Serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) merupakan tanaman berkhasiat obat dengan kandungan senyawa yang dimilikinya. Geraniol, sitronelal, dan sitronelol dalam minyak atsiri sereh wangi memiliki daya antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan dari minyak atsiri serai wangi dan mengevaluasi efektivitasnya sebagai antibakteri terhadap penyebab jerawat Propionibacterium acnes. Penelitian ini bersifat eksperimental, dengan tahap pengujian meliputi identifikasi minyak atsiri dengan kromatografi Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) dan uji difusi mikrobiologi dengan metode sumuran pada berbagai variasi konsentrasi minyak, yaitu 10, 25, 50, 75, dan 100%. Hasil GC-MS menunjukkan adanya tiga komponen utama dalam minyak atsiri serai wangi, sitronelal (25,21%), geraniol (3,11%), dan cyclohexane, 1-ethenyl-1-methyl-2,4-bis(1-methylethenyl)- (1,18%). Hasil uji mikrobiologi minyak serai wangi terhadap bakteri P. acnes menunjukkan bahwa diameter daya hambat yang dihasilkan oleh masing-masing konsentrasi berbeda. Daya hambat terbesar diperoleh dari konsentrasi 100% dengan diameter penghambatan sebesar 17±2,64 mm, sedangkan daya hambat terendah dihasilkan oleh konsentrasi 10% (11,7±0,57 mm). Dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri serai wangi yang digunakan memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. acnes.
ABSTRAKDiabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah akibat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas pemberian edukasi terhadap pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diabetes mellitus. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Anggana. Sasaran kelayakan penelitian ini adalah masyarakat yang berada di daerah desa yang sebagian besar belum mengenal informasi tentang resiko, pencegahan, dan pengobatan diabetes mellitus. Metode penelitian ini menggunakan konseling dengan alat bantu booklet dan diskusi tanya jawab. Penilaian tingkat pengetahuan menggunakan kuesioner Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ) -24. Rancangan penelitian menggunakan metode kuasi eksperimental dengan one group pretest-posttest design. Pengukuran pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian intervensi digunakan analisis statistik Wilcoxon. Responden penelitian didominasi oleh perempuan 68% dan laki-laki 32% dengan rentang usia kurang dari 60 tahun sebanyak 77% dan lebih dari 60 tahun 23%. Hasil pretest menggunakan kuesioner DKQ -24 menunjukkan responden dengan kategori pengetahuan rendah sebanyak 27%, pengetahuan cukup sebanyak 65%, dan pengetahuan tinggi 8%. Dua minggu kemudian dilakukan posttest dengan menggunakan kuesioner DKQ -24, diperoleh hasil responden dengan kategori pengetahuan rendah sebanyak 3%, pengetahuan cukup sebanyak 77%, dan pengetahuan tinggi sebanyak 20%. Nilai rata-rata pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan diabetes mellitus, yaitu pretest 10,17 ± 4,891 dan posttest 14,20 ± 3,119. Ditemukan hubungan antara sebelum dan sesudah diberikan pemberian konseling dengan nilai p < 0,000. Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh peningkatan pengetahuan tentang diabetes mellitus setelah pemberian konseling. ABSTRACTDiabetes mellitus is a metabolic disease characterized by an increase in blood sugar levels due to interference with insulin secretion, insulin action or both. The aim of this research is to look the effect of counseling on public knowledge about diabetes mellitus. This research was conducted in Sidomulyo Village,
Introduction: Singapore is one of the countries with the lowest mortality rate and the best handling of COVID-19. Singapore can be an example for Indonesia on COVID 19 pandemic handling.Methods: The method used is a literature review from google platform with these keywords: “Singapore Health Policy in COVID-19, Indonesian Health Policy in COVID-19, Singapore's success in suppressing COVID-19”. The analysis was done by comparing the policies taken from the two countries in dealing with COVID-19.Results: Singapore and Indonesia did indeed have very big differences in terms of government and in broad areas, it cannot be denied that Indonesia can have the same opportunity as Singapore in providing a good health disaster mitigation system for the community. Three factors influence Singapore's success in dealing with COVID-19: 1) having a responsive and efficient health disaster mitigation system, 2) government legitimacy which is determined by the capacity of the state. Singapore has a semi-centralized government with high legitimacy the experience of dealing with pandemics in the past, 3) Singapore's experience with SARS in the past makes Singaporeans understand very well the impact of the pandemic on their economic activities and social life.Conclusion: Several things can be emulated from Singapore in handling COVID-19 was the transparency, strong communication between community and the government, prioritizing the benefit and safety of civil society and building obedience and awareness of Covid 19 prevention.
Sleep is one of the basic human needs that important to support health. The existence of problems in the sleep phase can be the cause of various medical and psychological conditions. The existence of policy to online learning in Covid-19 pandemic can be one of the factors that can affect the quality of student sleep. This research aims to describe of the sleep quality description of pharmacy students during the pandemic. This research is use the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire to assessment sleep quality of pharmacy student at the Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur from July to August 2020 and It was obtained as 140 respondents. The PSQI has seven components related to sleep habits including sleep duration, sleep disturbance, sleep latency time, sleep efficiency habits, daytime dysfunction, use of sleeping pills, and overall sleep quality. This research shown that 84.3% respondents is female sex. 42.1% of respondents needed more than 30 minutes to fall asleep. 81% of pharmacy students were classified in the poor sleepers group based on the PSQI scoring results. This shows that most pharmacy students had poor sleep quality during the Covid-19 pandemic.
Kelulut bee (Trigona sp.) products knowly as honey, pollen and propolis. Kelulut beekeepers in Samarinda are still oriented towards income from the sale of honey. The purpose of this activity is to improve the understanding and skills of kelulut beekeepers in making derivative products from honey as an alternative to selling value products. This community service is carried out by means of education and training in making products made from honey, propolis and pollen. The results of the evaluation of community service activities are measured by their level of understanding after being given training to have a good increase in the level of knowledge. The activity received a very good appreciation and participants hoped that the activity would be carried out regularly.
At the time of fasting proper use of drugs is needed, because the schedule of taking different drugs will affect of the drug. Schedule for taking medication affects the fate of drugs in the body, because it needs to be careful in changing the schedule of taking medication. So it can be said that the need for knowledge of drug use during fasting. The aim of this study was found the influence of educational background, especially in the health and non-health fields on knowledge of drug use during fasting. This research was conducted by survey testing using Google Form, by submitting several statements regarding the knowledge of drug use during fasting which is listed in the KDUF (Knowledge of Drug Use during Fasting) questionnaire. The total value of the questionnaire is categorized into 3, namely low, moderate, and good. The results showed that the moderate knowledge category in the health group is 26% and non-health is 30%, while the knowledge category is good for the health group at 74% and the non-health group at 70%. The results of the statistical analysis showed no significant relationship between the background of health and non-health education (P> 0.05). So it can be concluded that there is no difference in the influence of health and non-health education background on knowledge of drug use during fasting.
Banyaknya Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan di sekitar kita memberikan kemudahan untuk memilih Apotek mana yang memberikan pelayanan yang berkualitas, tersedianya pelayanan yang berkualitas akan mendatangkan kepuasan bagi konsumen, kepuasan konsumen didapat jika pengalamannya terhadap suatu pelayanan sebanding atau melebihi harapan. Salah satu pelayanan kesehatan yang banyak terjadi di Apotek adalah swamedikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan swamedikasi di Apotek Kabupaten Nunukan. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian deskriptif dan metode purposive sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, sampel diperoleh dengan melibatkan 100 responden yang melakukan swamedikasi di Apotek yang ada di Kabupaten Nunukan pada bulan Agustus 2022. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel kemudian dianalisis dengan membandingkan kenyataan dirasakan dan layanan yang diharapkan konsumen dalam diagram kartesius yang terdiri atas 4 bagian yaitu kuadran 1 prioritas utama, kuadran 2 pertahankan prestasi, kuadran 3 prioritas rendah dan kuadran 4 berlebihan. Berdasarkan hasil penelitian keseluruhan kepuasan konsumen terhadap pelayanan swamedikasi di Apotek Kabupaten Nunukan adalah rata rata menjawab puas dengan rata-rata nilai kenyataan dirasakan (4.43) dan rata-rata nilai layanan yang diharapkan (4.39) sehingga kesimpulannya yaitu nilai kenyataan sebanding dengan apa yang diharapakan konsumen.
Di Indonesia prevalensi penyakit tidak menular mengalami peningkatan, salah satunya penyakit hipertensi. Hal ini dihubungkan dengan adanya pola hidup yang kurang baik dari masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, pembagian leaflet dan juga diskusi aktif. Pada kegiatan pengabdian ini juga dilakukan pengukuran efektivitas kegiatan dengan menggunakan kuisioner pretest dan posttest. Mitra kegiatan ini adalah masyarakat di Jalan Damai Kelurahan Sidodamai Samarinda. Hasil menunjukkan profil sosiodemografi dari peserta pengabdian adalah 78% berjenis kelamin perempuan dan 22% berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak 28% peserta berada pada rentang umur 26-35 tahu, 39% pada rentang umur 36-45 tahun, dan 33% pada rentang umur 46-55 tahun. Secara umum, peserta adalah ibu rumah tangga, karyawan dan wiraswasta dengan taraf pendidikan terbanyak adalah SMA. Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata dari 5,5 menjadi 8,55. Hal ini menunjukkan, adanya peningkatan pengetahuan dari peserta setelah dilakukannya penyuluhan. Peningkatan ini diharapkan juga mampu meningkatkan pola dan gaya hidup peserta menjadi lebih baik sehingga mampu mencegah kejadian hipertensi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.