ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui kadar asam laktat dan derajat asam kefir susu kambing yang difermentasikan dengan penambahan gula dan waktu inkubasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi dalam rancangan acak lengkap menggunakan dua faktor perlakuan, penambahan gula dan lama inkubasi. Susu kambing yang telah dipasteurisasi dan ditambahkan starter kefir 3% dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu P0 sebagai kontrol, dan PI, PII, PIII sebagai kelompok perlakuan (penambahan gula masing-masing 5; 7,5; dan 10%). Kemudian masing-masing kelompok penambahan gula dibagi menjadi 4 kelompok inkubasi yaitu12, 16, 20, dan 24 jam atau suhu 37° C. Masing-masing kelompok terdiri atas 3 ulangan. Pemeriksaan kadar asam laktat dilakukan menurut Underwood (1989 ) dan pemeriksaan derajat asam dilakukan menurut Minarwati (2012). Nilai kadar asam laktat dan derajat asam dianalisis dengan analisis varian, dan dilanjutkan dengan beda nyata terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam laktat dan derajat asam berkisar antara 0,1-7,2% dan 1,6-81,3 SH. Kadar Gula berpengaruh nyata (P<0,05) menurunkan kadar asam laktat dan derajat asam kefir, sedangkan lama inkubasi secara nyata (P<0,05 ) meningkatkan kadar asam laktat dan derajat asam kefir. Disimpulkan bahwa penambahan gula selama proses pembuatan kefir dari susu kambing tidak meningkatkan kadar asam laktat dan derajat asam kefir sedangkan lama inkubasi dapat meningkatkan kadar asam laktat dan derajat asam kefir susu kambing. ___________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: asam laktat, derajat asam, kefir, susu kambing, gula PI, PII,and PIII were added with (5, 7.5, and 10% sugar). Then, each sugar added group were devided into four incubation groups, 12, 16, 20, and 24 hours at 37° C. Each group consisted of three replications. The examination of latic acid was performed according to Underwood (1989) and acidity level examination was caried out based on Minarwati (2012). The data were analyzed using Anova followed by least significant difference. The result showed that lactic content and the acidity of kefir of goat milk were ranged between 0. 1-7.2% and 1.6-81 ABSTRACT This reseacrh was proposed to know the value of lactic acid and acidity of goat milk kefir fermented by various sugar addition and incubated in different length of time. The design used in this study were split plot in completely randomized design,cosisted of two treament factors, the addition of sugar and the incubation time. Pasterized goat milk and added with 3% kefir then was grouped into 4 groups, P0 was control group,
Penelitian ini bertujuan membandingkan efek pemberian ampas kedelai nonfermentasi dan yang difermentasi Aspergillus niger terhadap jumlah folikel telur ayam kampung (Gallus domesticus). Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 ekor ayam kampung betina umur 16 bulan dengan berat badan berkisar 1,2-1,7 kg dan dibagi dalam 2 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok perlakuan terdiri atas 5 ekor ayam kampung. Kelompok I (P0) sebagai kontrol diberi pakan komersil 324-2 sebanyak 100 g/ekor/hari dan Kelompok II (P1) diberi pakan komersil sebanyak 85 g + ampas kedelai non fermentasi sebanyak 10 g/ekor/hari, dan Kelompok III (P3) diberi pakan komersil sebanyak 85g + ampas kedelai fermentasi sebanyak 10 g/ekor/hari, dan air minum diberikan secara adlibitum. Masing-masing kelompok diberi perlakuan selama 30 hari berturut-turut. Pada hari ke-31, ayam dibedah untuk melihat jumlah folikel telur pada masing-masing kelompok perlakuan. Rata-rata (±SD) jumlah folikel telur pada P1 dan P2 berturut-turut adalah 15±27,5 dan 23,2±16,7 folikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah folikel telur ayam kampung yang diberi ampas kedelai fermentasi lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) dari kelompok yang diberi ampaskedelai nonfermentasi
ABSTRAKSugito, Hambal M, Isa M, Nurliana, Delima M. 2015. Pemberian ekstrak Salix tertrasperma kombinasi dengan ekstrak kunyit dan mimba untuk peningkatan kualitas telur ayam yang dipelihara pada suasana stres panas. JITV 20(3): [193][194][195][196][197][198][199]. DOI: http://dx.doi.org/10. 14334/jitv.v20i3.1186 Kualitas telur akan menurun apabila ayam mengalami stres panas. Pemberian beberapa jenis ekstrak tanaman dilaporkan dapat mengurangi dampak tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak Salix tetrasperma dikombinasikan dengan ekstrak kunyit dan mimba untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas ayam petelur dalam kondisi stres panas. Penelitian ini menggunakan 60 ekor ayam petelur strain Isa Brown periode layer berumur 6 bulan. Pemeliharaan dilakukan pada kandang kawat individu. Pemberian pakan dan minum secara ad libitum. Pelaksanaan penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri atas 12 ulangan. Sebagai kontrol negatif tanpa diberi suplemen antistres (KN) dan kontrol positif diberi suplemen antistres komersil (KP). Formulasi dosis ekstrak yang diberikan adalah S. tetrasperma 1.000 mg/l air minum (EJ), S. tetrasperma 1.000 mg/l + kunyit 250 mg/l + mimba 250 mg/l (EJ+K1), dan S. tetrasperma 1.000 mg/l + kunyit 500 mg/l + mimba 500 mg/l air minum (EJ+K2). Ayam dipelihara dalam suasana stres panas selama 5 jam perhari pada kisaran suhu 34,0 ± 1,5°C. Pemberian suplemen dilakukan dengan cara dilarutkan dalam air minum dan diberikan selama 30 hari pada pagi sampai siang hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak S. tetrasperma secara tunggal ataupun dikombinasi dengan ekstrak kunyit dan mimba mempengaruhi (P<0,05) tebal kerabang telur, tetapi tidak mempengaruhi warna kuning telur, tinggi albumin, berat telur, dan nilai Haugh Unit (HU). Pemberian ekstrak S. tetrasperma 1.000 mg/l air minum dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas telur pada ayam yang menderita stres panas. Quality of eggs might decrease when hens under heat stress. A further study found that a specific plant extracts could reduce the impacts of heat stress. The aim of this study was to determine effects of Salix tetrasperma plant extract in combination with extract of turmeric and neem to improve egg quality and productivity of laying hens under heat stress. Sixty laying hens strain Isa Brown of 6 months old were used and reared in individual cages. The feed and drinking water were supplied ad libitum. This study was conducted in a completely randomized design with five treatments (two controls and three treatments) and each treatment consisted of 12 replication. Treatment consisted of with (KP) and without (KP) commercial anti-stress supplement. Formulations of extract were S. tetrasperma 1.000 mg / l water (EJ), S. tetrasperma 1.000 mg / l + Turmeric 250 mg / l + neem 250 mg / l (EJ+K1), and S. tetrasperma 1.000 mg / l + Turmeric 500 mg / l + neem 500 mg / l drinking water (EJ+K2). The hens were exposed to heat stress for 5 h...
This study aims to analyze the effect of mobile banking, trust, and customer satisfaction on Bank Muamalat Indonesia DKI Jakarta Branch. The sample in this study cover 124 respondents using non-probability sampling technique. The data analysis technique used is Structural Equation Modeling Part Least Square (SEM-PLS) with the Smart PLS application. The results of this study prove that the relationship of mobile banking services to trust is significant, mobile banking to satisfaction is significant, trust to satisfaction is significant, and trust is able to be an intervening variable in this study that mediates the influence of mobile banking on customer satisfaction.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui nilai pH dan jumlah bakteri asam laktat dan kefir susu kambing yang difermentasi dengan penambahan gula dengan waktu inkubasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) menggunakan dua perlakuan yaitu penambahan gula dan lama inkubasi. Susu kambing yang telah ditambahkan starter kefir 3% dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu P0 sebagai kontrol, dan PI, PII, PIII sebagai kelompok perlakuan, masing-masing konsentrasi gula 0; 5; 7,5; dan 10%. Setiap perlakuan diinkubasi selama 12, 16, 20, dan 24 jam pada suhu 37° C. Masing-masing perlakuan dan waktu inkubasi terdiri atas 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gula dan lama inkubasi berpengaruh (P<0,05) terhadap nilai pH dan jumlah starter bakteri asam laktat kefir susu kambing. Penambahan gula 10% dengan waktu inkubasi 16 jam dalam proses pembuatan kefir susu kambing menghasilkan jumlah bakteri asam laktat tertinggi yaitu 20,33x108 CFU/g dengan nilai pH 5,17. ___________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: bakteri asam laktat, pH, kefir, susu kambing, gula 5%, 7.5%, and 10% of sugar and also incubated for 12, 16, 20, and 24 ABSTRACT The objective of this study is to figure out the pH value and the amount of lactic acid bacteria from fermented goat milk kefir with the addition of various concentration sugar and different lengths of incubation period. This research used split-plot completely randomized design with two factors that were the addition of sugar and the length of incubation period. Goat milk added with 3% of kefir starter was divided into four groups namely P0 as control group, and PI, PII, PIII as treatment groups. Each treatment group was added with
Basal stem rot (BSR) caused by soil-borne pathogen, Ganoderma boninense, is one of the constraint factors in palm oil production in the world. The presence of rhizosphere microbes such as bacteria is an important factor whose presence can be beneficial to plants or become a pathogen. Unfortunately, information about the abundance and diversity of bacteria associated with healthy and infected oil palm rhizosphere of G. boninense is still limited. This research aims to compare the abundance and diversity of bacteria associated with healthy and infected oil palm rhizosphere of G. boninense. Soil samples were taken from a healthy and infected oil palm rhizosphere in the Bahilang, North Sumatra. The results showed that the abundance and diversity of bacteria from the healthy rhizosphere were higher than infected rhizosphere. In a healthy rhizosphere, the abundance and diversity of bacteria were higher at soil depths of 10-20 cm compared to soil depths of 0-10 cm. Otherwise, the abundance and diversity of bacteria in the infected rhizosphere were higher at depths of 0-10 cm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.