learning outcomes that taught by STAD cooperative learning is significantly better than students’ learning outcomes that taught by conventional learning. STAD cooperative learning tools can be used as an alternative learning media on sequences and series topic.</span></p><p class="06ContentAbstract"> </p><p class="06ContentAbstract">Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 12 pada materi barisan dan deret. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang didahului penelitian pengembangan yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pengembangan perangkat dan tahap eksperimen. Tahap pengembangan perangkat menggunakan <em>model plomp</em> yang terdiri dari lima tahap pengembangan, yaitu: 1) investigasi awal, 2) desain, 3) realisasi, 4) tes, evaluasi dan revisi, 5) implementasi. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (3) Tes Hasil Belajar (THB). Sementara itu, tahap eksperimen bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan sekaligus untuk membandingkan hasil belajar siswa kelas XII pada topik barisan dan deret yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD telah memenuhi kriteria perangkat pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif, (2) pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif untuk mengajarkan materi deret dan barisan, (3) Hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Perangkat pembelajaran kooperatif STAD dapat digunakan sebagai media pembelajaran alternatif pada topik barisan dan deret.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.