Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang telah dikembangkan berdasar kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dan efeknya terhadapketerampilan abad 21 mahasiswa. Penelitian ini menerapkan rancangan penelitian mixed method, yang melibatkan seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas PGRI Kanjuruhan Malang. Datakuantitatif dikumpulkan dari data pengisian angket sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil deep interview yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran di luar kampus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka telah mampu meningkatkan keterampilan komunikasi siswa, kreativitas siswa, berpikir kritis, dan peningkatan keterampilan kolaborasi siswa. Dari tiga bentuk kegiatan pembelajaran di luar kampus yang telah diterapkan, Kuliah Kerja Nyata Tematik merupakan bentuk kegiatan pembelajaran di luar kampus palingefektif dalam meningkatkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Bentuk kegiatan pembelajaran di luar kampus lainnya yaitu Asistensi Mengajar dan Kampus Mengajar efektif meningkatkan kreativitas dan berpikir kritis. Peningkatan keterampilan abad 21, dapat dilakukan dengan mengikutsertakan mahasiswa pada dua bentuk kegiatan pembelajaran di luar kampus dengan karakteristik lingkungan belajar berbeda.
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Modul IPA Terpadu Berbasis Scaffolding pada Tema Gerak, mengetahui kualitas modul IPA Terpadu, dan mengetahui respon guru dan siswa terhadap modul IPA Terpadu. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Borg dan Gall y ang dimodifikasi oleh Sugiyono. Hasil penelitian modul IPA Terpadu untuk siswa yang dikembangkan menurut ahli materi dan ahli media memiliki kualitas persentase masing -masing 85% (sangat baik) dan 86,6% (sangat baik). Sedangkan modul untuk guru menurut ahli materi dan ahli media memiliki kualitas dengan persentase masing-masing 84% (sangat baik) dan 87% (sangat baik), respon guru terhadap modul guru dan modul siswa adalah Sangat Setuju dengan persentase masing -masing 87,5% dan 89,84%. Dari 10 siswa SMP Negeri 3 Kepanjen pada uji terbatas, mendapat respon siswa terhadap modul IPA siswa adalah Sangat Setuju dengan persentase 85%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Modul IPA Terpadu Berbasis Scaffolding pada Tema Gerak telah memenuhi kriteria kualitas Sangat Baik dan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar IPA Terpadu untuk siswa kelas VIII SMP/MTs.
Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar pada siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi antara yang belajar menggunakan model blended learning dan model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian posttest only control group design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA MAN Baureno Bojonegoro dan sampelnya yaitu kelas XI-MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol. Data dianalisis menggunakan anova dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sig 0,045 ≤ 0,05, artinya ada perbedaan prestasi belajar pada siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi antara yang belajar menggunakan model blended learning dan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, siswa dengan kemandirian tinggi yang mengikuti blended learning menggunakan scholoogy cenderung belajar lebih baik dan akan senantiasa bersaing untuk menunjukkan hasil yang terbaik..
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.