The research purposes are to describe what educational value is in the lives of the Banjar community in Sungai Rangas Ulu village, Kabupaten Banjar; and to describe the contribution of the educational values of the life of the Banjar community in the Sungai Rangas Ulu village, Kabupaten Banjar, as a source of social sciences learning at junior high school. A qualitative approach is used in this research. The technique of collecting the data are interview, observation and documentation. Data analysis starts from the reduction, presentation, and verification of data. The results shows that the dominance of parents in rural communities seems so clear that makes people feel dependent on the presence of parents or elders in the community. Parents are used as role models for community life. Moreover, educational values that arise from life, namely; religious, ethical and social. The form is in the form of; Religious; dominant religious activity, Ethics; inheritance of cultural values from generation to generation, and Social; manifestation of harmonious relations between owners and cultivators of agricultural land. The contribution of educational values and social cciences learning resources is an integrated form of educational value and Social Sciences learning. The resources of Social Sciences learning must be seen as a unified whole in a learning process. Thus, they are practical and effective in the soul and human actions and objectively institutionalize in society.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai pendidikan dalam kehidupan masyarakat Banjar di Desa Sungai Rangas Ulu Kabupaten Banjar, dan menggambarkan kontribusi nilai-nilai pendidikan dari kehidupan masyarakat Banjar di Desa Sungai Rangas Ulu Banjar sebagai sumber belajar IPS di SMP. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi; wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dimulai dari reduksi, presentasi, dan verifikasi data. Hasil penelitian menggambarkan dominasi orang tua di masyarakat pedesaan tampak begitu jelas sehingga membuat orang merasa tergantung pada kehadiran orang tua atau orang tua di masyarakat. Orang tua digunakan sebagai panutan bagi kehidupan masyarakat. Nilai-nilai pendidikan yang muncul dari kehidupan, yaitu; agama, etis, dan sosial. Bentuknya dalam bentuk; Agama; aktivitas keagamaan yang dominan, Etika; pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi, dan Sosial; manifestasi hubungan yang harmonis antara pemilik dan penggarap lahan pertanian. Kontribusi nilai-nilai pendidikan dan sumber belajar pembelajaran sosial adalah suatu bentuk integrasi nilai pendidikan dalam pembelajaran sosial. Sumber belajar pembelajaran sosial harus dilihat sebagai kesatuan yang utuh dalam proses pembelajaran. Sebagai kesimpulan, sumber belajar pembelajaran sosial praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan secara objektif dilembagakan dalam masyarakat.
The ecological crisis is becoming a critical discourse between society not only nationally but also internationally. The challenge to make the student as responsible citizens demanding social studies teachers to have the skills for conducting effective learning. Strategies for achieving the quality of learning is influenced by various factors that often appear interrelated and together with the dynamic changes in the development of society itself. The aim of writing articles is expected to describe an understanding of how the urgency of the discourse of environmental awareness around us. Environmentally conscious attitude can be inculcated early. This is certainly in accordance with the practice of education in schools. Every teacher in particular in the field of Social Studies can integrate environmental material as part of a discussion. Obviously, such materials could be focus discourses critical for us to preserve the environment.
Karateristik Abad 21 ditandai dengan adanya berbagai perubahan pada aspek ekonomi, transportasi, teknologi, komunikasi, dan informasi sebagai dampak globalisasi. Oleh karena itu, individu atau kelompok memerlukan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas dan Inovasi. Tujuan penulisan ini mendeskripsikan keterkaitan pendidikan IPS untuk mengembangkan keterampilan abad 21. Penulisan ini menggunakan studi literatur dengan memanfaatkan jurnal ilmiah, ebook, serta Undang-Undang yang dituangkan dalam hasil penulisan. Hasil penelitian memastikan bahwa pendidikan IPS memiliki keterkaitan dalam mengembangkan keterampilan di abad 21 sebagaimana tujuan Pendidikan IPS untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis, keterampilan sosial, dan mampu mengatasi suatu permasalahan baik yang terjadi pada dirinya sendiri maupun masyarakat. Pengembangan keterampilan Abad 21 melalui pendidikan IPS dapat dilakukan melalui berbagai model atau metode pembelajaran IPS yang relevan dengan keterampilan Abad 21 sehingga pendidikan IPS mampu menghasilkan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi dan menghadapi tantangan abad 21.
Abad ke-21 menghadapi masalah sosial yang kompleks. Oleh karena itu, kehidupan di abad ke-21 memerlukan berbagai keterampilan yang harus dikuasai. Konsepsi modal sosial dipahami sebagai kemampuan yang muncul dari kepercayaan umum di masyarakat. Kemampuan mengenai kemahiran dalam mengembangkan perbaikan masyarakat nilai-nilai normatif dan jejaring sosial. Sehingga diharapkan pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menguasai keterampilan untuk menjadi kehidupan pribadi yang sukses. Diperlukan keterampilan dan modal sosial sebagai bentuk manifestasi dari sikap manusia moral. Artikel ini bertujuan untuk melihat pentingnya mengintegrasikan dua konsep utama dari keterampilan abad ke-21 dan modal sosial sebagai sikap dan perilaku terintegrasi warga (melekat pada peserta didik) untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas di era globalisasi.
Kearifan lokal merupakan karaterisitk masyarakat di suatu daerah yang harus dijaga sebagai identitas konstruktif sekaligus sebagai filter bagi berbagai aspek kebudayaan luar yang destruktif. Dalam konteks demikian, kearifan lokal dipahami sebagai warisan dari generasi ke generasi agar tidak tergerus beragam unsur-unsur kebuduyaan luar. Karena itu pembelajaran kearifan lokal merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan, satu diantaranya melalui pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial (IPS). Pembelajaran IPS merupakan sarana bagi terjaganya kearifan lokal. Penelitian melalui studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi pentingnya memanfaatkan konten kearifan lokal sebagai sumber belajar IPS. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai, kemudian dilakukan diskusi yang kemudian secara sitesis dinarasikan. Hasil diskusi memastikan bahwa pembelajran IPS berbasis kearifan lokal menjadikan peserta didik dapat mengetahui, memahami, dan mempraktikkan dalam kehidupan sosial karakteristik lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan social sebagai sumber pembelajaran IPS.
Pembelajaran IPS bukan merupakan mata pelajaran yang hanya mengutamakan hafalan. Namun, Mata Pelajaran IPS bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta serta materi yang harus diingat dan diimplementasikan untuk menumbuhkan rasa sadar akan tanggung jawab dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS tersebut diperlukan seperangkat rencana yang dijadikan sebagai elemen penting pedoman pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, memperhatikan elemen kurikulum pada setiap pada pelajaran merupakan kewajiban para pelaksana pembelajaran di Sekolah. Penelitian melalui studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen kurikulum mata pelajaran IPS di tingkat Sekolah dasar, dengan tujuan artikel ini dapat menjadi sumber referensi elemen pokok kurikulum Mata Pelajaran IPS untuk tingkatan Sekolah Dasar. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai, kemudian dilakukan diskusi secara naratif. Hasil diskusi memastikan bahwa kurikulum IPS di tingkat Sekolah Dasar mencakup empat komponen yaitu tujuan, materi, strategi pembelajaran dan evaluasi. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar harus memperhatikan berbagai komponen tersebut yang dijabarkan pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran IPS. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar mampu menciptakan warga negara yang baik, mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah
Terobosan berpikir dan kebaruan merupakan satu tantangan yang harus dijawab dalam abad 21. Tantangan tersebut harus direspon oleh pendidikan guna menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan melek terhadap perkembangan teknologi. Pengintegrasian informasi, komunikasi, dan technology dalam pembelajaran dikenal dengan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Artikel ini bertujuan mendeskripsikan telaah konseptual TPACK sebagai inovasi dalam pembelajaran IPS. Artikel diuraikan dengan studi literatur yang memanfaatkan mesin pencari dalam mendapatkan ebook dan jurnal. Pembahasan yang diuraikan dalam artikel melingkupi tujuh domain pengetahuan dalam TPACK dan kaitannya dengan pembelajaran IPS. TPACK dalam pembelajaran IPS diyakini sebagai satu role model pembelajaran yang berorientasi pada perubahan dan tuntuntan abad 21 dalam merespon era pengetahuan. Pengorganisasian materi akan bersifat kontekstual. Guru dapat mengembangkan materi yang bersifat aktual.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.