ABSTRAKMata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar (SD), dengan tujuan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sintetis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Beberapa hal yang diperoleh di lapangan berkaitan dengan pembelajaran matematika adalah anggapan siswa bahwa pembelajaran matematika itu membosankan, susah, dan sulit dipahami. Selain itu, dalam pembelajaran matematika kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Hal ini akan berdampak pada kurangnya antusiasme sehingga siswa sulit memahami pelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah inovasi dalam pembelajaran matematika. Media pembelajaran khususnya komputer sebagai salah satu sarana untuk menunjang proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar dapat menjadi sebuah solusi allternatif dalam pembelajaran matematika di SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan multimedia interaktif berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu, siswa juga mempunyai sikap yang positif terhadap pembelajaran matematika menggunakan multimedia interaktif. Pada pembelajaran menggunakan multimedia interaktif siswa merasa senang belajar matematika, dan termotivasi untuk belajar matematika. Oleh karena itu, penggunaan multimedia interaktif dapat dijadikan sebagai solusi alternatif dalam pembelajaran matematika di SD. Kata kunci : Multimedia Interaktif, Hasil Belajar, Matematika A. PendahuluanPendidikan di sekolah dasar (SD) merupakan hal yang sangat strategis dalam pemberian pendidikan formal yang paling awal.Pendidikan dasar merupakan pondasi bagi keberhasilan dalam mengikuti pendidikan pada jenjang selanjutnya serta pondasi bagi pembentukan manusia Indonesia secara keseluruhan.Melalui pendidikan dasar, manusia Indonesia dipersiapkan untuk memperoleh bekal kemampuan dasar dalam kehidupan mewujudkan kualitas kehidupan yang wajar serta mampu mengembangkannya. Dengan bekal dasar ini diharapkan manusia Indonesia mampu menwujudkan dirinya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia, baik dalam mengembangkan kehidupan di sekitarnya maupun dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Pendidikan di SD akan menjadi pondasi yang kuat 1 Almni Prodi PGSD UPI Kampus Cibiru 2 Dosen PGSD UPI Kampus Cibiru
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh kelompok belajar terhadap penanaman motivasi belajar siswa sekolah dasar selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan, dan peneliti melakukan penelitian mendalam terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. Selama masa pandemi Covid-19, metode pembelajaran menggunakan kelompok belajar kecil yang terdiri dari 5-10 orang, tergantung jarak ke rumah siswa yang lebih dekat. Belajar bersama tim peneliti untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Tujuan kelompok belajar ini adalah untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19 dan memotivasi siswa untuk belajar di rumah. Kelompok belajar ini memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, sehingga meningkatkan hasil belajar dan menyenangkan siswa. Selain itu, siswa dapat langsung bertanya kepada guru apabila materi pembelajaran belum jelas. Pembaruan penelitian ini yakni untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran di masa pandemi
Tugas akademik merupakan salah satu instrumen pendukung pendidikan dalam proses pembelajaran yang harus dituntaskan oleh mahasiswa. Prokrastinasi akademik merupakan kegagalan dalam mengerjakan tugas akademik dalam kerangka waktu atau menunda mengerjakan tugas sampai tenggang waktu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) mengetahui faktor-faktor penyebab mahasiswa cenderung prokrastinasi dalam mengerjakan tugas, (2) memberikan solusi melalui cognitive behavioral therapy (CBT) untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survei, dengan pengambilan random sampling yaitu 65 orang mahasiswa PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Cibiru. Pengukuran perilaku menggunakan skala Likert dengan berdasar pada indikator dan aspek prokrastinasi oleh Ferrari dkk. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan adanya perbedaan tingkat prokrastinasi oleh mahasiswa.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang berkembangnya kemampuan konsep bilangan dan lambang anak. Penelitian ini dilaksanakan di TK Tunas Unggulan kelas B1 dengan jumlah partisipan sebanyak 16 orang. Permasalahan ini akan diselesaikan dengan menggunakan metode modifikasi permainan ular tangga. Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas model Elliot. Selama penelitian berlangsung peneliti mengumpulkan data menggunakan penilaian performa, observasi anak, observasi guru, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa hasil penilaian performa anak dengan menggunakan modifikasi permainan ular tangga pada setiap siklus adalah sebagai berikut. Pada indikator kesatu yakni memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda 1-10 siklus I sebesar 35,89%, siklus II 67,35% dan pada siklus III sebesar 75,15%. Indikator kedua yakni membilangan urutan bendabenda 1-20 siklus I sebesar 41,02%, siklus II 58, 16 % dan siklus III sebesar 75,15%. Indikator ketiga yakni meniru bentuk lambang bilangan 1-10 siklus I sebesar 25,63, siklus II sebesar 45,82 dan siklus III sebesar 64,07%. Adapun rekomendasi yang peneliti ajukan yaitu penerapan permainan ular tangga modifikasi akan meningkatkan kemampuan konsep bilangan dan lambang dengan lebih optimal, jika pada setiap permainan ular tangga melibatkan anak sebagai bidaknya sendiri serta kegiatan yang dirancang menarik dan sesuai kebutuhan anak. Kata Kunci: Konse, Lambang Bilangan, Permainan ular tangga, Modifikasi. Anak usia dini adalah individu yang memiliki banyak potensi yang harus dikembangkan melalui stimulus dan bimbingan. Mereka adalah individu unik yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga sering disebut dengan masa Golden Age atau masa keemasan. Pada triwulan pertama kehamilan, organ yang paling cepat berkembang ialah otak. Otak janin yang berada di kandungan seorang ibu mengalami perkembangan yang sangat cepat. Setiap menitnya, sel saraf yang berada di otak janin bertambah hingga 25.000 sel. Hal ini terus berlanjut sampai menjelang kelahirannya dimana sel otak bayi telah mencapai hingga 100 milyar sel saraf. Bisa dibayangkan apabila tidak distimulasi dengan baik maka sel-sel tersebut tidak akan berfungsi bahkan rusak. Namun apabila sel saraf anak yang berjumlah milyaran tersebut dikembangkan dan distimulasi dengan baik maka betapa cerdasnya seorang anak.
ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar relatif tidak terlalu disenangi siswa. Salah satu penyebabnya adalah suasana belajar mengajarnya kurang menyenangkan, minat belajar yang rendah, dan siswa kurang terfokus pada konsep yang dipelajari. Media cerita bergambar dan media dialog narasi memungkinkan pembelajaran menjadi lebih rileks, menyenangkan, menumbuhkan rasa keingintahuan, serta siswa terfokus kepada konsep yang dipelajari. Tujuan penelitian ini mengungkap seberapa besar pengaruh penggunaan media cerita bergambar dan media dialog narasi terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa dan apakah terjadi perbedaan pengaruh secara signifikan dari penggunaan dua jenis media berbeda tersebut terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan desain kontrabalance. Pada fase pertama kelompok ke satu memperoleh perlakuan dengan media cerita bergambar, sedangkan kelompok ke dua memperoleh perlakuan dengan media dialog narasi. Fase ke dua ditukar, kelompok ke satu menerima media dialog narasi, kelompok ke dua menerima media cerita bergambar. Hasil penelitian memberi kesimpulan bahwa terjadi pengaruh peningkatan terhadap kemampuan penalaran matematis siswa dalam taraf sedang bagi kelompok-kelompok yang belajarnya menggunakan media cerita bergambar, sedangkan hanya terjadi peningkatan dalam taraf cenderung rendah dan rendah terhadap kemampuan penalaran matematis bagi kelompok-kelompok yang belajarnya menggunakan media dialog narasi. Serta ada perbedaan peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan penalaran matematis siswa antara kelompok yang belajarnya menggunakan media cerita bergambar dibandingkan kelompok yang belajarnya dengan media dialog narasi. Kelompok yang menggunakan media cerita bergambar lebih baik dibandingkan kelompok yang belajarnya dengan media dialog narasi.Kata Kunci: Media Cerita Bergambar, Media Dialog Narasi, dan Kemampuan Penalaran Matematis A. PENDAHULUAN Umumnya, proses belajar matematika di sekolah selalu mengarah ke dua aliran filsafat, yaitu infallible-absolutist dan fallible-constructivist. Secara garis besar, filsafat infallible-absolutist ialah pemaknaan matematika sebagai pengetahuan yang sudah jadi dan tidak mungkin salah. Sehingga dalam proses kegiatan belajar, matematika jarang dikaitkan dengan pengalaman siswa, dan proses belajar langsung 1 Dosen UPI Kampus Cibiru
ABSTRAKPenelitian ini mengkaji tentang kemampuan penalaran, komunikasi matematik dan sikap siswa dengan pembelajaran kontekstual melalui belajar kelompok permanen dan kelompok tidak permanen, kemudian dilihat pengaruhnya terhadap kemampuan penalaran, komunikasi matematik, dan sikap siswa. Penelitian ini menggunakan disain kuasi eksperimen kelompok kontrol pretes-postes. Kelompok pertama adalah kelas eksperimen yang terdiri dari dua pasang kumpulan siswa yang masing-masing memperoleh pembelajaran matematika kontekstual kelompok permanen dan pembelajaran matematika kontekstual kelompok tidak permanen menurut katagori sekolah sedang dan rendah. Sedangkan kelompok kontrol adalah siswa yang memperoleh pembelajaran matematika biasa menurut katagori sekolah sedang dan rendah. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah dasar kelas empat di wilayah Kabupaten Bandung, dan pemilihan sampel secara purposif menurut sekolah dan secara acak menurut kelas.Hasil penelitian menunjukkan secara signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05 bahwa kemampuan penalaran, komunikasi matematik, dan sikap siswa dalam pembelajaran matematika kontekstual kelompok permanen (PMKKP) dan kelompok tidak permanen (PMKKTP) lebih baik dari pembelajaran matematika biasa dalam katagori sekolah sedang dan rendah. Namun kemampuan penalaran, komunikasi matematik, dan sikap siswa pada pembelajaran matematika kontekstual kelompok permanen (PMKKP) dan kelompok tidak permanen (PMKKTP) tidak berbeda secara signifikan dalam katagori sekolah sedang dan rendah. Terjadi interaksi antara model pembelajaran dengan katagori sekolah terhadap kemampuan komunikasi matematik dan sikap siswa. Untuk kemampuan komunikasi matematik dan sikap siswa model pembelajaran matematika kontekstual kelompok permanen (PMKKP) baik untuk katagori sekolah sedang dan pembelajaran matematika kontekstual kelompok tidak permanen (PMKKTP) baik untuk katagori sekolah rendah.
Belakangan ini kasus bullying di lingkungan sekolah menjadi hal yang patut diperhatikan karena efek yang ditimbulkan terhadap korbannya sangat membekas. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pencegahan kasus bullying di sekolah yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan studi literatur. Berdasarkan hasil yang penulis dapatkan dari studi literatur bullying dapat diartikan sebagai tindakan penindasan atau pengintimidasian yang dilakukan kepada orang lain. Sekolah memiliki manajemen layanan khusus yang mana memiliki tujuan agar memperlancar dan mempermudah pembelajaran. Salah satu layanan khusus yang terdapat di sekolah yakni layanan bimbingan dan konseling. Pembaruan peranan guru BK atau konselor yaitu untuk memberikan bantuan kepada para siswa dalam menjalani aktivitasnya secara mandiri dan terus berprogres dan juga berperan dalam menyelesaikan masalah peserta didik. Maka dari itu dapat dilihat bahwa guru BK memiliki peran yang penting dalam upaya mencegah dan menangani kasus bullying di sekolah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.