Sanitasi Pasar merupakan hal yang perlu diperhatikan karena pasar merupakan tempat berkumpulnya banyak orang. Kondisi sanitasi yang kurang baik seperti sampah yang berserakan dan tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan perkembangan vektor lalat. Vektor lalat dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kolera, tifus, diare dan penyakit gangguan pencernaan bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis korelasi timbulan sampah dengan kepadatan lalat serta model prediksi kepadatan lalat di Pasar Kabupaten Kuningan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di pasar se-Kabupaten Kuningan pada bulan Juni-Agustus tahun 2020. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasar yang ada di Kabupaten Kuningan, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 31 pasar yang diambil berdasarkan total sampling. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kepadatan lalat, variabel independen adalah timbulan sampah. Instrumen penelitian yang digunakan adalah adalah lembar observasi, bak sampah ukuran 20 x 20 x 100 cm, timbangan gantung digital dan fly grill berwarna kuning ukuran 100 x 100 cm. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi ke setiap TPS pasar. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Korelasi Person dan Multivariat Regresi Linieer. Hasil penelitian menunjukan rata-rata kepadatan lalat di Pasar Kabupaten Kuningan adalah 22,35 ekor/block grill dan rata-rata jumlah timbulan sampah Pasar di Kabupaten Kuningan adalah 1,1879 kg/pedagang/hari. Terdapat korelasi (r) yang signifikan antara timbulan sampah dan kepadatan lalat dengan nilai r 0,703. Model prediksi kepadatan lalat yaitu dengan rumus persamaan (Y) = 1,006 + 17,971 (X), atau Kepadatan lalat = 1,006 + 17,971 (timbulan sampah). Adanya korelasi positif antara jumlah timbulan sampah dengan tingkat kepadatan lalat. Model prediksi menunjukan jika adanya penambahan 1 % timbulan sampah, maka kepadatan lalat akan meningkat sebesar 17,971. Dengan demikian, pihak pengelola pasar perlu melakukan upaya penyehatan lingkungan pasar khususnya di area tempat pembuangan sampah sementara serta melakukan pengendalian terhadap kepadatan lalat.
From the total population of the community in Kuningan District, 78.61% were taking filariasis drugs in the Mass Drug Administration (MDA) program in 2017. Cilimus Subdistrict became a filariasis-endemic area in Kuningan with 72.39% of the MDA program coverage in 2017 (government target >86%). The purpose of this study was to analyze the determinant factors of compliance with the MDA program. The study was an analytical study with a cross-sectional design and conducted from May to June 2018. The sample of 106 people was taken from the population living in Cilimus Subdistrict, Kuningan District, using a simple random sampling technique. Independent variables were collected by a constructed questionnaire included age, education level, knowledge, attitude, health promotion, and family support. A questionnaire also measured compliance with MDA as a dependent variable. Data analysis consisted of univariate, bivariate (chi-square and Fisher exact test), and multivariate analyses (multiple logistic regression). The results showed that the variables of knowledge, attitude, MDA health promotion, and family support influence compliance with the MDA (p-value < 0.05). Low knowledge and unawareness of the MDA health promotion proved to be the dominant factors in non-compliance with the MDA program.
Pendahuluan: Di Indonesia, data Bank Dunia menyebutkan, produksi sampah padat secara nasional mencapai 151.921 ton per hari. Setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari. Hal ini masih kerap terjadi di Indonesia dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang menjaga lingkungan. Tujuan: kegiatan intervensi ini adalah untuk mengubah perilaku masyarakat dalam pembuangan dan pengelolaan sampah. Metode: observasional menggunakan metode kuantitatif dengan menilai pengetahuan dan tindakan masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang ada di RT/RW 06/02 Desa Cipaku. Instrumen yang digunakan adalah lembar angket berisi pre-test dan post-test. Hasil: Secara umum kondisi sanitasi di Desa Cipaku masih perlu peningkatan dan perbaikan. Perilaku penanganan sampah oleh masyarakat Desa Cipaku masih kurang baik. Oleh karena itu, kami merumuskan alternatif pemecahan masalah, dan alternatif yang terpilih adalah program KEPALA Sampah. Pelaksanaan kegiatan intervensi dilaksanakan dalam waktu 14 hari secara berturut turut. Kegiatan utama dalam program Kepala Sampah ini adalah pengangkutan sampah oleh petugas setiap 2x/minggu. Berdasarkan pengolahan data pre-test dan post-test menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,005 (p<0,05). Kesimpulan: ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat Desa Cipaku.
Pola konsumsi fast food merupakan salah satu faktor penyebab masalah obesitas pada remaja yang semakin meningkat. Pola konsumsi fast food pada remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengaruh media sosial dan teman sebaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh paparan Instagram dan peran teman sebaya dalam pola konsumsi fast food pada remaja berdasarkan wilayah sekolah perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Kuningan Tahun 2018.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 89 orang siswa kelas XI yang berasal dari wilayah sekolah perkotaan (SMAN 2 Kuningan) dan 88 orang siswa kelas XI dari wilayah sekolah pedesaan (SMAN 1 Kadugede), diambil dengan menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola konsumsi fast food pada remaja di wilayah sekolah pedesaan (23,9%) lebih tinggi dibandingkan wilayah sekolah perkotaan (23,6%). Remaja yang sering mengkonsumsi fast food karena paparan Instagram di wilayah sekolah perkotaan (85,7%) lebih tinggi dibandingan wilayah sekolah pedesaan (61,9%), sedangkan remaja yang sering mengkonsumsi fast food karena peran teman sebaya di wilayah sekolah perkotaan (52,4%) sama dengan wilayah sekolah pedesaan (52,4%). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa paparan Instagram mempunyai keterkaitan terhadap pola konsumsi fast food pada remaja, baik di wilayah sekolah perkotaan (p=0,002) maupun pedesaan (p=0,008), sedangkan peran teman sebaya tidak mempunyai keterkaitan terhadap pola konsumsi fast food pada remaja, baik di wilayah sekolah perkotaan (p=0,586) maupun pedesaan (p=0,08).Ada pengaruh signifikan paparan Instagram terhadap pola konsumsi fast food pada remaja berdasarkan wilayah sekolah perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Kuningan. Diperlukan edukasi/penyuluhan antar teman sebaya yang berkaitan dengan penggunaan Instagram untuk hal-hal yang berdampak positif bagi kesehatan pada remaja.
Jumlah Kader di Indonesia sebanyak 569.477 kader (Kemenkes RI, 2021), sedangkan Jumlah Kader Posyandu di Provinsi Jawa Barat sebanyak 158.399 kader, dari jumlah itu hanya 115.680 kader aktif, dan sisanya 42.719 kader pasif (Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, 2021). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan (2021), jumlah kader posyandu sebanyak 8.205 kader, dari jumlah itu hanya 7.538 kader aktif dan sisanya 667 kader pasif . Berdasarkan data UPTD Puskesmas Cipicung, jumlah kader posyandu di Kecamatan Cipicung sebanyak 313 kader, dari jumlah itu hanya 246 kader aktif dan 67 kader pasif, dengan masing-masing posyandu 20 kader. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kinerja kader dengan tingkat kepuasan posyandu di Desa Susukan Kecamatan Cipicung. Metode yang digunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 363 orang, dan sampel sebanyak 190 sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kinerja kader posyandu, variabel terikat adalah kepuasan pelayanan posyandu. Instrumen yang digunakan yaitu lembar kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan antara kinerja kader dengan tingkat kepuasan pelayanan posyandu di Desa Susukan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan Tahun 2022 dengan nilai (p value = 0,002). Terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja kader dengan tingkat kepuasan pelayanan posyandu di Desa Susukan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan tahun 2022. Evaluasi terhadap kinerja kader posyandu secara berkala mengenai kepuasan pengguna posyandu sehingga diketahui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelayanan posyandu.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.