No abstract

This article presents data on the shift in urban youth consumption patterns from offline shopping to online shopping, and data on the tastes of urban youths towards local branded products marketed through online shopping. The data in this article were obtained from the results of field studies in five cities and regencies, namely: Surabaya City, Malang City, Kediri City, Sidoarjo Regency and Jember Regency. The number of respondents surveyed was 500. The research data can be used by researchers who are interested in studying lifestyle and consumption behaviour of urban youth. The data on patterns of consumption behaviour of young people towards local brand products can also be used as a reference for local brand business people to develop their business development strategies if they are targeting at young people.

Predikat “Kota UMKM Indonesia” bagi Sidoarjo yang memiliki potensi kuat dalam bidang produsen makanan dan minuman berusaha mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui industri UMKM yang diselaraskan dengan pengembangan industri pariwisata, mampu menjadi senjata yang ampuh untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Sidoarjo. Wisata gastronomi menjadi strategi yang tepat dalam mengembangkan industri pariwisata di Sidoarjo. Penelitian ini menjelaskan mengenai bentuk pengembangan wisata gastronomi yang tepat untuk dilakukan di Sidoarjo, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan data penelitian diperoleh dari wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Informan penelitian ini adalah para pelaku UMKM di Sidoarjo yang tergabung dalam ASMAMINDA yaitu asosiasi yang beranggotakan produsen makanan dan munuman khas Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan sinergitas yang baik di antara para pelaku UMKM yang tergabung dalam ASMAMINDA agar wisata gastronomi dapat menarik wisatawan untuk datang ke Sidoarjo. Sinergitas harus dilakukan dalam segala aspek, mulai dari pengelolaan produk dari setiap UMKM sampai pada media promosi yang akan digunakan. Bukan hanya menjual produk kuliner, tetapi pelaku UMKM yang tergabung dalam ASMAMINDA harus mampu menciptakan nilai lebih dari hanya sekedar menjual makanan dan minuman. Seluk-beluk proses pembuatan produk makanan dan minuman dengan kesesuaiannya terhadap nilai budaya lokal Sidoarjo harus mampu dikemas menjadi sebuah produk pariwisata yang memberikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Sidoarjo. Selain itu, dukungan dari para stakeholder, terutama dinas terkait yaitu Dinas Pariwisata serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan sangat diperlukan, tidak hanya memberdayakan para pelaku UMKM tetapi juga melakukan monitoring demi menyukseskan pengembangan wisata gastronomi di Kabupaten Sidoarjo.

The Directorate General of Taxes (DGT) has been running a tax reform program to enable a comprehensive transformation in the taxation system to create a strong, credible, and accountable tax institution. This program enhances equitable taxation and an excellent and integrated data expansion to increase tax revenues. The discourses on tax reform are primarily promoted on DGT communication channels, including its online social media. This discourse leads to a likely impact of a partial taxation system. Thisresearch aims to analyze the discourse of tax reform on the online social media of DGT using Norman Fairclough’s Critical Discourse Analysis based on texts on online media as the primary data. It was revealed that DGT conveys messages about tax reform in three ways: tax reformation as a public communication campaign, discourse of Indonesia taxation transparency, and discourse of taxation in the Directorate General of Taxes to face the 4.0 industrial revolution. DGT conveys these three discourses according to its work scope as a state institution that constantly strives for making transformations through its programs that are carried out based on the provisions of the umbrella institutions, including the vision and mission of the President. In this case, the President’s vision and mission are inseparable from the demands of the times, international pressure, the history of the nation, and social changes in society.

The information generated by the hate spread of accounts on social media after the 2019 presidential election is increasingly widespread even though the political contestation has ended. The emergence of warring political accounts on social media continues to this day. This study aims to analyze accounts that act as actors who spread hate speech issues on social media, especially on Facebook and Instagram. The method used is netnography. The results of the study show that, first, there is a network of actors who control accounts on social media. Second, the discovery of groups of accounts that act as actors, namely the Counter-Government Actor Group and the Pro Actor Group. Therefore, it can be concluded that this war on social media uses an offensive pattern that is used as a way of self-defense.