Tea is one of kind drink that most be preferred and consumed the tea community around the world, even most common of the community utilized tea as a healthy drink because it contains antioxidants. Antioxidants can protect cells from damage that caused by the unstable molecules. The determination of tea temperature and optimum time were aimed to know how the influence of the caffeine content of antioxidants, tannin and chatecine. In a flood expected to contain low caffeine levels with high polyphenols.The method in this research was an extraction method that analyzed by using UV-Vis a spectrophotometer. The results showed that the lowest caffeine level was at a temperature 70°C for 15 minutes of 0.51 %, the highest levels of tannin was at the brewing temperature 70°C for 5 minutes of 4.783 %, the highest cetacean levels were at the brewing temperature 85°C for 5 minutes of 1.14 %. So that, the optimum condition was obtained at the brewing temperature70°C for 5 minutes, which have antioxidant activity about 56.75%. PENDAHULUANIndonesia adalah Negara yang terkenal dengan hasil pertaniannya, karena Indonesia memiliki wilayah daratan dan perairan yang sangat luas yang sebagian besar wilayah daratnya merupakan tanah yang subur, sehingga sangat baik untuk pertanian. Salah satu hasil pertanian yang dapat memberikan pengaruh besar dalam era perdagangan ialah produksi teh. Teh merupakan salah satu minuman yang banyak disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia setelah air putih, bahkan sebagian besar masyarakat memanfaatkan teh sebagai minuman yang menyehatkan.Teh diolah dengan cara yang berbeda. Pengolahan yang berbeda akan menghasilkan jenis teh yang berbeda pula (Suryaningrum, 2017). Secara umum, teh diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu teh putih, teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Teh putih dan teh hijau dibuat dengan cara menginaktifasi enzim oksidase yang ada pada pucuk teh segar melalui pemanasan atau penguapan. Teh hitam dibuat dengan cara memanfaatkan terjadinya oksidasi enzimatis
The collaborative is a skill needed in facing challenges and opportunities in the era of industrial revolution 4.0. Therefore, universities must prepare prospective graduates to have collaborative skills. The purpose of this study was to describe collaborative skills that are trained and developed through laboratory activities. This study used descriptive quantitative methods. The research sample amounted to 250 teacher candidates from several Islamic Universities in Indonesia. The sampling technique used random sampling, which represents Islamic universities on four islands in Indonesia. The research instrument used was a performance assessment supplemented by a rubric of assessment. The results of research prospective teacher collaboration skills were a good category. Thus, laboratory activities can train and develop collaborative skill skills of prospective teachers.
PendahuluanProses pencapaian tujuan pendidikan nasional, maka pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang bermanfaat bagi suatu bangsa. Kesejatraan materi suatu bangsa, banyak bergantung pada kemampuan bangsa dalam pembelajaran (IPA), sebab merupakan dasar teknologi, sedangkan teknologi sering disebut sebagai tulang punggung pembangunan Belajar IPA bukan sekedar menghapal teori dan rumus saja akan tetapi, juga menggunakan keterampilan proses IPA seperti menghubungkan dengan dunia nyata.Seorang guru dianjurkan agar terampil memilih dan menggunakan model, media serta strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan sehingga siswa mudah memahami pelajaran tersebut. Strategi dalam pembelajaran terbagi atas dua bagian yaitu strategi yang berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa.Model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran harus dapat membuat pelajaran IPA khususnya fisika, terasa mudah dan menyenangkan.Pembelajaran IPA fisika hendaknya dikaitkan seoptimal mungkin dengan kehidupan nyata sehingga bermakna dalam kehidupan peserta didik yang abstrak, mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran memberi kesempatan pada peserta didik serta bertahab mandiri dalam belajar dan berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran, mengadakan evaluasi dan umpan balik serta memberi penguatan pada peserta didik Sebelumnya peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 1 Baraka dengan melihat langsung proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Salah satu guru mata pelajaran fisika, mengatakan bahwa kebanyakan siswa hanya mengikuti mata pelajaran yang sedang berlangsung sedangkan dalam memperhatikan penjelasan guru, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan masih sangat kurang. Sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar.Melihat permasalahan di atas, maka perlu segera dicarikan solusinya untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Salah satu cara yang dapat digunakan dan diduga dapat meningkatkan minat belajar peserta didik adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif kancing gamerincing Menurut Trianto (2017: 51), Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
This study aims to find out: 1) the overview of students ' concept understanding before being taught by using student worksheets based on PhET simulation, 2) the overview of students' conceptual understanding after being taught using student worksheets based on PhET simulation, 3) the increase of conceptual understanding before and after being taught using students’ worksheet based on PhET simulation. This pre-experimental study was carried out with one group pretest-posttest design. The subjects of this study were all of the students of class XI MIA 2 Madrasah Aliyah Lita, Bone Regency. The sampling technique used was purposive sampling. The instruments used was a test to measure understanding of the concepts learned. The results of the descriptive analysis show that the average scores of understanding concepts before using the student worksheet based on PhET simulation is 28.10, while the average value after being taught using the students worksheet based on PhET simulation is 75.71. It indicates that there is an improvement in students’ concept understanding before and after using the student worksheet based on PhET simulation. Meanwhile, the t-count obtained is 5.43 and the t-table obtained is 2.08. Thus, there is a significant difference between the understanding of the physics concept of class XI MIA 2 Madrasah Aliyah Lita Bone regency before and after applying PhET-based worksheets simulation.
The study aims at describing the composition of the cognitive system within the national exams of high school physics questions in 2019. The theoretical framework applied in analysing the exam refers to Taxonomy of Introductory Physics Problem (TIPP). Then, this study applies a quantitative descriptive design by conducting document analysis towards the aforementioned exam, which consists of 40 item questions. Interestingly, the findings indicate that the analysed questions have be designed based on the TIPP principles, referring to the categories of remembering, understanding, analysing, and utilising knowledge with 3, 2, 15, and 20 questions respectively. It indicates that the questions for each category are not evenly distributed as the categories of remembering and understanding have lower number questions compared to others. Such evidence could truly become essential insights for the national exam question development team to consider the portion comparison of the question items for the four categories within TIPP.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi eksperimen desaign yang bertujuan untuk; mengetahui seberapa besar minat belajar peserta didik yang tidak diajar menggunakan model kooperatif tipe team games tournament menggunakan tournament who wants to be a millionaire, mengetahui seberapa besar minat belajar peserta didik yang diajar menggunakan model kooperatif tipe team games tournament menggunakan tournament who wants to be a millionaire, serta mengetahui perbedaan minat belajar peserta didik sebelum dan sesudah penerapan model kooperatif tipe team games tournament menggunakan tournament who wants to be a millionaire. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 24 Bone tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 85 orang. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas yang berjumlah 56 peserta didik. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata minat belajar fisika peserta didik pada post test kelas kontrol sebesar 52,89 dan kelas eksperimen sebesar 66,90. Selain itu, pada uji hipotesis didapatkan nilai signifikan 2-tailed sebesar 0,000. Karena nilai sig (2-tailed) , 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament menggunakan tournament who wants to be a millionaire terhadap minat belajar fisika peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran cooperative tipe make a match terhadap motivasi belajar fisika peserta didik. Desain penelitian yang digunakan adalah the matching only post-test control group design. Populasi penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 6 Wajo yang berjumlah 117 orang. Sampel berjumlah 42 orang yang diperoleh dengan teknik two step matching sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) motivasi belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dikategorikan tinggi; 2) motivasi belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran konvensional dikategorikan tinggi; 3)Tidak ada perbedaan motivasi belajar fisika antara peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran konvensional. Meskipun demikian, kedua model pembelajaran mampu memberikan dampak yang baik terhadap motivasi belajar fisika peserta didik, terlihat pada kategori motivasi belajar yang dimiliki peserta didik berada pada level tinggi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.