Educational institutions need clearer directions for all organization members. Organizations need people to be able to set the direction forward, spread it to all organization members, direct people to achieve goals, build networks with other institutions, provide incentives, motivate, and give awards to outstanding subordinates. People able to do such things are called visionary leaders. Therefore, this study aims to analyze the visionary leadership strategy in advancing educational institutions in order to create a perfect human being able to solve the challenges of the times. This research uses a qualitative approach with library research methods. Data sources were obtained from books, research results, journals, and scientific information related to visionary leadership strategy. The results show that visionary leadership is felt as an urgent need for educational institutions in order to be able to realize progressive educational institutions as well as to be the center of attention and public expectations. Visionary leaders have a realistic leadership vision, can convince others, and guide the organizations to achieve better future ideals than current conditions. Visionary leadership is always consistent and focused in achieving the vision. The practice is not rigid in facing organizational challenges and opportunities.
AbstrakFalsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Pancasila, sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana sila pertama ini menjiwai empat sila yang lain. Empat sila yang lain itu merupakan panduan untuk hubungan manusia dengan manusia yang lain, yang mana warga negara Indonesia wajib merasa diawasi oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga mereka tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Warga negara yang iman kepada Allah pasti mentranfer budaya Islam kepada anak dan cucunya dan tidak mungkin mentranfer budaya non Islam, seperti budaya nyontek. Budaya nyontek adalah mencotek dalam ujian berarti شغلا( يف .)تاىاحتمالا Dalam bahasa Inggris mencontek adalah cheating yang makna asalnya adalah menipu, memperdaya. berperilaku tidak jujur, melanggar aturan secara sengaja (To act dishonestly; practice fraud, To violate rules deliberately, To deceive by trickery; swindle).Metode dan Desain penelitian ini adalah metode kwntitatif dengan desain ex post facto; Populasi dan Sampeldalam penelitian ini adalah anak usia Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Sampelnya 30 siswa dari 120 siswa; Teknik pengumpulan Data; Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dan angket. Analisa Data menunjukan bahwa antara Iman Kepada Allah dan Budaya Nyontek mempunyai nilai sama dan frekuensi sama, maka keduanya tidak ada hubungan artinya jika manusia beriman kepada Allah maka mereka tidak berbudaya nyontek. Hal ini ditunjukan r x1y = 0,033˂ 0,361( taraf kesalahan 5%);menunjukan bahwa antara Perhatian Orang Tua dan Budaya Nyontek mempunyai nilai sama dan frekuensi sama, maka keduanya tidak ada hubungan artinya jika manusia mendapat Perhatian Orang Tua maka mereka tidakberbudaya nyontek. Hal ini ditunjukan r x2y = 0,033˂ 0,361( taraf kesalahan 5%)
<p>Ex-psychotic individuals encounter many difficulties in the process of socializing and<br />returned to the environment, so that the necessary training skills before returning to the<br />family and society. The purpose of this study was (1) To determine the effort to improve<br />the social and economic independence of individual ex-psychotic through vocational<br />skills training in the Social Rehabilitation Unit Ex Psychotic Social Service of East Java<br />Province, (2) To determine the effectiveness of vocational skills training to improve social<br />and economic independence of the individual ex-psychotic The Social Rehabilitation Unit<br />Ex Psychotic Social Service of East Java Province.Writing method using a case study<br />approach to field studies (field research) combined with literature (library research).<br />This community service is a descriptive research, data analysis using qualitative analysis<br />with interactive model. The analyzed data is the data rate of socio-economic<br />independence of individuals before and after the psychotic ex vocational skills<br />training.This research with two activities that make the carpet of material raffia rope and<br />wooden crafts. Potential outcomes include training in order to improve their socioeconomic<br />independence, product copyrighted works, a national scientific journals and<br />strengthening the role of counselors and social services functions.<br /><br /></p>
<p>Anak usia TK adalah anak yang sedang berada pada rentang usia 4-6 tahun,<br />yang merupakan sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan. Anak<br />usia TK ini memiliki karakteristik dan kepribadian masing-masing serta yang<br />lebih unik adalah anak memiliki dunianya sendiri. Adapun karakteristik anak usia<br />TK adalah kurang mandiri, pemalu, pendiam, penakut, bergantung pada orang tua<br />dan guru, takut untuk salah. Penerapan token economy dirasa mampu dalam<br />meningkatkan kemandirian siswa TK Kartika IV-21 Kota Madiun.<br />Terkait dengan perilaku mandiri dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk<br />mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas<br />serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keraguraguan.<br />Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib<br />sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu<br />menahan diri, membuat keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa<br />ada pengaruh dari orang lain. Hal inilah yang dapat digunakan menjadi alternatif<br />yang relevan untuk menangani anak yang berperilaku kurang mandiri diantaranya<br />digunakan teknik token economy.<br />Token economy dapat digunakan sebagai penguat yang dapat bertahan lama,<br />ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari token economies yaitu, Pertama,<br />mereka dapat diberikan segera sesudah suatu perilaku yang diinginkan terjadi dan<br />dipertukarkan diwaktu mendatang dengan backup reinforcers.<br />Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif eksperimen. Berdasarkan<br />penelitian yang dilakukan di TK Kartika IV-21Kota Madiun diperoleh gambaran<br />bahwa anak usia TK di TK Kartika IV-21Kota Madiun tersebut cenderung<br />menunjukkan perilaku kurang mandiri. Hal ini terlihat dari lembar observasi<br />kemandirian yang dilakukan oleh peneliti dan juga berdasarkan wawancara yang<br />dilakukan terhadap orang tua dan guru siswa.<br />Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebanyak 3 kali yaitu mulai<br />Berdasarkan kegiatan observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkat<br />kemandirian anak TK Kartika IV-21 Kota Madiun masih rendah. Berangkat dari<br />data tersebut peneliti melakukan perlakuan dengan menerapkan teknik token<br />economy. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti seteah perlakuan<br />diketahui bahwa kemandirian anak menjadi 41, 35% dan diketegorikan cukup<br />mandiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik token economy dapat<br />meningkatkan kemandirian anak TK kartika IV-21 Kota Madiun.<br /><br /></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.