Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan dan sangat reaktif sehingga untuk menjadi stabil ia cenderung akan mengambil elektron dari molekul lain yang menimbulkan ketidaknormalan molekul lain dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak jaringan. Radikal bebas ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes melitus dan alzheimer. Oleh karena itu, diperlukan senyawa yang dapat meredam efek negatif dari radikal bebas yaitu antioksidan. Pisang Raja mengandung memiliki aktivitas antioksidan. Kulit pisang mengandung antioksidan yang tinggi dibandingkan dengan dagingnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit pisang raja dengan menggunakan metode uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit pisang raja dilakukan pada konsentrasi 2,5 ppm, 5 ppm, 7,5 ppm, dan 10 ppm dan vitamin C digunakan sebagai kontrol positif. Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum yaitu 517 nm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit pisang Raja memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 46,82 ppm.
Prevalensi karies di Indonesia pada tahun 2013 berkisar 72,3%. Karies gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans dapat dihindari dengan bantuan senyawa kimiawi maupun tindakan mekanis. Pengunaan bahan alternatif dari bahan alam dalam sediaan pasta gigi sedang dikemabangkan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan adalah daun sukun (Artocarpusaltilis). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium. Pada pembuatan sediaan pasta gigi herbal ekstrak daun sukun dibuat 3 formula dengan konsentrasi ekstrak masing-masing 10%, 15% dan 20%. Penelitian ini menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Variance) untuk melihat perbedaan signifikan dari masing-masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan hasil pengujian evaluasi fisik yang palik baik adalah formula III. Pada pengujian aktivitas antibakteri diperoleh daya hambat paling baik pada pasta gigi herbal adalah formula 3 dengan rata-rata luas daya hambat sebesar 21,37mm yang dapat dikategorikan memiliki daya hambat yang sangat kuat. Hasil uji ANOVA juga diperoleh nilai p<0,005 yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan dari masing-masing konsentrasi. Sediaan pasta gigi herbal ekstrak daun sukun (Artocarpusaltilis) dapat disimpulkan bahwa pembuatan sediaan pasta gigi herbal stabil pada evaluasi fisik dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans.
Sabun pembersih kewanitaan (feminine hygiene) adalah suatu sediaan pembersih daerah kewanitaan berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar dan digunakan untuk membersihkan daerah kewanitaan tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Kulit buah durian mengandung senyawa fenolik, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat digunakan sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sabun pembersih kwanitaan dari ekstrak kulit buah durian. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dilakukan ekstraksi kulit buah durian secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96 %, dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Formula sabun pembersih kewanitaan dibuat pada konsentrasi 25 % diantaranya formula A, B, dan C dengan konsentrasi asam stearat 7,5%, 8%, dan 8,5%, dan diuji evaluasi fisik yang meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, tinggi busa, dan uji iritasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun pembersih kewanitaan (feminine hygiene) dari ekstrak kulit buah durian (Durio zibethinus Murray) telah memenuhi syarat uji evaluasi fisik yang stabil yang meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, tinggi busa, dan uji iritasi.
Alopecia is a health condition in which the hair loses its function in some or all of the body. Alopecia occurs due to various genetic, environmental, and nutritional factors. One of the methods developed to treat alopecia is through inhibition of the enzyme 5-α-reductase, which converts testosterone into its more potent metabolite, dihydrotestosterone (DHT). In ethnomedicine, the leaves of Merremia peltata are used by the people of Sulawesi as a remedy for baldness. Therefore, in this study, an in vivo study was conducted on rabbits to investigate the antialopecia activity of the ethanolic extract of M. peltata leaves. The purified M. peltata leaf extract was fractionated using vacuum liquid chromatography with several solvents to produce fractions F1–F5. Each fraction was then retested in vivo in rabbits, and its content was then analyzed by LC-MS. An in silico study was then carried out using minoxidil as a comparison ligand; 17 compounds derived from M. peltata leaves were identified as antialopecia compounds through prediction of molecular interactions and molecular dynamics simulation and prediction of absorption, distribution, metabolism, excretion, and toxicology (ADME-Tox). The assay results showed that fractions F2 and F3 had a better effect on hair growth compared to the positive control, and the test compound obtained from the LC-MS analysis, bufotalinin, had a strong binding energy to the receptor in the molecular docking interaction study: −5.99 kcal/mol compared to −4.8 kcal/mol for minoxidil. Molecular dynamics simulation analysis with complex stability parameters based on solvent-accessible surface area (SASA), principal component analysis (PCA), root mean square deviation (RMSD), and root mean square fluctuation (RMSF) showed that bufotalinin has good affinity for androgen receptors. ADME-Tox prediction for bufotalinin showed good results for the parameters of skin permeability, absorption, and distribution. Therefore, bufotalinin, a steroid compound, is a potential androgen receptor antagonist and could be useful in the treatment of alopecia.
Background: Liver disease is generally still a high prevalence in Indonesia. One of drug-induced liver injury is paracetamol. Banana peel (Musa paradisiaca Sapientum) has flavonoid compounds that could increasing the production of glutathione enzymes in the liver. Objectives: This research aims to determine the activity of banana peel induced by paracetamol. This research is an experimental with pre and post test control group design method. Material and Methods: This research is an experimental with pre and post test control group design method. Group I was given 0.05% Na CMC as negative control, group II was given paracetamol 180 mg/kgBB as induction control group, group III was given banana peel extract at dose 700 mg / kgBB, group IV was given banana peel extract at dose 1400 mg/kgBB, and group V was given banana peel extract at dose 2100 mg/kgBW. Results: The liver damage can be measured by SGOT/SGPT serum levels of rats. SPSS data analysis with Paired sample T test obtained the value of p = 0.003 for SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) and p = 0.000 for SGPT. Conclusions: Both SGOT and SGPT values have p <0.05 which indicates that banana peel (Musa paradisiaca Sapientum) methanol extract has hepatoprotector effect on paracetamol-induced rats.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.