Permasalahan sistem layanan haji tidak hanya fokus pada antrian panjang pendaftar haji, namun juga pada layanan pantauan keberangkatan dan pemulangan, rencana perjalanan haji, layanan kesehatan, dan penyediaan peta shalawat bagi jamaah. Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah telah mengembangkan prototipe sistem mandiri layanan haji yang berfokus pada pantauan keberangkatan dan pemulangan, rencana perjalanan haji, jamaah sakit dan wafat, dan peta shalawat. Pada pengembangan sebelumnya evaluasi dilakukan hanya menggunakan test case kebutuhan fungsional. Evaluasi hanya mengecek apakah kebutuhan fungsional sudah di tambahkan pada prototipe sistem; bagaimana progres pengembangannya. Pada penelitian ini, kami mengusulkan teknik pengujian perangkat lunak untuk mengevaluasi keseluruhan prototipe sistem yang terdiri dari white box testing, black box testing, dan user acceptance testing. Teknik pengujian diusulkan untuk mengetahui bug dan kesalahan – kesalahan yang terjadi pada internal dan eksternal sistem. Selain itu, kami melibatkan para petugas TPHD untuk mendapatkan hasil evaluasi berdasarkan kebutuhan pengguna. Pada pengujian white box diperoleh bahwa source code memiliki derajat kompleksitas yang rendah, artinya sistem tidak terlalu banyak memberikan alternatif halaman. Pada pengujian black box diperoleh bahwa secara umum masukan dan luaran sistem telah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Fitur dan informasi yang disediakan tidak memberikan makna ganda dalam penggunaannya. Pada pengujian UAT, kami menggunakan kuesioner dengan likert scale skala 5. Hasilnya, para responden setuju (diatas 56%) bahwa secara keseluruhan sistem layanan haji dapat membantu petugas TPHD. Meskipun, masih terdapat beberapa kelemahan yaitu, sistem kurang responsive dan fungsionalitas sistem perlu diperbaiki.
Abstract-Requirement Engineering is one of stages in the software development. One of the challenges in requirements engineering is the use of tools in modeling the requirements. The number of requirements modeling applications does not guarantee that an analyst can model the needs appropriately for the complexity of the application, because the cost of modeling applications is too expensive to affect the use of such applications to model the requirements. Another problem faced by students on education is the difficulty in applying knowledge about software engineering. For example, if students are given a project from the industry, the requirements elicitation and modeling application are usually needed. The tools used in the industry are sometimes not suitable for education purposes. This paper aims to develop a tool for requirements modeling, to assist novice analyst in learning and classifying UML diagrams as well as learning the syntax. The tool is named RMTool, which is an object-oriented modeling tool based on web. Testing is conducted both on the developer and the user environment. Evaluation by end users involves 76 students as novice analyst to test the effectiveness and usefulness of modeling tool using questionnaire. The evaluation results show that the majority of students are satisfied using the application.Intisari-Rekayasa persyaratan atau kebutuhan adalah salah satu tahapan dalam pembangunan perangkat lunak. Salah satu tantangan dalam rekayasa kebutuhan adalah penggunaan aplikasi bantu dalam pemodelan kebutuhan. Banyaknya aplikasi pemodelan kebutuhan tidak menjamin seorang analis dapat memodelkan kebutuhan dengan tepat guna dikarenakan kompleksnya aplikasi kebutuhan yang ada. Relatif mahalnya aplikasi pemodelan juga memengaruhi penggunaan aplikasi tersebut untuk memodelkan kebutuhan. Masalah lain yang dihadapi siswa dalam dunia pendidikan adalah kesulitan menerapkan pengetahuan tentang rekayasa perangkat lunak dalam dunia nyata. Sebagai contoh, apabila siswa diberikan proyek dari dunia industri, biasanya siswa akan melakukan elisitasi kebutuhan dan memerlukan aplikasi pemodelan. Aplikasi yang digunakan di dunia industri kadangkala tidak cocok untuk digunakan dalam dunia pendidikan. Makalah ini bertujuan merancang perangkat lunak pemodelan kebutuhan guna membantu analis pemula dalam mempelajari dan mengklasifikasikan diagram UML serta mempelajari syntax dan memodelkan kebutuhan. Aplikasi yang dibangun bernama RMTool, yang merupakan aplikasi pemodelan kebutuhan berorientasi objek berbasis web. Setelah RMTool dibangun, dilakukan pengujian, baik di lingkungan pengembang maupun di lingkungan pengguna. Evaluasi RMTool di lingkungan pengguna melibatkan 76 siswa sebagai analis pemula untuk menguji efektifitas dan kegunaan aplikasi pemodelan menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa puas menggunakan aplikasi tersebut.
Pengelolaan data pasien pada sebuah rumah sakit atau klinik menjadi hal yang penting demi lancarnya aktivitas di rumah sakit atau klinik tersebut. Penelitian ini memiliki tujuan merancang Sistem Informasi Pengarsipan Data Pasien pada Klinik Cemara. Perangkat lunak yang dirancang memiliki fitur penambahan data diri pasien baru, menyimpan data diri pasien, menghapus data pasien yang sudah lama tidak berobat, serta mengupdate data diri pasien, jika sewaktu mendaftar ada ketentuan yang belum terpenuhi. Analisis kebutuhan sistem menggunakan analisis berorientasi objek dengan menggunakan diagram use case untuk menggambarkan fungsionalitas sistem, dan diagram kelas untuk menggambarkan hubungan antar kelas. Setelah dilakukan implementasi dan evaluasi hasil penggunaan aplikasi dilakukan pengujian baik secara alpha maupun beta. Pengujian dilingkungan pengguna menggunakan empat parameter yakni kebermanfaatan aplikasi, kemudahan dipelajari, kemudahan penggunaan dan kepuasan pengguna. Hasil evaluasi menunjukan bahwa 80% pengguna setuju aplikasi bermanfaat, 80% setuju aplikasi mudah dipelajari, dan 80% pengguna puas terhadap aplikasi tersebut. Bahkan 100% pengguna setuju aplikasi mudah untuk digunakan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa aplikasi ini bermanfaat dan membantu dalam proses pengarsipan data pasien di Klinik Cemara. Kata kunci: Sistem Informasi, Arsip, Pasien, Klinik
Matakuliah proyek perangkat lunak digunakan untuk melatih mahasiswa dalam penguasaan materi pengembangan perangkat lunak yang terdiri dari analisis, desain, implementasi, dan evaluasi. Mahasiswa diajarkan bagaimana cara mengerjakan perangkat lunak dari tahap awal hingga tahap akhir. Selain itu, mahasiswa juga dilatih untuk bekerja secara tim. Permasalahan yang terdapat pada Universitas Dian Nuswantoro adalah pembentukan kelompok masih dilakukan secara random-select. Pembentukan kelompok yang dilakukan mahasiswa berdasarkan unsur pertemanan, satu komunitas, atau grup di social media seperti WhatsApp. Hasilnya, terjadi ketidakseimbangan di dalam kelompok tim proyek. Ketidakseimbangan tim proyek dapat menyebabkan gagalnya proyek pengembangan perangkat lunak. Penelitian ini mengusulkan eksperimen pendekatan dynamic group formation dengan algoritma genetika. Hasil dari eksperimen menunjukkan bahwa algoritma genetika mampu membantu pembentukan kelompok tim proyek dengan tingkat keberhasilan 87.5% dengan pengaturan inisial populasi adalah 100 populasi dan probabilitas crossover adalah 0.6. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan alternatif pembentukan kelompok mahasiswa secara dinamis guna mendukung kolaborasi tim proyek mahasiswa. Pada proyek perangkat lunak kedepan, tidak ada pembentukan tim proyek secara homogen atau pemilihan anggota tim proyek secara self-select atau random-select. AbstractSoftware project courses are used to train students in mastering software development materials consisting of analysis, design, implementation, and evaluation. Students are taught how to work on software from the initial stage to the final stage. In addition, students are also trained to work in teams. The problem in Universitas Dian Nuswantoro is that group formation is still done randomly-selectively. The formation of groups by students is based on the friendship level, a community, or a group on social media such as WhatsApp. As a result, there is an imbalance in the project team. Imbalance of the project team can cause the failure of software development projects. This study proposes an experiment using a dynamic group formation approach with genetic algorithms. The results of the experiment show that the genetic algorithm is able to help the formation of project team groups with a success rate of 87.5% with the initial population is 100 population and the probability of crossover (pc) is 0.6. The objective of this study is to provide an alternative dynamic formation of student groups to support the collaboration of student project teams. In the future, there is no homogeneous project team formation or selection of member teams using a self-select or random-select method.
SMK Syafi’i Akrom Pekalongan adalah salah satu lembaga pendidikan vokasi yang menyediakan pendidikan dengan kurikulum nasional. Pada masa pandemi covid19, SMK Syafi’i Akrom berperan dalam menerapkan pembelajaran secara daring. Namun, beberapa guru masih ada yang kesulitan dalam menerapkan pembelajaran secara online. Menurut Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum menyatakan bahwa beberapa guru masih kesulitan dalam menggunakan aplikasi Learning Management System guna mendukung pembelajaran online. Berdasarkan permasalahan tersebut, pengabdian masyarakat ditujukan untuk memberikan pendampingan bagi guru – guru dalam menggunakan aplikasi LMS yaitu Edmodo. Target utama adalah para guru mampu mengetahui tata cara penggunaan LMS Edmodo.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.