StG patients had a greater degree of improvement in renal function, but with no correlation between degree of improvement in eGFR and delay in starting steroids, and similar eGFR values at final follow-up. PPI were the second commonest drug category among drug-induced cases.

Diajukan14 Januari 2022 Diperbaiki

No abstract

No abstract

Diajukan18 Juli 2021 Diperbaiki

Flood is a disaster which is impact of the land use changing from land for rainwater absorption to resident area or others. Rainwater has a high potential that can be used by people. Every stakeholder, especially residents, can take participation in flood prevention. Methods that can be used by the community in anticipating or reducing the impact of floods are the bio-pore and rainwater harvesting. This community service activity aims to provide information and training on the use of bio-pore and harvesting rainwater to reduce the risk of flooding. The counseling was conducted on RT 10 Blok K Housing PGRI Graha Indah Balikpapan residents. This activity involves the community implementing bio-pore in residential areas and working together to install rainwater reservoirs in residential mosques to be used as a water source for ablution.

No abstract

Revolusi industri 4.0 mengarah ke era digitalisasi dan menjalani semuanya serba digital. Industri 4.0 sebagai produksi dari Cyber-Physical System (CPS) yang terintegrasi dan berkorelasi dengan algoritma, Big Data, hingga Internet of Things (IoT). CPS ialah suatu integrasi antara suatu perhitungan atau komputasi dengan proses fisik dari sistem. Salah satu penerapan CPS adalah IoT yang saling terhubung dengan proses fisik melalui jaringan Internet. IoT berkaitan dengan sistem pintar, seperti smart home, smart office, dan sebagainya sesuai di mana teknologi IoT tersebut diterapkan. Smart home atau smart office merupakan contoh di mana rumah atau gedung perkantoran yang sudah memanfaatkan teknologi IoT sehingga pengoperasian bangunan tersebut menjadi mudah dan saling terintegrasi antar proses fisiknya. BPS salah satu lembaga non-kementerian yang memiliki gedung perkantorannya guna melaksanakan tugas pemerintahannya. Dalam penelitian ini dilakukan kajian penerapan IoT pada Pusdiklat BPS sehingga menjadi gedung perkantoran yang “smart”. Penerapan IoT dilakukan pada sistem penerangan yang ada di Pusdiklat BPS. Sistem penerangan dapat secara otomatis menyalakan lampu jika ada orang di dalam ruangan, serta mematikan lampu jika tidak ada orang di dalam ruangan. Untuk melihat seberapa signifikan pengeluaran energi dengan dan tanpa menggunakan sistem automasi dilakukan uji sampel berpasangan. Hasilnya bahwa terdapat cukup bukti adanya perbedaan penggunaan energi dengan dan tanpa menggunakan sistem automasi.