The purpose of this research is to describe the values of gotong royong in Banjarese society in Andhika village that has “a bahaul” tradition. Thus, the values of gotong royong have significance to social studies education as the learning source. This research used the qualitative approach, which the data collection were through interview, observation, and document study. The data was analized by using data reduction, display the data and verification or conclusions. The data verification is through these following steps, namely, extended observation, triangulation, and discussion with the colleagues. The results of the study show the values of Gotong royong in bahaul tradition are seen in these activities; taturukan, pangayuan, pangawahan, and lalawatan. The activities have a significant impact in Social Studies Education. The significant impact could be seen on the values in “bahaul” such as solidarity, tolerance and caring to a society. Thus, this study is able to enrich the source of Social Studies Education in the school. Keywords: Gotong royong, bahaul tradition, banjarese society, social studies education. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai gotong royong dalam masyarakat Banjar di desa Andhika pada acara bahaul dan signifikansinya dalam pembelajaran IPS di sekolah sebagai sumber belajar. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi/kesimpulan. Keabsahan data melalui perpanjangan waktu pengamatan, triangulasi, dan cek-cek anggota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gotong royong dalam bahaul tampak pada aktivitas taturukan, pangayuan, pangawahan dan lalawatan. Aktivitas tersebut memiliki signifikansi dalam pendidikan IPS karena aktivitas bahaul memiliki nilai solidaritas, toleransi, dan peduli sosial sehingga memperkaya sumber belajar IPS di sekolah. Kata-kata Kunci: gotong royong, bahaul, masyarakat Banjar dan Pendidikan IPS
“Kampung Sasirangan” predikat yang dilekatkan kepada Kelurahan Seberang Mesjid kota Banjarmasin karena dikembangkannya Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang industri kain sasirangan. Kain ini merupakan jenis batik khas Banjar. Interaksi sosial yang berlangsung selama proses produksi, distribusi dan konsumsi kain sasirangan di kampung ini menjadi perhatian untuk diteliti karena berfungsi strategis bagi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya sebagai sumber belajar. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan interaksi sosial yang berlangsung di Kampung Sasirangan terkait dengan aktivitasnya di sektor industri kain sasirangan sebagai sumber belajar IPS. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dari wawancara, observasi dan studi dokumen. Subyek penelitian adalah para pengrajin, pedagang, distributor, pembeli dan guru IPS. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, members check, dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi dari para pelaku usaha di Kampung Sasirangan terjadi antara pengrajin, pekerja, pedagang, pembeli dan pemerintah. Beberapa aspek interaksi sosial para pelaku yang dapat dijadikan sumber belajar pada materi IPS di antaranya materi tentang “kegiatan ekonomi”, “sifat dan bentuk interaksi sosial di masyarakat”, dan “fungsi dan peran lembaga ekonomi di dalam mengelola keragaman sosial budaya”, hingga tentang “kerjasama di bidang ekonomi”. Pemanfaatan Kampung Sasirangan sebagai sumber pembelajaran IPS sangat bermakna bagi peserta didik karena berpotensi penguatan jati diri bangsa.
Kearifan lokal merupakan karaterisitk masyarakat di suatu daerah yang harus dijaga sebagai identitas konstruktif sekaligus sebagai filter bagi berbagai aspek kebudayaan luar yang destruktif. Dalam konteks demikian, kearifan lokal dipahami sebagai warisan dari generasi ke generasi agar tidak tergerus beragam unsur-unsur kebuduyaan luar. Karena itu pembelajaran kearifan lokal merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan, satu diantaranya melalui pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial (IPS). Pembelajaran IPS merupakan sarana bagi terjaganya kearifan lokal. Penelitian melalui studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi pentingnya memanfaatkan konten kearifan lokal sebagai sumber belajar IPS. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai, kemudian dilakukan diskusi yang kemudian secara sitesis dinarasikan. Hasil diskusi memastikan bahwa pembelajran IPS berbasis kearifan lokal menjadikan peserta didik dapat mengetahui, memahami, dan mempraktikkan dalam kehidupan sosial karakteristik lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan social sebagai sumber pembelajaran IPS.
Pembelajaran IPS bukan merupakan mata pelajaran yang hanya mengutamakan hafalan. Namun, Mata Pelajaran IPS bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta serta materi yang harus diingat dan diimplementasikan untuk menumbuhkan rasa sadar akan tanggung jawab dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS tersebut diperlukan seperangkat rencana yang dijadikan sebagai elemen penting pedoman pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, memperhatikan elemen kurikulum pada setiap pada pelajaran merupakan kewajiban para pelaksana pembelajaran di Sekolah. Penelitian melalui studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen kurikulum mata pelajaran IPS di tingkat Sekolah dasar, dengan tujuan artikel ini dapat menjadi sumber referensi elemen pokok kurikulum Mata Pelajaran IPS untuk tingkatan Sekolah Dasar. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai, kemudian dilakukan diskusi secara naratif. Hasil diskusi memastikan bahwa kurikulum IPS di tingkat Sekolah Dasar mencakup empat komponen yaitu tujuan, materi, strategi pembelajaran dan evaluasi. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar harus memperhatikan berbagai komponen tersebut yang dijabarkan pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran IPS. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar mampu menciptakan warga negara yang baik, mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah
This study aims to develop and produce android-based mathematics learning media on the subject of three dimensions of point, line, and field positions in space, for class X high school students and find out the validity, effectiveness, and practicality of interactive multimedia-based learning media. This type of research is a research development in the form of a three dimensional interactive learning media. Media development refers to the ADDIE development model which includes 5 stages, namely Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation. The subjects of this study were students of class X IPA and students of class X IPS SMA Negeri 1 Maronge. The instruments used in this study were questionnaire validation of material experts and media experts, student questionnaire responses, and student evaluation tests. The results of the development research are: (1) The results of the validation of the material and the media obtain an average score of 36 with the category "quite valid"; (2) The results of the effectiveness of the media in small group trials have achieved 100% mastery learning in the "very effective" category; (3) The results of the practicality of the media in small group trials obtained an average score of 57 in the "very practical" category; (4) The results of the effectiveness of the media in large group trials gained mastery learning reaching 80% with the category of "effective"; and (5) The practicality of the media in the large group test obtained an average of 54,485 in the "practical" category.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya Smartphone dalam bentuk aplikasi android. Tim pengabdian membuat media pembelajaran berbasis Android menggunakan Mit App Inventor sebanyak 36 media, metode pada pelatihan ini dengan cara sosialisasi kepada siswa SMP/MTs di Lombok Barat dengan melibatkan beberapa mahasiswa sebagai tutor sebaya. Hasil yang diperoleh, para peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya peserta yang bertanya, dan mencoba media pembelajaran yang telah dikembangkan, serta semangat yang ditunjukkannya dalam mempresentasikan hasil skor yang diperoleh dari quis pada setiap media pembelajarannya
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk Forecasting System Multi-Model (FSM) guna menentukan metode terbaik dalam sistem peramalan (forecast) dengan mengkonstruksi beberapa metode dalam bentuk Graphical User Interface (GUI) Matlab dengan menghitung semua indikator tingkat akurasi guna menemukan model matematika terbaik dari data time series pada periode tertentu. Pada tahap simulasi, tim peneliti menggunakan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2010-2017 guna memprediksi IPM NTB tahun 2018. Adapun metode yang diuji adalah Moving Average (SMA, WMA dan EMA), Exponential Smoothing Method (SES, Brown, Holt, dan Winter), Naive Method, Interpolation Method (Newton Gregory), dan Artificial Neural Network (Back Propagation). Kemudian model dievaluasi untuk melihat tingkat akurasi masing-masing metode berdasarkan nilai MAD, MSE, dan MAPE. Berdasarkan hasil simulasi data dari 10 metode yang diuji diketahui bahwa metode Holt paling akurat dengan hasil prediksi tahun 2018 sebesar 67,45 dengan MAD, MSE, dan MAPE berturut-turut sebesar 0,22654; 0,075955 dan 0,34829. The purpose of this research is to develop a product was called Forecasting System Multi-Model (FSM) to determine the best method in the forecasting system by constructing several methods in the form of Graphical User Interface (GUI) Matlab. It was done by all indicator accuration to find the best mathematical model of time series data in a certain period. In the simulation phase, this research used the Human Development Index (HDI) data of West Nusa Tenggara (NTB) Province in 2010 - 2017 to predict the HDI data of NTB in 2018. The methods tested were Moving Average (SMA, WMA and EMA), Exponential Smoothing Method (SES, Brown, Holt, and Winter), Naive Method, Interpolation Method (Newton Gregory), and Artificial Neural Network (Back Propagation). Then the models/methods were evaluated to see the level of accuracy of each method based on the value of MAD, MSE, and MAPE. Based on data simulation result from 10 tested method known that Holt method is most accurate with prediction result of 2018 equal to 67,45 with MAD, MSE, and MAPE respectively equal to 0.22654, 0.075955 and 0.34829.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.