Kata Kunci: Ekstrak virgin minyak zaitun, DPPH; UV-Vis; FTIR; 1 H-NMR.Ekstrak virgin minyak zaitun merupakan perasan pertama minyak zaitun yang banyak mengandung polifenol dan tokoferol yang berperan penting dalam aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan hasil ekstraksi ekstrak metanol pada ekstrak virgin minyak zaitun yang berasal dari buah zaitun Italy yang beredar dipasaran Indonesia serta untuk mengetahui aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm dengan vitamin C sebagai pembanding. Penggunaan sonikator dan sentrifugasi digunakan dalam proses pemisahan. Senyawa ekstrak metanol diidentifikasi dengan analisis FTIR dan 1 H-NMR. Perhitungan IC50 dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak metanol pada ekstrak virgin minyak zaitun mengandung senyawa flavonoid dan turunan fenol yang memiliki nilai IC50 474,901 ppm dengan vitamin C sebagai pembanding sebesar 5,9993 ppm.Extra virgin olive oil is the first squeeze of olive oil that contains polyphenols and tocoferol are plays an important role in antioxidant activity. This research aims to determine the content of extraction of methanol extract on extra virgin olive oil derived from Italian olives circulating in the market of Indonesia and to know its antioxidant activity by using DPPH (1,1-difenil-2-fikrilhidrazin) method as measured by UV-Vis spectrophotometer at 517 nm wavelength with vitamin C as comparison. The use of sonicator and sentrifugation is used in the separation process. The methanol extract compounds identified by FTIR and 1 H-NMR analysis. Calculating of IC50 is done by using linear regression equation. The results of this study showed extract methanol extra virgin olive oil containing flavonoid compounds and phenol derivatives have IC50 474.901 ppm with vitamin C as a comparison of 5.9993 ppm. PENDAHULUANMakanan merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan manusia. Dalam setiap konsumsi makanan diperlukan keseimbangan gizi, adapun jika mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gula tidak dianjurkan oleh pakar kesehatan karena semakin banyak gula yang dikonsumsi, imunitas dalam tubuh manusia akan semakin berkurang dan resiko penyakit degeneratif seperti kanker payudara pun semakin tinggi.Dalam hal ini ekstrak virgin minyak zaitun merupakan minyak zaitun perasan pertama memiliki banyak kandungan polifenol dan tokoferol yang berperan aktif dalam penghancuran sel kanker dan penyakit radang paru-paru. Distribusi penyebaran ekstrak virgin minyak zaitun sendiri sudah sangat banyak tersebar diseluruh dunia dari berbagai jenis buah zaitun seperti buah zaitun coratina yang merupakan khas dari Negara Italy [1].Zaitun (Olea europea) telah dikenal sebagai pohon yang dapat hidup dan berbuah hingga 2000 tahun, memilki warna ungu muda hingga hitam ketika matang yang berupa (drupe) atau jenis buah yang bertekstur keras seperti batu. Dalam pembuatan minyak zaitun sendi...
Biji alpukat merupakan limbah pangan yang mengandung minyak nabati. Salah satu pemanfaatan minyak nabati adalah biodiesel. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dikarenakan dapat menurunkan emisi jika dibandingkan dengan minyak diesel. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan biji alpukat sebagai bahan baku sintesis biodiesel serta karakterisasinya. Sintesis biodiesel dilakukan melalui reaksi esterifikasi minyak biji alpukat menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan massa 1:20 disertai dengan penambahan katalis asam dan melalui reaksi transesterifikasi menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan massa 1:6 dan disertai katalis basa, dengan konsentrasi katalis yang digunakan sebesar 2,5% dari bobot minyak. Karakterisasi dilakukan dengan analisis spektrofotometer FTIR yang menunjukkan adanya gugus fungsi ester yang merupakan karakteristik dari biodiesel hasil sintesis dengan melihat adanya ikatan C-O pada pada bilangan gelombang 1244,09 cm-1 dan ikatan C=O pada bilangan gelombang 1737,86 cm-1. Selain itu dilakukan juga analisis gas chromatography (GC) yang menunjukkan kandungan minyak terbanyak yang berhasil terekstrak dari biji alpukat, yaitu senyawa metil ester oleat dengan waktu retensi 20,618 menit. Pada tahap akhir dilakukan pengujian spesifikasi terhadap biodiesel yang dihasilkan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 04-7182-2006 yang telah ditetapkan, yang menunjukkan angka asam sebesar 0,4 mg NaOH/g, massa jenis sebesar 679,335 kg/m3 dan viskositas kinematik sebesar 4,980 mm2/s pada 40ºC, dan warna nyala api biru kemerahan dan tidak berasap yang lebih baik dibandingkan dengan solar.
Ketersediaan lignin yang melimpah dan efisiensi biaya, lignosulfonat dapat digunakan sebagai stabilisasi surfaktan. Penelitian ini melakukan sintesis surfaktan lignosulfonat dan lignosulfonat teraminasi dengan tujuan untuk menghasilkan gugus sulfonat pada lignin alkali standar dan gugus amina pada lignosulfonat standar serta mengetahui nilai tegangan antarmuka lignosulfonat teraminasi hasil sintesis. Metode yang digunakan adalah sulfonasi lignin alkali standar menggunakan reaksi substitusi elektrofilik dan aminasi lignosulfonat standar menggunakan reaksi Mannich. Lignosulfonat hasil sintesis akan dikarakterisasi menggunakan FTIR (Fourier Transform Infrared) dan lignosulfonat teraminasi hasil sintesis akan dikarakterisasi menggunakan FTIR dan IFT (Interfacial Tension) tensiometer. Karakterisasi lignosulfonat hasil sintesis menggunakan FTIR menunjukkan adanya perbedaan kemunculan vibrasi ikatan dengan lignin alkali standar. Perbedaan dapat terlihat dengan adanya vibrasi ikatan S=O sulfat pada bilangan gelombang 1420,78 cm-1 dan C-S-O pada bilangan gelombang 623,37 cm-1 pada lignosulfonat hasil sintesis. Karakterisasi FTIR lignosulfonat teraminasi hasil sintesis menunjukkan adanya vibrasi ikatan N-H pada bilangan gelombang 3258,62 cm-1 dan vibrasi ikatan C-N pada bilangan gelombang 1214,45 cm-1. Kedua vibrasi ikatan tersebut tidak dapat ditemukan pada hasil analisis FTIR lignosulfonat standar. Hasil pengukuran IFT menunjukkan nilai tegangan antarmuka lignosulfonat teraminasi hasil sintesis sebesar 2,124 mN/M. Nilai tegangan antarmuka lignosulfonat teraminasi hasil sintesis yang lebih rendah dari lignin alkali hasil isolasi tandan kosong kelapa sawit dan lignosulfonat standar menunjukkan bahwa penggunaan amina primer berupa etilendiamin dapat mempengaruhi lipofilisitas lignosulfonat teraminasi sebagai surfaktan.
Kitosan adalah polisakarida kationik yang terdiri dari residu glukosamin dan N-asetil glukosamin yang terikat oleh ikatan β-1,4 glikosidik. Keberadaan gugus alkohol bebas pada kerangka kitosan dapat dimanfaatkan sebagai gugus pembentuk matrik dengan atom lainnya, dalam penelitian ini adalah silika (Si). Kondisi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar sintesis membran sel bahan bakar (Fuel Cell). Sintesis kitosan dilakukan dengan mendeasetilasi kitin yang bersumber dari limbah kulit udang. Membran komposit kitosan-TEOS (Tetraetilortosilikat) telah berhasil disintesis dengan menggunakan variasi nilai konsentrasi kitosan terhadap jumlah TEOS. Membran komposit kitosan-TEOS disintesis dengan menggunakan metoda sol-gel dan pembalikan fasa. Kitosan dan membran komposit yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi sifat kimia dan fisika nya yaitu penentuan derajat deasetilasi, penentuan berat molekul rata-rata (Mv), persen kelarutan, analisis struktur dengan menggunakan FTIR, uji ketahanan suhu, analisis morfologi dengan menggunakan SEM, dan kapasitas pertukaran ion (KPI). Hasil karakterisasi menunjukkan derajat deasetilasi kitosan sebesar 79,31% dengan nilai berat molekul rata-rata (Mv) 1,16 x 107 g/mol dan persen kelarutan 1% (v/v) asam asetat. Hasil pengukuran FTIR membran menunjukkan terdapat puncak 1377 cm-1 yang merupakan puncak dari eter siklik, puncak 3454 cm-1 yang merupakan puncak dari O-H, puncak pada 1662-1666 cm-1 yang merupakan puncak dari C=O asetamida, dan 3454-3500 cm-1 yang merupakan puncak N-H, sedangkan puncak 904 cm-1 dan 1091,7 cm-1 menunjukkan adanya ikatan silang antara Si-OH dan Si-O-C (alifatik). Uji ketahanan membran terhadap suhu sebesar 120oC sedangkan nilai konduktivitas ionik terbesar dimiliki oleh tipe membran CTSN-1,5 dengan nilai 0,114 meq/g. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa membran mempunyai struktur yang rapat.
The regular use of waste cooking oil, which has a high level of free fatty acids and carbonyl and peroxide compounds, is the background of this study, which is harmful to one's health. Using it indefinitely will harm health, including cancer, heart disease, and possibly death. We, therefore, performed research on the purification and analysis of waste cooking oil using white rice and aking rice with the batch method to detect the free fatty acid levels before and after purification and to establish the effectiveness of white rice and aking rice. Determine the utilized cooking oil's quality following filtration using adsorbent. The findings demonstrated that white rice was more effective than aking rice at reducing fatty acid levels, as shown by the acquisition of FFA levels using white rice of 0.3141% in the merchant oil sample and 0.2410% in the home oil sample. In comparison, purification with the aking rice adsorbent is 0.3474% in the merchant oil sample and 0.1374% in the home oil sample.
<p>Biodiesel merupakan suatu senyawa metil ester berantai panjang yang mengandung asam lemak yang diperoleh melalui reaksi transesterifikasi. Bahan bakar alternatif ini dapat disintesis dari minyak goreng komersial dengan bantuan katalis. Katalis basa sering digunakan dalam reaksi transesterifikasi pada sintesis biodiesel. Penggunaan katalis akan meningkatkan persentase dari produk biodiesel yang dihasilkan. Katalis berfasa solid atau padat menjadi pilihan yang tepat untuk memudahkan proses pemisahan produk akhir reaksi dengan katalis. Katalis fasa padat yang dapat digunakan adalah zeolit dan bentonit alam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh kinerja katalis zeolit dan bentonit yang telah diaktivasi terhadap produksi biodiesel dengan bahan dasar minyak goreng komersial serta menentukan rendemen hasil sintesis biodiesel melalui penggunaan katalis alam. Aktivasi dengan KOH dapat meningkatkan aktivitas katalisis dengan memperbesar luas permukaan dari katalis alam (bentonit dan zeolit). Analisis FTIR dan XRD terhadap katalis alam, pemurnian, aktivasi dan <em>recycle</em> menunjukkan adanya perubahan struktur kristalin dari katalis yang digunakan. Rendemen hasil sintesis biodiesel melalui penggunaan katalis bentonit dan zeolit berturut-turut adalah 91,75% dan 86,05%. Berdasarkan data persen rendemen hasil sintesis biodiesel, maka penggunaan katalis bentonit lebih baik di bandingkan dengan katalis zeolit. Analisis spektrum FTIR dari sintesis biodiesel yang berasal dari minyak jelantah menunjukkan hilangnya gugus OH yang memastikan bahwa reaksi transesterifikasi terjadi. Kualitas biodiesel yang dihasilkan memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) 04-7182-2006. Massa jenis biodiesel yang diproduksi menggunakan zeolit dan bentonit sebesar 868,54 kg/m<sup>3 </sup>dan 863,50 kg/m<sup>3</sup>. Sementara itu, viskositas biodiesel yang dihasilkan menggunakan zeolit dan bentonit berturut-turut sebesar 2,92 mm<sup>2</sup>/s dan 2,58 mm<sup>2</sup>/s.</p><p><strong>Comparison of Using Natural Catalysts (Zeolite and Bentonite) in <strong>Biodiesel </strong>Synthesis from Commercial Cooking Oil. </strong>Biodiesel is a long-chain methyl ester compound that contains fatty acids obtained through a transesterification reaction. This alternative fuel can be synthesized from commercial cooking oil with the help of a catalyst. Base catalysts are often used in transesterification reactions in biodiesel synthesis. Using a catalyst will increase the percentage of the biodiesel product produced. Solid or solid-phase catalysts are the right choice to facilitate separating the final reaction product from a catalyst. Solid-phase catalysts that can be used are zeolite and natural bentonite. This study aims to determine the effect of activated zeolite and bentonite catalysts on biodiesel production using commercial cooking oil as a base material and determine biodiesel synthesis yield using natural catalysts. The catalyst activation with KOH can increase catalytic activity by increasing the surface area of natural catalysts. FTIR and XRD analysis of natural catalysts, purification, activation, and recycling showed a change in the crystalline structure of the catalyst used. The yield of biodiesel synthesis by using bentonite catalyst was 91.75%. Meanwhile, the use of zeolite catalysts produced 86.05% biodiesel. Based on the percent yield data from biodiesel synthesis, the use of bentonite catalyst is better than zeolite catalyst. FTIR spectrum analysis of biodiesel synthesis from used cooking oil showed the loss of the OH group, which confirmed that the transesterification reaction occurred. The quality of the biodiesel produced meets the requirements of the Indonesian National Standard (SNI) 04-7182-2006. The biodiesel densities produced using zeolite and bentonite are 868.54 kg/m<sup>3</sup> and 863.50 kg/m<sup>3</sup>. Meanwhile, the biodiesel viscosities produced using zeolite and bentonite are 2.92 mm<sup>2</sup>/s and 2.58 mm<sup>2</sup>/s, respectively.</p>
Bonggol pisang yang melimpah namun masih kurang dimanfaatkan merupakan salah satu limbah dari proses pemanenan pisang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bonggol pisang mengandung hingga 76% pati. Untuk mengatasi masalah lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan plastik sekali pakai, kami menggunakan pati dari bonggol pisang sebagai bahan baku bioplastik. Untuk meningkatkan kinerja bioplastik, dilakukan percobaan dengan penambahan gliserol, sorbitol, dan kitosan. Spektrum FTIR dari kedua film bioplastik menunjukkan bahwa aditif tidak mengubah gugus fungsi bioplastik karena memberikan daerah serapan yang sama dengan intensitas yang bervariasi. Hasil analisis termogravimetri menunjukkan bioplastik gliserol lebih cepat hancur (231,85 o C) dibandingkan bioplastik sorbitol (278,75 o C). Tes penyerapan air mengungkapkan bahwa bioplastik gliserol lebih tahan air daripada bioplastik sorbitol. Berdasarkan hasil uji biodegradasi, bioplastik sorbitol lebih cepat terurai dibandingkan bioplastik gliserol. Uji kuat tarik bioplastik berbasis sorbitol menghasilkan nilai 2,233 N/m 2 , lebih besar dari nilai bioplastik berbasis gliserol sebesar 1,830 N/m 2 . Hasil ini menunjukkan potensi bonggol pisang sebagai bahan baku pembuatan bioplastik.Kata kunci: biodegradable, bonggol pisang, plastik berbasis bahan alam, pati, plasticizer.
The development of green adsorbents from natural resources for heavy metals in polluted water is due to their abundance, environmentally friendly, and low cost. The second most abundant natural polymer after cellulose is lignin. However, lignin capability for heavy metal ion adsorption especially Pb (II) is still very low. Therefore, modifications of lignin is needed by adding a new functional group to the lignin such as Mg (OH)2. It is expected to improve the adsorption ability of lignin to Pb (II). In this research, we used lignin from bagasse as a source. After isolating the lignin molecule, a lignin-Mg (OH)2 has been synthesized by reflux method forming hydrogen bonds with Mg (OH)2 which can be seen from the results of characterization using FTIR. The synthesized lignin-Mg (OH)2 has diameter 300-450 nm with an irregular shape. Adsorption ability of lignin-Mg (OH)2 to Pb (II) was conducted using an UV-Vis spectrophotometer by the addition of Alizarin Red S (ARS) as complexing agent. The kinetics study of adsorption process was elucidated by pseudo-first-order and pseudo-second-order models. Adsorption process was described by the Freundlich and Langmuir models. The adsorption process of lignin-Mg (OH)2 to Pb (II) was endothermic and spontaneous in nature. The experimental results show that lignin-Mg (OH)2 has a greater capability of adsorption to Pb (II) than lignin bagasse. Lignin-Mg (OH)2 has maximum adsorption capacity to Pb (II) of 40.16 mg/g at 25°C and percent removal up to 96%. Meanwhile, lignin bagasse has a maximum adsorption capacity of 12.85 mg/g at 25°C and a percent removal of 68%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.