Beberapa penelitian etnomedika yang tercatat dalam dokumen kuno dari beberapa wilayah Indonesia menunjukkan adanya beberapa jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, maupun dapat diterapkan pada benda yang mengalami permasalahan akibat aktivitas suatu organisme. Senyawa bioaktif dapat berkhasiat sebagai anti bakteri, anti jamur, anti serangga dan lain-lain. Namun demikian, agar tumbuhan tersebut dapat dikembangkan dan dilestarikan perlu dilakukan penelitian yang berkelanjutan, sehingga dapat diketahui jenis senyawa bioaktifnya. Untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dari tumbuhan perlu dilakukan isolasi, sehingga diperoleh senyawa murni. Selanjutnya dari senyawa murni yang diperoleh belum memiliki makna apabila belum diketahui struktur molekulnya. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai metode isolasi dan penentuan struktur senyawa alam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat dan mengetahui karakteristik nanopartikel dari ekstrak etanol temu kunci (Boesenbergia pandurata) dan rasio optimal variasi konsentrasi kitosan dan NaTPP dalam pembuatan nanopartikel temu kunci. Pembuatan ekstrak temu kunci (Boesenbergia pandurata) menggunakan metode maserasi menggunakan etanol teknis 96% dilanjutkan evaporasi hingga terbentuk ekstrak kental temu kunci. Koloid nanopartikel dibuat dengan mencampurkan ekstrak temu kunci dalam etanol p.a, akuades, larutan kitosan dalam asam asetat glasial, dan larutan NaTPP. Ada 9 variasi komposisi antara larutan kitosan dan NaTPP yakni rasio (5:1); (10:1); (15:1); (20:1); (3,33:1); (8:1); (9:1); (11:1); dan (12:1). Padatan dalam koloid nanopartikel dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Endapan yang didapatkan disimpan dalam freezer. Koloid nanopartikel yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan Particle Size Analyzer (PSA) dan Zeta Sizeruntuk mengetahui ukuran partikel dan nilai zeta potensial. Padatan yang didapatkan dari proses sentrifugasi selanjutnya dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk mengetahui kondisi morfologi padatan tersebut. Karakterisasi dengan KLT pada padatan yang didapatkan bertujuan untuk mengetahui kesamaan kandungan senyawa antara ekstrak etanol temu kunci dan ekstrak etanol temu kunci dalam sediaan berukuran nano. Koloid nanopartikel yang telah dibuat berwarna kuning dan setelah di sentrifugasi terbentuk padatan berwarna kuning kecokelatan. Karakterisasi menggunakan PSA menunjukkan ukuran partikel pada rentang 389-877 nm sebanyak 98,1% pada rasio konsentrasi kitosan dan NaTPP = (8:1). Nilai rerata zeta potensial adalah 41,87 mV. Hasil foto SEM menunjukkan morfologi partikel yang memiliki permukaan yang tidak rata. Rf keenam sampel menunjukkan hasil bahwa senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol temu kunci maupun ekstrak etanol temu kunci dalam sediaan nanopartikel adalah sama. Kata Kunci : kitosan, NaTPP, ekstrak etanol temu kunci, KLT, SEM, PSA, zeta sizer
Self-efficacy and critical thinking represent two vital components for university graduates in the 21st century learning. However, several studies reported that these two important outcome predictors were unsatisfactory. This study aimed at investigating the effects of problem-based learning (PBL) on pre-service teachers' self-efficacy and critical thinking. A quasiexperimental nonequivalent pretest-posttest control group design was utilized. A total of 44 pre-service elementary school teachers (aged 19-22) at a private university in Indonesia were assigned as experimental (n = 22) and control (n = 22) groups. The experimental group learning received PBL, while the control group learning with traditional college instruction. The Self-Efficacy Scale (SES) and the Critical Thinking Questionnaire (CTQ) were administered before and after the intervention in both groups. Independent and paired samples t-tests were employed to analyze the pretests and posttests data. The results indicated that PBL was more effective in increasing self-efficacy and critical thinking of pre-service elementary teachers than traditional teaching. It is suggested that PBL should be used more frequently in science learning to further enhance students' self-efficacy and critical thinking skills in higher education.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.