Artikel ini bertujuan mengelaborasi pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah membuat mayoritas sektor ekonomi terutama UMKM menjadi mayoritas pelaku UMKM dan e-Bisnis bisa menjadi inovasi bagi UMKM dan Koprasi dalam upaya pemberdayaan dan memfasilitasi para pelaku UMKM agar usaha mereka bisa terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi bisa berkembang dan banyak yang berakhir pada peningkatan. Hal inilah yang membuat e-Bisnis menjadi berkembang dan pelaku usaha UMKM mengubah strategi penjualan melalui skema digitalisasi. Skema digitalisasi yakni dengan memanfaatkan marketplace (perantara) dan menggunakan media sosial sebagai teknik pemasaran. Selain itu pelaku UMKM harus dapat bersinergi dengan warganet dalam pemasaran produk dan jasa. Dengan demikian skema pengembangan UMKM dapat menjadi salah satu alternatif menyelamatkan pelaku usaha dan dapat berkembang. Artikel ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan mengelaborasi berbagai literatur akan pengembangan UMKM dengan E - Bisnis.
Permintaan dan kebutuhan bawang merah yang tinggi menyebabkan komuditas ini memberikan keuntungan untuk diusahakan. Fluktuasi harga bawang merah cenderung mengikuti jumlah produksi, apabila produksi meningkat harga cenderung turun. Rendahnya produksi bawang merah di Kota Parepare menyebabkan pedagang harus mendatangkan dari luar kota untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga dibutuhkan pola distribusi pemasaran yang lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola distribusi pemasaran bawang merah di Kota Parepare, menganalisis margin pemasaran pada setiap pola distribusi pemasaran bawang merah di Kota Parepare. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analisis margin pemasaran pada masing-masing saluran distribusi pemasaran.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pola distribusi bawang merah yang berasal dari Kab. Enrekang terdiri atas 3 pola distribusi pemasaran sedangkan bawang merah yang berasal dari Kab. Bantaeng terdiri atas 2 pola distribusi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran bawang merah didesa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yaitu: Saluran I : Petani ke Pedagang pengumpul kemudian ke Pedagang pengecer lalu Konsumen akhir Saluran II : Petani ke Pedagang pengecer kemudian ke Konsumen akhir, Marjin pemasaran tiap lembaga pemasaran yaitu saluran I Petani memperoleh keuntungn sebesar Rp 2.997 /Kg, pedagang pengumpul sebesar Rp 1.562 /Kg, pedagang pengecer sebesar Rp 1.572 /Kg dan saluran II Petani memperoleh keuntungan sebesar Rp 2.942 /Kg pedagang pengecer Rp 2000 /Kg. Tingkat efisiensi saluran pemasaran bawang merah desa Banti menunjukkan bahwa saluran II lebih efisiensi debanding saluran I dengan nilai 3,85% dan saluran II 4.59%.
This Community Service (PKM) is to educate about the science of digital-based entrepreneurial management, the creative economy of MSME actors. In the post-pandemic period, many problems are faced by the micro-scale community, especially business actors, it is still difficult to market their products and capital, seeing these problems it is necessary to have this PKM activity, with steps that entrepreneurship can take to empower business actors in the pattern of development. Creative Economy based on digital marketing. The method used is a qualitative data analysis method and a data collection tool with training and interviews. This community service is an effort to manage entrepreneurship (entrepreneurship) for micro-scale businesses based on digital creative economy. Digitization by means of independence and registration of business entities, while economic digitization can be achieved by participating in offline training, doing online marketing on digital applications, obtaining online business success tips through digital marketing media.In this community service by conducting comprehensive training and socialization to the wider community to all corners of the village or sub-district about the ease of online business for MSME Creative Economy business actors, business actors are always active in programs from both the government and the private sector to support increased income for the community. the community, especially MSME Creative Economy business actors, to immediately switch to social media or digitization consistently to optimize facilities in the pattern of creative economy development. Thus, the Social Piety Index will be realized from community entrepreneurship in the Mekarjaya Village, Sukmajaya, Depok City
In the era of globalization, business competition is increasing rapidly and people's economic problems are also increasingly complex, so the right steps can be taken by a digital marketing strategy by empowering micro-scale businesses based on digitizing the creative economy in society to overcome post-pandemic economic problems. This research is an effort to empower micro-scale business actors. The research objective of this community service is one of the government's programs to accelerate the economy by conducting training and outreach as a whole to the wider community to all corners of the village or sub-district regarding the ease of macro-scale business for MSME actors, always active in government and private programs and universities to support increase in micro-scale income, for MSME business actors to consistently switch business patterns from analog to digital systems both through social media application platforms and websites to optimize facilities in the times.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana konjungsi koordinatif yangada di dalam novel Jiwo J#ncuk karya Sujiwo Tejo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasaIndonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metodedeskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai konjungsi koordinatif dalam NovelJiwo J#ncuk karya Sujiwo Tejo, dapat diketahui terdapat konjungsi koordinatif sebanyak 653 temuan.Frekuensi jenis konjungsi koordinatif penjumlahan menduduki peringkat tertinggi sebanyak 491 (75,2%),frekuensi jenis konjungsi koordinatif pemilihan sebanyak 57 (8,7%), frekuensi jenis konjungsi koordinatifpertentangan sebanyak 15 (2,2%), frekuensi jenis konjungsi koordinatif penyamaan sebanyak 70 (10,7%),dan frekuensi jenis konjungsi koordinatif penyimpulan menduduki peringkat terendah sebanyak 20 (3%).Dalam frekuensi yang disebutkan tersebut, terdapat benar dan salah dalam pemakaian konjungsikoordinatif, seperti konjungsi koordinatif penjumlahan dan salah sebanyak 138 temuan dan benarsebanyak 224 temuan. Dari hasil penelitian ini, banyak variasi konjungsi koordinatif yang digunakan olehpengarang, sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru dalam memberikan latihan-latihan dan contohcontoh konjungsi koordinatif yang beraneka ragam.Kata Kunci: Konjungsi Koordinatif, Novel Jiwo J#ncuk Karya Sujiwo Tejo
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.