Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rancangan pendekatan kontekstual pada model pembelajaran berbasis masalah berdasarkan langkah-langkah Polya. Artikel ini merupakan kajian studi literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa desain pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual pada model pembelajaran berbasis masalahberdasarkan langkah-langkah Polya dapat dijadikan sebagai inovasi dalam pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum saat ini, yaitu: (1) mengorientasikan siswa pada masalah; (2) mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; (3) membimbing invesitigasi mandiri dan kelompok berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah Polya, diantaranya: (a) memahami masalah; (b) menyusun rencana; (c) melaksanakan rencana; dan (d) mengecek kembali; (4) melakukan pengembangan dan mempresentasikan hasil karya; dan (5) melakukan analisis dan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah. Pemberian masalah matematis non-routin yang disajikan dalam bentuk soal matematika kontekstual, maupun masalah terbuka atau terstruktur yang diterapkan pada pembelajaran berbasis masalah potensial digunakan dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
This study aims to describe creative thinking skills and self-regulated learning of pre-service teachers who participated in Hybrid-PjBL learning activities. The research design used a single-case study (one-shot case study). This study used quantitative descriptive with data in the form of a creative thinking scale, creative thinking ability tests, and self-regulated learning questionnaires. Data analysis used descriptive statistics. The results showed that the application of Hybrid-PjBL to students’ creativity had a very high category; students’ creative thinking abilities had a high category, with the construct of students’ creative thinking abilities comes from innovative factors; and self-regulated learning students had a positive attitude. This indicates that the Hybrid-PjBL learning model can develop students’ creative thinking skills and self-regulated learning with satisfactory results. This study contributes to the study of literature as an alternative learning model relevant to the demands of the twenty-first-century scheme.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan kelancaran prosedural matematis siswa dalamproses pemecahan masalah matematika pada konteks pemasaran. Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Partisipan berjumlah 6orang yang merupakan siswakelas XII pada salah satu SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Ciamis.Instrumen penelitian ini adalah tes tulis dalam bentuk masalah matematika terapan pada kontekspemasaran. Analisis data mengacu pada indikator kemampuan kelancaran proseduralyaitupengetahuan tentang prosedur, pengetahuan tentang kapan dan bagaimana menggunakanprosedur dengan tepat, dan keterampilan dalam melakukan prosedur secara fleksibel, akurat danefisien. Siswa yang sukses dalam memecahkan masalah matematis konteks pemasaran adalahsiswa yang memahami masalah melalui penalaran, mengetahui prosedur yang tepat, menerapkanprosedur secara tepat, fleksibel dan akurat, serta memverifikasi jawaban sehingga masuk akal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan self awareness dan peningkatan self awareness antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbasis gaya kognitif (field dependent dan field independent) dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung ditinjau secara keseluruhan maupun berdasarkan kategori kemampuan awal matematis (tinggi, sedang, dan rendah). Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes-postes non equivalent. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMAN 1 Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol menggunakan teknik purposive sampling. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa: (1) Group Embedded Figure Test (GEFT) yang sudah baku untuk mengukur gaya kognitif; (2) skala self awareness; (3) lembar observasi aktivitas siswa dan guru; dan (4) pedoman wawancara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji , uji dan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) terdapat perbedaan self awareness dan peningkatan self awareness antara siswa yang memperoleh pendekatan kontekstual berbasis gaya kognitif dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung; dan (2) ditinjau dari kemampuan awal matematis (KAM) terdapat perbedaan peningkatan self awareness siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbasis gaya kognitif dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Siswa pada setiap kategori KAM dengan menggunakan pendekatan kontekstual berbasis gaya kognitif memiliki peningkatan self awareness lebih besar daripada siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Kualitas peningkatan pada kelas ekperimen berada pada level tinggi, dan kelas kontrol berada pada level sedang.
The research results describe of self-regulated learning for a social cognitive perspective in mathematics lessons. Students adapt to the social environment based on skills, knowledge, and skills previously owned. Every student in the social system adopts information and knowledge. Students learn through the social process of observing, imitating, and modeling the behavior of others. Students need to actively demonstrate independent learning orientation to find challenges and learning opportunities to acquire new skills and knowledge. About 116 new students from one of the state vocational high schools in West Java province of Indonesia participated in the self-regulated learning questionnaire from five aspects: organizations, elaboration, self-evaluation, learning strategies for examinations, and metacognition. We present responses to each self-regulated learning students about academic time management, summarized study materials in a personal way, evaluated their own learning and performance, were strategic in preparing for exams and reflected metacognitively during the study. From social cognitive theory, self-regulated learning is influenced by the students’ personal factors (cognitive, attitudes, and self-evaluation), behavior, and environment (social support). This research contributes to the understanding of students’ self-regulated learning and gives teachers insight into designing learning innovations.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.