Perkerasan kaku adalah salah satu jenis perkerasan untuk menangani permasalahan akibat daya dukung tanah yang rendah. Tebal perkerasan merupakan salah satu yang diperhitungkan agar tidak terjadi lendutan yang melebihi lendutan yang diijinkan pada tanah dasarnya. Penggunaan koperan pada ujung pelat perkerasan kaku adalah alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan lendutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lendutan pada perkerasan kaku akibat beban pada posisi sudut dengan variasi ketebalan dan penambahan koperan. Besarnya lendutan akibat pembebanan sudut dianalisis dengan Metode Elemen Hingga. Model pelat berukuran 6x3 m dengan variasi tebal 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm dan 35 cm, nilai CBR 10%, mutu beton yang digunakan adalah K350, posisi pembebanan sudut dengan beban 8 ton dan koperan lebar 25 cm tinggi 50 cm. Penggunaan koperan dapat mereduksi lendutan hingga 42,36% pada tebal 15 cm dan semakin turun dengan bertambahnya tebal pelat hingga sebesar 13,13% pada tebal 35 cm, sehingga dapat diperoleh tebal perkerasan yang lebih kecil, sebagaimana dalam hasil analisis pelat tebal 35 cm tanpa koperan diperoleh lendutan maksimum sebesar 10,659 mm atau lebih besar lendutannya dari pelat tebal 25 cm menggunakan koperan dengan lendutan maksimum sebesar 10,413 mm.Kata kunci: perkerasan kaku, koperan, lendutan, metode elemen hingga.
Wonogiri has various contours. Steep slopes dominate some areas. Hence it has a high possibility to occur landslides. There are still a lot of people living under the slopes. Therefore, this research is essential for disaster mitigation purposes. The study aims to know how the value of the slope safety factor changes with construction terraces design. The research was conducted by collecting secondary data and improving the Terraces construction carried out. The data was analyzed in the limit equilibrium method to provide conditions before and after the rain. The models were tried with several Terraces variations on the slope to obtain the most optimal design. The results used a simplified Bishop method. The design of terraces on the slopes of Sendangmulyo Wonogiri Village shows that the SF value increase is only for the conditions before a rain. In contrast, the states after the rain do not yield a safety condition. The SF value increases if the number of steps increases, whereas the more step height increases, the less the SF value will be.
<p>Penggunaan sistem informasi geografis (SIG) dalam bidang geoteknik menjadi semakin populer saat ini. Makalah ini menjelaskan penggunaan SIG dalam pemetaan dan anlisis kepadatan tanah di Kabupaten Sukoharjo menggunakan data CPT berdasarkan nilai tahanan ujung konus (<em>q<sub>c</sub></em>). Data CPT yang digunakan bersumber dari Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Sebelas Maret tahun 2004 - 2016 yang dipetakan pada Peta Digital Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 dari Badan Informasi Geospasial dan diolah dengan bantuan perangkat lunak SIG. Hasilnya menunjukkan kepadatan tanah yang cukup baik di Kecamatan Kartasura, Kecamatan Mojolaban, dan Kecamatan Grogol bagian utara dengan kedalaman tanah sangat kompak pada <em>q<sub>c</sub> </em>250 kg/cm<sup>2</sup> rata-rata 4-5 meter dari permukaan tanah. Sementara kepadatan tanah yang kurang baik ditemukan di Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Grogol bagian selatan dan Kecamatan Bendosari bagian barat dengan kedalaman tanah sangat kompak pada <em>q<sub>c</sub> </em>250 kg/cm<sup>2</sup> rata-rata 15-17 meter dari permukaan tanah.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.