Kesadaran menjaga lingkungan sekitar merupakan salah satu karakter yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini. Salah satu usaha yang dapat dilakukan dengan melaksanakan Program Adiwiyata di sekolah. Program Adiwiyata merupakan salah satu program yang mengajarkan siswa untuk peduli dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Berdasarkan pemaparan di atas, lebih lanjut tertarik untuk melakukan pengabdian masyarakat berupa implementasi program Adiwiyata di sekolah. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai lingkungan di MIM Potronayan 2. Pengabdian masyarakat ini menggunakan metode pendidikan masyarakat yang difokuskan pada warga sekolah terutama para siswa di MIM Potronayan 2. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa implementasi Adiwiyata di MIM Potronayan 2 menunjukkan perubahan yang cukup signifikan. Siswa yang awalnya kurang paham mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekitar menjadi lebih tahu dan menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan sekitar mereka. Hal ini dapat dilihat dari antusias para siswa dalam menjaga tanaman yang telah mereka tanam dan juga kesadaran mereka untuk membuang sampah pada tempatnya. Oleh karena itu, program Adiwiyata merupakan salah satu program yang sangat baik untuk dilaksanakan di sekolah sebagai salah satu usaha penanaman karakter cinta lingkungan sejak dini.
Fauna bentik (makrozoobentos) telah dianggap sebagai salah satu kriteria untuk menilai keberhasilan program restorasi mangrove. Kajian korelasi karakteristik lingkungan terhadap makrozoobentos di kawasan reboisasi mangrove Kepulauan Seribu telah dilakukan pada bulan Maret 2014. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang diakibatkan oleh karakteristik lingkungan (parameter fisika kimia perairan) terhadap kepadatan makrozoobentosnya. Data biota makrozoobentos di kawasan reboisasi mangrove Kepulauan seribu dikumpulkan dengan membuat transek garis dan plot yang ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove terluar) dan tegak lurus garis pantai sampai ke daratan, dimana pengamatan dilakukan di tiga stasiun (pulau). Sebanyak 6 famili dan 6 spesies makrozoobentos telah ditemukan di kawasan reboisasi mangrove Kepulauan Seribu. Komposisi dan kepadatan spesies tertingginya adalah Littoraria scabra. Karakteristik lingkungan yang diukur tidak begitu berbeda antar stasiun serta juga tidak melebihi ambang batas baku mutu. Semakin rendah konsentrasi salinitas dan DO, maka kepadatan makrozoobentosnya semakin tinggi, sedangkan semakin tinggi konsentrasi pH perairan, maka kepadatan makrozoobentosnya semakin menurun. Kemudian parameter suhu dengan kepadatan makrozoobentos tidak memiliki pengaruh.THE EFFECT OF ENVIRONMENTAL CHARACTERISTICS OF MAKROZOOBENTOS IN MANGROVE REFORESTATION AREA OF SERIBU ISLANDS, INDONESIA. Benthic fauna (macrozoobenthos) has been considered as one of the criteria for assessing the success of a mangrove restoration program. A correlation study of environmental characteristics of macrozoobenthos in the Seribu Islands mangrove reforestation area was carried out in March 2014. It aims to determine the effect caused by environmental characteristics (water physical-chemical parameters) on its macrozoobenthos density. Data of macrozoobenthos biota in the Seribu Islands mangrove reforestation area were collected by making line transects and plots drawn from the reference point (outermost mangrove stands) and perpendicular to the coastline to the mainland, where observations were made at three stations (islands). Six families and six macrozoobenthos species have been found in the Seribu Islands mangrove reforestation area. The composition and density of the highest species were Littoraria scabra. The measured environmental characteristics were not very different between stations and also did not exceed the quality standard threshold. The lower the salinity and DO concentration, the higher the density of macrozoobenthos, while the higher the concentration of water pH, the lower the density of macrozoobenthos. Then the temperature parameters with macrozoobenthos density had no effect.
Uji gastropoda famili Neritidae terhadap habitatnya di ekosistem mangrove dilakukan di dua stasiun pengamatan di Pulau Tunda Serang Banten pada Januari 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis gastropoda famili Neritidae terhadap kesehatan hutan mangrove Pulau Tunda Serang Banten. . Pengumpulan data kondisi gastropoda famili Neritidae dilakukan dengan menggunakan plot berukuran 1 x 1 m dan dipasang pada plot transek vegetasi mangrove berukuran 10 x 10 m, dimana transek garis dan plot vegetasi mangrove ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove bagian luar) dan tegak lurus terhadap garis pantai ke daratan.Kemudian keanekaragaman, dominansi, dan keseragaman gastropoda famili Neritidae dan hutan bakau Pulau Tunda Serang Banten dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Weaver. Indeks dominasi Simpson dan indeks keseragaman Shannon-Weaver. Sedangkan hubungan kerapatan gastropoda famili Neritidae dan kerapatan hutan bakau Pulau Tunda Serang Banten dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan gastropoda famili Neritidae lebih tinggi dan lebih banyak ditemukan di mangrove kerapatan tinggi. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang.Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove.Sedangkan hubungan kerapatan gastropoda famili Neritidae dan kerapatan hutan mangrove Pulau Tunda Serang Banten dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan gastropoda famili Neritidae lebih tinggi dan lebih banyak spesies ditemukan pada mangrove kerapatan tinggi. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove. Sedangkan hubungan kerapatan gastropoda famili Neritidae dan kerapatan hutan mangrove Pulau Tunda Serang Banten dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan gastropoda famili Neritidae lebih tinggi dan lebih banyak spesies ditemukan pada mangrove kerapatan tinggi. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove. Kemudian keanekaragaman dan dominasi gastropoda famili Neritidae rendah, sedangkan keseragamannya dalam keadaan seimbang. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi kerapatan hutan mangrove maka kerapatan gastropoda famili Neritidae juga semakin tinggi, sehingga gastropoda famili Neritidae dapat digunakan sebagai bioindikator dalam menentukan kesehatan hutan mangrove.
Bulu babi merupakan hewan avetebrata laut yang kaya manfaat baik ekologi maupun ekonomi. Bulu babi memiliki fungsi ekonomi bagi masyarakat.bulu babi umumnya hewan nocturnal atau aktif di malam hari, sepanjang siang mereka bersembunyi di celah-celah karang dan keluar pada malam hari untuk mencari makanan. Bulu babi merupakan organisme echinodermata yang bersifat omnivore yang memangsa makroalga dan beberapa jenis koloni karang. Pada komoditan pangan Diadema setosum adalah salah satu jenis bulu babi yang mempunyai nilai ekonomis, Organisme ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan bergizi. Kemudian pada manfaat ekologinya Bulu babi diketahui memiliki nilai ekologi yang penting. manfaat ekologi diantaranya adalah sebagai organisme tempat berlindung beberapa jenis ikan tertentu, makanan beberapa jenis ikan, organisme penentu struktur ganggang, rumput laut, serta berperan dalam berbagai interaksi dengan biota laut lain. Demikian dengan manfaat organisme model dimanfaatkan sebagai makanan yang bernilai ekonomis yang cukup tinggi. Bagian tubuh yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan yaitu bagian gonadnya. Untuk organisme hias Bulu babi menjadi hewan yang dikoleksi oleh kolektor akuarium air asin karena warnanya yang menarik
KONDISI SANITASI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus SD Negeri di Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman) Rika Anggraini1, Iswandi U2, Endah Purwaningsih3 Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang E-mail : anggrainirika337@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui bagaimana sarana jamban/toilet di SD Negeri Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman. (2) Mengetahui bagaimana sarana pembuangan air limbah di SD Negeri di Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh SD Negeri di Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman. Metode pengumpulan data diperoleh dari hasil obsevasi, wawanvara, penyebaran angket dan dokumentasi penelitian. Teknik analisi data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa (1) sanitasi jamban yang terpisah dari ruang kelas, ruang guru, perpustakaan dan UKS memiliki nilai 100%. Jumlah jamban yang tidak mencukupi yaitu 56,5%, sabun cuci tangan 30%, kondisi jamban 71% tidak selalu dalam keadaan bersih, kondisi bak penampungan air 91%, bak dikosongkan pada saat libur panjang 56,5%. (2) sarana pembuanga air limbah yang tidak terpisah dari penuntas air hujan 65%, limbah dibuang tidaak melalui septic tank 13% akan tetapi di alirkan ke sungai dan ke empang. Kata Kunci : Lingkungan, Sanitasi, Sekolah ABSTRACT The of aims research are (1) to know how the toilet’s facility in public elementary school in district of Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman regency. (2) to know how the condition of the waste disposal facility in public elementary school in district of Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman regency. The method used in this research is descriptive method. The population of this research is all of the public elementary school in district of Nan Sabaris Kabupaten Padang pariaman regency. The method of data’s collecting is got from the result of observation, interview, quoestionnaire distribution, and the documentation of research. The technique for analyzing data is total sampling technique. The result of the research shows that (1) separated toilet sanitation from class, teacher’s room, libarary, and school medical room, has score of 100%. The amount of insufficient toilets is 56,5%, hand soap is 30%, toilet’s condition which is not always good is 71%, condition of water reservoir is 91%, and clearing the bath tub in periode of holiday is 56,5%. (2) water disposal facility which is not separated from rainwater removal is 65%, the disposed waste doesn’t go through the septic tank is 13% but it goes through river and canals. Keyword :Environment, Sanitation, School
The objective of this research was to collect the comprehensive information about the characteristics of sea waves in the northern and eastern of Bintan Island Sea based on differentiation in oceanographic conditions between the north and east coast of Bintan Island. The north coast of Bintan Island faces the open seas directly with a potential high wave and cause several characters of coastal damage, including coastal abrasion. The characteristics of sea waves are obtained by forecasting, namely converting wind speed values using the SPM (Shore Protection Manual) method. The results of this study collected comprehensive information of sea waves on the north coast during the 2015-2019 period showed a dominant pattern with the direction of sea wave propagation from north and south, while for the eastern region the wave propagation trends prevailing from north and southeast. The maximum sea wave height in the northern of Bintan Island Sea reaches 3.32 m with a period of 8.70 s while in the eastern of Bintan Island Sea the maximum of wave height condition reaches 2.90 m with a period of 8.32 s. The maximum sea wave conditions on the north and east coasts of Bintan Island occur during the north wind season (December-February) and is directly proportional to the requirements of higher wind speeds. The minimum sea wave conditions occur during the east monsoon (March-May) where during that period the wind speeds that blow are very low condition. The results of this study indicate that wind speeds in northern Bintan Island are related to wave conditions. Our research proves that higher wind speeds form higher wave conditions.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.