Dismenore adalah salah satu dari banyak gangguan menstruasi yang dialami wanita, rasa sakit terjadi sesaat sebelum menstruasi atau selama menstruasi dan dapat bertahan selama beberapa hari menstruasi. Rasa sakit dan kecemasan selama dismenore akan mempengaruhi gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari para remaja. Tujuan dari penelitia ini adalah untuk menganalisis hubungan antara skor nyeri dan skor kecemasan dengan skor kualitas hidup pada remaja selama dismenore. Jenis penelitian ini adalah non-eksperimental dengan desain cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah 118 siswi di SMP 1 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel bersifat purposive. Uji analisis yang digunakan untuk melihat hubungan adalah uji korelasi pearson.Temuan dari penelitian ini adalah rata-rata skor kecemasan yang dialami oleh remaja dengan dismenorea di SMPN 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta adalah 14.95. Sedangkan skor rata-rata nyeri yang dialami oleh remaja adalah 3.04 dan skor kualitas hidup rata-rata adalah 60.22. Analisis bivariat antara skor kecemasan variabel dengan kualitas hidup mendapatkan nilai p=0.041 dan antara skor nyeri dengan kualitas hidup mendapatkan nilai p=0.010. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara skor kecemasan dan skor nyeri dengan skor kualitas hidup pada remaja selama dismenore (p value <0.05).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kreatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian one group pretest-postest design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4Lamongan, semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian menunjukkan: Skor rata-rata keterampilan berpikir kreatif siswa pada pre test 41,67 sedangkan post test 79, 17 dengan N-Gain 0,79 berkategori tinggi. Siswa merespon positif pembelajaran berbasis inkuiri terbimbingdengan persentase 95,79%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.Kata Kunci : Inkuiri Terbimbing,Keterampilan Berpikir Kreatif
Latar belakang: Kesulitan menyesuaikan diri merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan pada mahasiswa. Kondisi kecemasan tersebut menjadikan mahasiswa memiliki perasaan yang tidak pasti, tidak berdaya dan tidak nyaman. Proses penyesuaian diri yang dialami mahasiswa melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku yang dimana individu berusaha menanggulangi tuntutan dalam diri maupun lingkungannya. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan penyesuaian diri pada mahasiswa keperawatan Stikes Surya Global Yogyakarta. Metode penelitian: Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sebanyak 55 keperawatan mahasiswa semester 2 tahun ajaran 2021. Instrumen pengambilan data menggunakan kuesioner Hamilton anxiety rating scale (HARS) dan kuesioner Psychological adjusment scale (PAS) yang telah baku. Analisa data menggunakan uji korelasi Kendall-tau dengan taraf signifikan 5%. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam kategori kecemasan berat sebesar 34 responden (61,8%) dan mayoritas penyesuaian diri mahasiswa keperawatan dalam kategori penyesuaian diri kurang baik sebesar 32 responden (58,2%) dengan nilai siginifikasi sebesar 0,000 (p < 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan penyesuaian diri pada mahasiswa keperawatan di Stikes Surya Global Yogyakarta.
This study aims to determine consumer perceptions of the factors that influence the decision of consumers shopping at Mega Mall Ayani Pontianak. This research uses descriptive method through a qualitative approach. The population in this study is that consumers who visit and shop at Mega Mall Ayani Pontianak. Samples taken as many as 100 respondents using accidental sampling technique. Data were analyzed using analysis of the average score (mean) then the results are interpreted and drawn kesimpulan.Hasil research shows that consumers' perceptions of the factors that influence the decision of consumers shopping at Mega Mall Ayani Pontianak included either. This is due to the availability of a wide range of consumer needs while providing a variety of entertainment options. Social factors include the reference group, the family and the role and status affect consumer decisions Ayani Mega Mall shopping in Pontianak, where the family plays a major role against the decision of consumers shopping at the mall followed by the reference group and the role and social status.
Pandemi Covid 19 berpengaruh pada program KB (Keluarga Berencana). Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menekan penularan virus ini dengan memberikan pelayanan KB secara Online. Selain itu PUS (Pasangan Usia Subur) dianjurkan untuk menunda kehamilan. Akan tetapi bila kebijakan tersebut tidak diikuti dengan ketepatan penggunaan alat kontrasepsi serta terjadinya penurunan kepesertaan KB maka akan terjadi lonjakan jumlah penduduk. Oleh karena itu perawat sebagai edukator memiliki tanggung jawab dalam memberikan edukasi sehingga tingkat pengetahuan tentang KB meningkat. Pengabmas ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) mengenai KB dan penggunaan alat kontrasepsi yang tepat di masa pandemi Covid 19. Metode yang digunakan dengan memberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan tentang KB melalui link google meet dengan media power point pada WUS di Dusun Trukan, Segoroyoso, Pleret, Bantul yang berjumlah 40 orang. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan maka dilakukan pretest dan posttest menggunakan kuesioner. Hasil pengabmas menunjukkan nilai rata-rata sebelum penkes KB yaitu 58 (kurang) dan nilai rata-rata setelah penkes yaitu 88 (baik). Penggunaan alat kontrasepsi sebelum dilakukan penkes yaitu 17 orang (44%) tidak memakai alat kontrasepsi. WUS yang menggunakan alat kontrasepsi mayoritas menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu 8 orang (35%) dari 23 WUS. Pendidikan kesehatan pada kegiatan pengabmas di Dusun Trukan, Segoroyoso, Pleret, Bantul di masa pandemi Covid 19 mampu meningkatkan pengetahuan WUS tentang KB, namun WUS belum mampu memutuskan penggunaan alat kontrasepsi yang tepat dikarenakan harus berdiskusi dengan suami/pasangan.
Background: Patient satisfaction has emerged as an increasingly important health outcome and is currently used to evaluate the quality of care.Objective: To describe the level of satisfaction of mothers post-caesaren section and examine its relationship with the quality of Comprehensive Emergency Obstetric and Neonatal Care (CEmONC).Methods: This was an analytic descriptive study using cross-sectional design. The study was conducted in Alamanda ward in the General Hospital (RSUD) of Panembahan Senopati Bantul during September until November 2016. There were 55 respondents selected using purposive sampling. The instruments included The Scale for Measuring Maternal Satisfaction (SMMS) – caesarean birth and the Quality of CEmONC questionnaires. Spearman’s rho and logistic regression were performed for data analysis. Result: Results showed that 47.3% respondents rated the quality of CEmONC in high category and 56.4% were satisfied. The correlation value between quality of CEmONC and patient satisfaction was 0.285 (p = 0.035; OR = 1.96).Conclusion: Level of satisfaction of mothers after caesarean sectionwas associated with the quality of CEmONC in the General Hospital of Panembahan Senopati Bantul.
For a dancer with core competencies to be a benchmark for the success of dancing, of course, it must be mastered thoroughly. Core dance competencies consist of mastery of motion techniques (wiraga), dance inspiration (wirasa), musical sensitivity (wirama). This will be achieved well if the learning carried out has a reference or curriculum, strategy and human resources that can support these aspects. This Jaipong Wangsit dance was chosen by researchers, as a form of instructional material strategy, which can be done in non-formal education or studio, because the Jaipong dance entitled Wangsit has several aspects that support the strengthening of the potential of a dancer. The method used in this study is descriptive analysis using a qualitative approach. Jaipong Wangsit dance is a heroicthemed dance, it departs from the Wangsit song, which has a specific message or meaning. This can be used as a foundation in working on Jaipong dance works. Between the theme of songs, song lyrics, and musical characters that are interrelated with each other in Jaipong Wangsit dance can form the character of dancers. The researcher draws the conclusion that Jaipong Wangsit dance can stimulate motoric students, facilitate learning that will be applied to students in honing core competency in wiraga, wirasa, wirama, which of course by using the right learning method, one of them is CTL learning model (Contextual Teaching and Learning) who can support each process that will be given to students.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.