Penelitian ini bertujuan mengkaji kebijakan penguatan pendidikan karakter untuk mewujudkan Pelajar Pancasila. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kepustakaan, metode pengumpulan datanya berupa dokumen-dokumen dalam bentuk buku, literatur maupun jurnal-jurnal ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan pendidikan karakter dalam mewujudkan Pelajar Pancasila pada dasarnya adalah mendorong lahirnya manusia yang baik, yang memiliki enam ciri utama, yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global dengan harapan agar peserta didik memiliki kemampuan secara mandiri dalam meningkatkan, menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan meninternalisasi serta memersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia yang dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Era society 5.0 merupakan kelanjutan dari era revolusi industri 4.0 yang lebih menonjolkan sisi humanisme dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial termasuk pendidikan dengan mengintegrasikan antara virtual dan realita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis kebijakan pemerintah tentang pengembangan guru di era society 5.0 dengan mengunakan sumber data atau referensi yang berupa buku, jurnal, prosiding dan lain-lain yang secara umum disebut library research. Terdapat beberapa kondisi dan penyebab dari rendahnya kualitas profesi guru, antara lain: 1) Belum tercapainya standarisasi kualifikasi akademik guru minimal D4/S1 sebagaimana tercantum dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, 2) Pengembangan kompetensi guru yang seringkali terhambat karena faktor internal dan eksternal, 3) Rekrutmen guru yang tidak efektif,4) Kesejahteraan guru berupa penghasilan yang masih sangat kecil dan tidak sebanding dengan tugas guru sebagai pembentuk watak dan peradaban manusia.Walaupun kebijakan-kebijakan strategis dari pemerintah yang berkaitan dengan keempathal tersebut sudah ada, namun implementasinya masih sangat kurang apalagi jika dihubungkan dengan kebutuhan era society 5.0 yang menuntut profesionalisme guru yang handal dalam menyiapkan generasi unggul masa kini dan masa yang akan datang. Kata kunci: kebijakan pemerintah, pengembangan guru, era society 5.0 The era of society 5.0 is a continuation of the era of the industrial revolution 4.0 which further emphasizes the side of humanism in solving social problems including education by integrating virtual and reality. This study aims to analyze government policies on teacher development in the era of society 5.0 by using data sources or references in the form of books, journals, proceedings, and others which are generally called library research. There are several conditions and causes for the low quality of the teaching profession, including: 1) The standardization of minimum academic qualifications of D4/S1 teachers has not been achieved as stated in Permendiknas No. 16 of 2007, 2) Teacher competence is often hampered due to internal and external factors, 3) Ineffective teacher recruitment, 4) Teacher welfare in the form of income which is still very small and not comparable to the teacher's duty as a form of human character and civilization. Even though strategic policies from the government relating to these five things already exist, their implementation is still lacking, especially when connected with the needs of the 5.0 era society which demands reliable professionalism in preparing superior generations today and in the future.
Education was very important in human intelligence. This article aimed to describe the model of education policy analysis. This research used a qualitative approach in library studies. The results showed that the education policy model consisted of three things namely (1) formulation model, (2) analysis model, and (3) implementation model. The formulation model consists of institutional models, system models, mixed investigation models, process models, elite theory models, rational models, critical models, strategic models, deliberative models. Meanwhile, the education policy analysis model consists of a prospective, retrospective, and integrative models. The implementation model consists of top-down and bottom-up models. The results of education policy analysis used in Indonesia use more political policy analysis models based on political assumptions. Keywords: Educational Model, Policy of Educational Model, Policy Education
Manajemen sangat menentukan sebuah organisasi dalam mencapai suatu keberhasilan organisasi, organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar. Manajemen organisasi santri atau Dewan Santri (DESAN) Pesantren Miftahul Falah meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan serta meliputi tujuan organisasi, struktur organisasi, perilaku organisasi, dan budaya organisasi. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa tujuan organisasi santri yaitu untuk menyatukan, mengembangkan, membentuk serta memfasilitasi apa yang dibutuhan santri serta membangun jiwa seorang pemimpin yang berkepribadian matang. Struktur organisasi santri seperti struktur pemerintahan dimana adanya ketua Rois yang mempunyai anggota-anggotanya yang telah di bagi ke dalam beberapa divisi. Perilaku anggota organisasi santri yaitu menujukan perilaku pengurus dalam pengaturan organisasi, hubungan antar individu dan kelompok dengan organisasi, dan organsiasi itu sendiri. Budaya organisasi santri tidak terlepas dari adanya perbedaan ciri khas tetapi budaya organisasi tetap pada nilai-nilai keislaman. pelaksanaan manajemen organisasi santri menunjukan menggunakan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Hasil pelaksanaan manajemen organisasi santri terdapat keberhasilan secara kuantitatif dan kualitatif, secara kuantitatif santri menjadi bertambah, sedangakan secara kualitatif eksistensi santri terlihat oleh masyarakat. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari faktor penunjang dan faktor penghambat. Faktor penunjang meliputi lingkungan asrama yang berdekatan sehingga penyampaikan informasi lebih mudah, kemudian dukungan dari masyarakat atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus Desan. Sedangkan faktor penghambat meliputi; kurang adanya tanggung jawab dari pengurus, santri sebagai mahasiswa, kurang ketegasan dari rois Desan, komunikasi dan koordinasi tidak berjalan maksimal.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.